Diperbarui: Diterbitkan:
Ariel dkk memang tak menampilkan superhero bak Superman, Batman, ataupun The Avengers di klipnya. Namun, secara sederhana mereka hanya mencomot sebuah gambaran dari realita di Indonesia akhir-akhir ini. Tentang kebebasan yang 'diselingkuhi' oleh tindakan kekerasan.
Kebebasan, Kekerasan dan Kepahlawanan
Advertisement
Klip yang berdurasi 3.43 menit ini, menampilkan berbagai macam simbol yang menandakan kebebasan, kekerasan dan kepahlawanan. Saat Ariel melakukan visual perform di klip tersebut, di sebelahnya kita bisa temukan kurungan untuk ayam. Ariel berdiri tepat di luarnya, menandakan kalau dirinya kini telah bebas dan siap berkarya lagi.
Menariknya, klip ini dirilis tepat di momen spesial bagi Ariel. Ia telah resmi bebas murni dari jeratan hukum karena kasusnya beberapa tahun lalu. Tak ayal, kebebasan memang jadi tema tersendiri yang ingin disampaikan Ariel dan sang sutradara. Terlebih, Ariel juga kini bisa terbang ke Eropa, menghadiri MTV EMA 2014 pada November mendatang. Yang artinya, kebebasan Ariel bernada positif, karena ia berusaha memanen karyanya yang tengah bermekaran.
Sementara kebebasan yang tak berarti disilangkan dengan aksi kekerasan, ditonjolkan oleh para sekelompok perusuh yang berbuat onar. Ada banyak properti yang menggambarkan hal ini, seperti api dan mobil terbakar. Begitupun dengan narasi klip ini, kebebasan seperti dipertanyakan kembali. Orang yang bebas di luar sana justru lebih banyak melakukan kejahatan daripada orang yang benar-benar berada di balik jeruji. Di akhir video, NOAH nyatanya tetap terkurung dalam sebuah rumah, memandang kekacauan yang terjadi.
Nah, kepahlawanan, menariknya cukup mudah diterka. Garis besarnya adalah seorang pria yang ingin melindungi keluarganya dari ancaman para perusuh. Diperankan oleh Fathir, ia harus melawan kebencian yang menghadangnya di depan. Meskipun diludahi, ia tetap berdiri melindungi anaknya, orang tuanya dan saudara kandungnya.
NOAH sendiri sengaja menuliskan Hero, sebagai ode untuk keluarga tercinta mereka. Bagi band asal Bandung ini, keluarga adalah pahlawan mereka.
"Karena ibu itu berjuang mengeluarkan kita ke dunia, membesarkan sampai kita jadi orang, terlahirnya orang-orang besar itu dari ibu," papar Reza, drummer NOAH, secara eksklusif kepada KapanLagi.com®.
Seperti biasanya, Ariel dkk memang menyajikan sebuah klip yang simbolis. Mereka selalu membuat para penonton menerka-nerka tentang apa pesan yang ingin disampaikan klipnya secara visual. Hero juga klip NOAH lainnya adalah karya multi-interpretasi, membiarkan para penonton secara bebas memaknai apa yang baru saja dilihatnya.
Hal itu adalah trik NOAH agar klipnya ditonton berulang kali, sampai akhirnya penonton menemukan jawaban ataupun tetap bertanya-tanya.
Rasa Internasional
Untuk kali ini, NOAH serba internasional. Selain musiknya yang digarap oleh produser peraih Grammy, Steve Lillywhite, klipnya juga disutradarai oleh Felipe P. Soares. Sutradara asal Brasil itu cukup terkenal di Asia dan Eropa lewat beberapa karya videografinya.
Felipe menjaga konsistensinya menerjemahkan klip yang begitu nyeni tetapi masih bisa dicerna oleh banyak kalangan, terutama anak muda, yang jadi basis fans NOAH.
Secara keseluruhan, NOAH kali ini mencoba menggabungkan klip Shadow of The Day milik Linkin Park dengan gaya bermusik penuh makna ala U2. Tentu tidak mengecewakan menonton klip ini karena NOAH telah memosisikan bandnya di pasar internasional. Tentu saja, klip ini sangat layak dicintai publik luar negeri, karena bisa mengajak mereka untuk berpikir lebih dalam lewat musik.
(kpl/trn)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/trn)
Advertisement