Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Group rock legendaris God Bless mengenang masa kejayaan musik rock di Kota Malang pada era 1970-1980an. Para personelnya yang hadir, Ahmad Albar, Doni Fatah, Ian Antono dan Abadi Soesman berbagi cerita tentang pergerakan rock yang menjadi genre musik papan teratas pada masa itu.
"Kita yang dulu di awal-awal saya tampil di Malang, itu anak muda di sini selalu kritis, selalu menggikuti perkembangan musik dan mereka tahu betul seleranya, mempunyai selera musik," kata Ahmad Albar di Konferensi Pers Ngalam NgerocKembali Godbless di Balaikota Malang, Selasa (3/3).
"Pemusik-pemusik pop sangat jarang yang berani tampil di Malang waktu itu, tahun 1980-an. Kemudian tahun 1990-an agak beda. Kemudian tahun 2000-an, mulai bangkit kembali," sambung penyanyi berusia 73 tahun itu.
God Bless © KapanLagi/Boni Susanto
Kisah kenangan juga disampaikan oleh Ian Antono yang merupakan orang Malang asli. Gitaris Godbless itu mengaku bangga memiliki kesempatan kembali bermusik di tanah kelahiran yang turut membesarkan karirnya.
"Sekitar 40 tahun yang lalu atau 45 tahun, bersama Abadi Soesman sama juga asli dari Malang. Perjalanan karir saya selama ini baru sekitar 2-3 kali konser di Malang. Jarang sekali terjadi, mudah-mudahan besok menjadi konser yang menyenangkan," kisahnya.
Tidak mau ketinggalan, basis Doni Fatah mengaku beberapa kali konser di Malang sejak 1975 bersama Ahmad Albar. Saat rambut Doni diceritakan masih panjang hingga sepinggang, hingga perjalanan usia mengantarkan rambutnya rontok seperti sekarang ini.
"Seingat saya rambut saya masih sepantat mas, sekarang kayak (botak) begini. Jadi nomor satu memang di Malang ini. Alhamdulillah kita bisa ketemu kembali, sampai jumpa besok," sambungnya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Abadi Soesman yang juga asli dari Malang tak mau kalah menceritakan kisah masa lalunya dengan tanah kelahirannya itu. Abadi merasa sangat bangga dengan perkembangan Kota Malang yang menurutnya sudah sangat jauh berbeda dari yang dikenalnya dulu.
"Saya bangga sekali Malang menjadi seperti ini. Saya meninggalkan Malang tahun 1970, kalau Malang tahun 1970 sudah seperti ini, saya tidak meninggalkan Malang. Godbless bisa bermarkas di Malang," sambung sang keyboardis disambut tawa.
"Saya waktu itu mencari guru, tidak ada. Saya bertemu Ian Antono, berdua ngobrol ngarol-ngidul, tidak karu-karuan, suwe-suwe tukaran (berkelahi). Saat itu belajar musik, akhirnya hijrah," kenangnya.
Advertisement
God Bless © KapanLagi/Boni Susanto
Abadi awalnya hijrah ke Surabaya. Namun karena merasa tak menemukan tantangan yang berarti, Ia memutuskan untuk terbang ke Jakarta. Tentunya kini Ia sangat bangga bisa kembali ke Malang, apalagi dalam kondisi yang bisa dibilang sukses.
"Ya sudah, akhirnya ke sana, Jakarta. Pantang kembali sebelum sukses. Alhamdulillah doa teman-teman di Malang bisa kembali mengunjungi bersama grup besar Indonesia, Godbless," tuturnya.
Ahmad Albar punya pandangan yang sangat positif tentang Kota Malang. Bahkan menurutnya Kota Apel ini merupakan barometer dari musik rock Tanah Air, dari dulu hingga sekarag.
"Saya mulai hadir di Malang tahun 1973, sampai sekarang saya masih merasakan Malang sebagai barometer musik rock di Indonesia. Rock never die di Malang ini. Hidup terus, selalu. Memang ada up and down, di mana musik selalu sepi dan bangkit kembali. Bukan hanya Malang saja, tapi God Bless sendiri pun begitu. Mengalami beberapa kali kevakuman, tapi kita tetap bersemangat sampai sekarang ini," kisahnya.
God Bless © KapanLagi/Boni Susanto
Godbless akan tampil dalam konser Ngalam NgerocKembali Godbless di Graha Cakrawala Universitas Negeri (UM) Malang, Rabu (4/3). Konser digelar dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya.
Godbless berjanji akan memberikan penampilan terbaiknya dengan mempersiapkan 12-15 lagu. Kondisinya memang benar-benar siap, apalagi setelah sebelumnya konser barsama Scorpion di Yogjakarta.
"Matangnya persiapan ini bukan karena mendampingi Scorpion, justru kita main di Malang ini, jangan sampai memalukan. Engkok (nanti) aku diurak (disoraki), malu kan," kata Abadi Soesma tertawa.
Lagu-lagu hits sudah pasti akan dibawakan, seperti Semut Hitam, Panggung Sandiwara, Rumah Kita dan lain-lain. Namun teristimewa akan membawakan lagu Sesat (album pertama) dan Cermin (album kedua) yang khusus untuk warga Malang.
"Mudah-mudahanan masyarakat masih bisa mengerti lagunya, karena lagu ini panjang banget, spesial untuk masyarakat Malang, lagu ini akan kita bawakan," kata Doni Fatah.
Ahmad Albar memastikan penampilannya akan maksimal dengan dukungan sound sistem dan lighting yang sudah distandarisasi oleh management God Bless. Pangungnya juga luas sehingga dapat memberi keleluasan pada para penonton jingkrak-jingkrak bareng.
"Mudah-mudahan ke depannya diadakan festival-festival musik rock, yang dapat mengangkat musik rock. Supaya yang muda punya kesempatan tampil dan lebih kreatif dalam bermusik, khususnya musik rock seperti tahun 1970-80-an. Itu yang saya harapkan," pungkas Ahmad Albar.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Advertisement