Elvis Presley, Pengubah Musik, Seks dan Politik

Penulis: Trian Sulaiman

Diterbitkan:

Elvis Presley, Pengubah Musik, Seks dan Politik Elvis Presley ©istimewa

KapanLagi.com - 1935, Dari Tupello, Mississipi, Memphis, Tennese munculah nama Elvis Aaron Presley. Nama itu sudah bukan main lagi popularitasnya. Seorang pengejar wanita, bergaya necis dan siap memberontak apa yang mengekangnya.

Elvis punya segalanya. Dia bisa dan telah mengubah segala aspek dalam musik, politik dan seksualitas. Tubuhnya yang lentur, suaranya yang tinggi, mampu membuat dunia mengikuti gerakannya.

Dari musik, apa yang tak bisa ditaklukan oleh Elvis? Dia merupakan cetak biru rock n roll dan founding fathers musik bernama rockabilly. Untuk diketahui, semua itu didapatnya hanya dari meramu gospel dan blues. Vocal tingginya berasal dari gospel, dan nada-nada rendah indahnya berakar pada blues.

Pemuda yang senang mengangkat miring bibir atasnya untuk menggoda para wanita ini adalah seorang penghibur sejati. Dansa elastis milik Elvis mungkin jadi sesuatu yang sulit dijelaskan. Bagi tiap generasi, aksi Elvis menerangkan keseksian dari Amerika. Dia sudah mengenalkan musik blues kepada The Beatles dan The Rolling Stones, yang pada dasarnya bangga dengan ke-Inggris-annya.

Soal gaya dansa Elvis, sulit tak mengaitkannya dengan simbol seks era 50-an. Daya tarik seksual Elvis begitu membuat heboh. Di atas panggungnya, dia adalah dewa.

Ia mengenakan pakaian ketat yang memamerkan keperkasaannya sebagai pria saat bergoyang maju dan mundur. Jika berada dalam keadaan ini, para wanita akan menggila. Puncaknya, sekitar 1000 orang gadis berusaha 'memperkosa' Elvis di ruang ganti seusai tampil di sebuah acara. Sebuah awal untuk kebebasan seksual kaum muda?

Ed Sullivan, host talk show paling fenomenal yang mengundang Elvis pada program TV-nya sampai tak habis pikir. Namun berkat tampil di program itu, Elvis lalu dikenal di seluruh Amerika Serikat. 82 persen seluruh penonton televisi menyaksikan aksi Elvis, rekor yang membawa nama rock n roll meroket.

Kontroversi tak bisa lepas dari sosok Elvis. Bagaikan petir di siang bolong, budaya Elvis mengagetkan sebuah generasi. Elvis dihujat oleh banyak kalangan karena terlalu vulgar. Tapi menariknya, semakin terpuruk dia malah makin menyerupai raja bagi para penggemarnya.

"Aku tak merasa berbuat onar. Bagaimana mungkin menikmati musik bisa jadi pengaruh buruk untuk masyarakat, apa musik rock n roll membuat anak-anak melawan orang tuanya?" terang penyanyi yang dijuluki Elvis The Pelvis ini.

Tapi, dansa Elvis memiliki dunia dan energi baru secara politis. Dia mencoba memberi gagasan-gagasan baru seputar ras, perdamaian agama, cinta dan hak kebebasan. Sementara pada waktu itu, Amerika tengah menghadapi penindasan atas kaum Afrika-Amerika.

Tanpa adanya dorongan budaya mainstream dari musik yang diusung oleh Elvis, (blues dan gospel adalah musik warga kelas dua dan milik bangsa Afrika-Amerika pada saat itu), perjuangan mereka untuk bisa dapat persamaan hak mungkin lebih sulit.

Meski, Elvis tak pernah dianggap sebagai penyanyi yang memiliki nilai politis bagi banyak orang, namun ia baru saja melakukannya, mengubah cara manusia melihat keadaan. Ia memulainya dengan mendobrak barikade, sebelum tubuhnya cukup lelah dengan itu. Dan, kita semua sudah tahu betul, Elvis terlebih dahulu menguasai Amerika sebelum Amerika menelan hayatnya.

(kpl/trn)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/trn)

Editor:

Trian Sulaiman

Rekomendasi
Trending