Diperbarui: Diterbitkan:
Sejak awal, saya selalu menyukai Efek Rumah Kaca. Bagi saya, mereka adalah band cerdas dan berkarakter. Syarat terakhir menjadi band keren dipenuhi dengan dua rilisan fisik yang konsisten jujurnya. Dan Pandai Besi, adalah Efek Rumah Kaca, ditambah kawan-kawan baik mereka, seperti Poppi (bas), Andi Hans (gitar), M. Asranur (piano) dan Agustinus Panji (trumpet). Nama Pandai Besi saja sudah amat mengesankan. Begitu Indonesia, dan kokoh. Terbayang bila musikalitas ERK disertai instrumen 'mencekam' macam trumpet dan piano.
video: Efek Rumah Kaca
Jadinya, memang menawan. Di Januari 2013, saya berkesempatan menonton Efek Rumah Kaca dan Pandai Besi sepanggung di sebuah kafe di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Sebuah show yang memang dihadiri oleh penggemar ERK, di mana hampir semuanya terdiam saat mereka bermutasi menjadi Pandai Besi. Mengaransemen ulang lagu-lagu ERK, tempaan Pandai Besi membuatnya terasa lebih segar.
Keenam pandai besi ini meleburkan nada dan lirik Efek Rumah Kaca, menjadikan bentuk baru yang walaupun panas, namun nyaman. Terkadang ada sedikit distorsi, lalu tiupan lembut trumpet mengisi kesunyian. Mengejutkan. Membingungkan. Bikin penasaran. Dan itu pelatuk yang menggelitik untuk mendengarkan lebih lanjut, lebih lama, lebih panjang, sepanjang durasi lagu Pandai Besi.
Sejatinya, ERK sedang dalam penggarapan album ketiga selepas EFEK RUMAH KACA dan KAMAR GELAP. Jingga (yang dulunya dikenal sebagai Hilang) adalah 'colongan' materi album ketiga ERK, yang sudah cukup dikenal publik. Saya diberitahu, album ketiga bakal lebih suram dan lebih berat. Rilis yang molor melulu rupanya bikin mereka bosan juga. Maka lahirlah para pandai besi yang menempa materi lama menjadi baru.
Advertisement
video: @aditdanvideo
Rasa penasaran soal album ketiga ERK tampaknya masih harus ditahan, karena Pandai Besi mendadak menjadi proyek serius. Yang selanjutnya saya dengar, mereka bikin album. Wah. Ini di luar dugaan. Bikin albumnya di Lokananta, Solo, pula. Ini bukan main-main. Yang peduli musik Indonesia pasti tahu studio legendaris di Solo itu, dengan catatan rekaman dilakukan secara live.
Lebih menarik lagi, ketika Pandai Besi melibatkan publik dalam proses rekaman tersebut. Mereka mencoba sebuah sistem bernama Crowdfunding. Bukan sistem baru, hanya saja tidak lazim dipraktekkan di industri Indonesia yang serba lalala-yeyeye. Seperti pada umumnya sebuah hal baru di negeri ini, pro dan kontra pasti selalu ada. Untungnya, kontra tersebut tidak menghentikan Pandai Besi.
video: @Efek Rumah Kaca
video: Efek Rumah Kaca
Menjelang tanggal 20 Maret 2013, hari terakhir Crowdfunding Pandai Besi yang sudah menyelesaikan rekaman di Solo pada pertengahan Maret, email membanjiri situs resmi ERK. Beberapa menit lewat pukul 12 malam, tanggal 20 Maret, saya diberitahu, dana yang terkumpul tembus 100 juta rupiah!
Ini hebat. Mereka yang berani mencoba hal-hal baru, dan itu layak dihormati. Dan di sini, bukan hanya Pandai Besi, namun juga penyimak mereka. Sekalipun ERK punya Mosi Tak Percaya, namun jelas publik mempercayai dan mencintai Pandai Besi. Musiknya menjadi lebih segmented? Mungkin juga. Tetapi bakal selalu ada orang-orang yang berkenan membuka pikiran dan telinganya.
Tak hanya Pandai Besi yang memulai sebuah sejarah, sebuah sistem, namun juga yang serta dalam Crowdfunding. Bukan hanya paket pilihan sendiri yang mereka dapatkan, bukan hanya nama mereka akan tercantum di rilisan fisik Pandai Besi, namun lebih dari itu, mereka menempatkan diri menjadi seseorang yang tahu cara menghargai. Artinya, mereka pun patut dihargai. Dengan kata lain, mereka layak berbangga hati, karena tidak menjadi pencari mp3 gratisan.
Dikatakan dalam situs resmi Efek Rumah Kaca, ada 9 lagu yang bakal termuat dalam album Pandai Besi. Hujan Jangan Marah, Menjadi Indonesia, Di Udara, Melankolia, Jangan Bakar Buku, Laki-laki Pemalu, Debu-debu Beterbangan, Jalang, dan Desember. Bila kamu pernah menyimak ERK, niscaya kamu mengenal lagu-lagu itu. Namun yang sudah ditempa oleh Pandai Besi seperti di bawah ini, apakah kamu masih mengenalinya?
video: @kharissj
Ini adalah sekumpulan pandai besi yang memilih menempa nada dan kata milik Efek Rumah Kaca. Panas dan tajam. Indah?
(kpl/rea)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/rea)
Advertisement