Anggun C Sasmi, Idealis yang Tak Egois

Penulis: Maria Natalia

Diperbarui: Diterbitkan:

Anggun C Sasmi, Idealis yang Tak Egois Anggun C Sasmi

KapanLagi.com -
Oleh: Ruswanto

Cantik, sukses, punya segudang prestasi internasional... Tapi jauh dari kesan seorang diva dan kesombongan. Itulah yang ditemui dari seorang Anggun C Sasmi. Jika dilihat secara langsung, Anggun bisa dibilang beda dari kebanyakan artis lainnya. Tidak ada dandanan berat, tapi membuatnya tetap seksi secara alamiah. Sama seperti saat ditemui di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, Minggu (29/05/2011).

KapanLagi.com® merasa sangat tersanjung menjadi salah satu media yang mendapatkan kesempatan untuk wawancara eksklusif bersama penyanyi yang kini banyak menghabiskan waktunya di Paris, Perancis tersebut. Anggun dengan humble menjawab semua pertanyaan yang dihiasi dengan seyuman manis seorang wanita Indonesia sejati.

Berikut ini adalah petikan wawancara Anggun hari Minggu (29/05/2011) kemarin, seputar karir dan album terbarunya ECHOES yang baru saja diluncurkan.


Anggun C Sasmi
  • Hai Mbak Anggun, ceritain dong soal album baru ini?
    ECHOES itu artinya gema tentang kehidupan. Karena kalau diliat dari liriknya gak melulu cinta. Di sini lebih lebar, tentang angle hidup. Bikin orang yang seharusnya bahagia, kenapa kok gak bahagia, itu kenapa. Terus ada judul Buy Me A Happyness yang menceritakan tentang orang yang kaya, tapi ternyata dia sadar kalau kebahagiaan itu gak bisa dibeli. Ada yang judulnya Cold War. Banyak kata-kata yang bilang kalau misalkan kita lagi bimbang, kita harus listen to your self. Tentang kebimbangan, tentang mengenali diri sendiri.

 

  • Biasanya nulis soal cinta, kok tiba-tiba sekarang lagu-lagunya lebih ke kemanusiaan?
    Ya mungkin aku udah 37 tahun ya. Segala sesuatunya gak harus tentang diri sendiri ya. Itu pun sadarnya saat anakku lahir. Tadinya emang banyak yang dibilang, nanti kalau kita udah punya anak, pasti hidup akan lebih berbeda. Klise emang, tapi yang tadinya teori, tapi jadi beneran. Yang segala sesuatu awalnya, pusatnya di diri, setelah anak lahir jadi ke dia. Rasanya aneh aja. Yang biasanya tiap hari selalu memikirkan apa-apa tentang aku, tapi sekarang, nggak ada satu hari pun dimana aku gak memikirkan anakku. Otomatis kan cara berpikir udah beda, makanya aku sekarang lebih terlibat ke aksi-aksi sosial. Emang dari dulu udah terlibat, tapi sekarang lebih. Yang tadinya hanya sebagai juru bicara, tapi sekarang udah jadi ambassador. Jadi karena itu tadi, hidup kita gak sendiri. Musikku pun begitu, yaitu gaungan dari orang lain. Tentunya dipadu dengan hidupku juga.

 

 

  • Bisa dibilang meninggalkan egoisme nih?
    Kalau album kan emang sifatnya egois ya, dimana itu kan suara aku, fotoku. Tapi kalau dirangkumin seperti itu kesannya gak komplit. Emang ada yang satu sisi seperti itu, meninggalkan egoisme, yang meninggalkan sisi narsistik. Tapi ya gak cuma itu.

 

 

  • Lagu-lagunya sekarang banyak soal kehidupan, artinya jadi idealis dan nggak ngurus profit?
    Aku menulis lagu karena emang kerjaanku. Namun sekarang merasa lebih bebas dalam berkarya. Aku gak punya bos, gak ada label. Kayak dulu kan sempat berantemnya, naik pitam. Nah, karena aku gak mau seperti itu lagi ya aku produseri sendiri. Tapi di semua album di banyak artis, tujuan emang dibeli banyak orang. Kalau dibuat untuk diri sendiri ya jangan didistribusikan. Jadi showbiz itu kan ada dua kata. Show dan bisnis. Aku yang di sini berperan dalam show atau artistiknya, dan banyak orang seperti label Sony, atau Warner atau yang lain yang bergerak dalam bisnisnya. Kalau misalkan mau nanya profit ya ke mereka aja. Jadi antara segi profit ama nulis lagu itu gak ada hubungannya.

 

 

  • Kalau dalam bermusik ikutin trend nggak sih?
    Aku gak begitu ngikutin ke tren musik ya. Album keempat malah lebih hip hop. Ada unsur club-clubnya juga. Buat aku, yang album sekarang lebih lux. Kalau biasanya satu hari itu bisa bikin 3-4 lagu, di album ini, karena melibatkan beberapa musisi, jadi 1 lagu malah bisa 3-4 hari. Apalagi kalau ditambah dengan unsur orkestra, itu bisa seminggu, lebih mahal dan lebih lama. Aku merasa senang dikasih kesempatan untuk bisa dikasih seperti ini, makanya aku produseri sendiri. Kesannya aku lebih ningrat aja di album ini, ngerasa kayak ngeband lagi.

 

 

  • Banyak musisi yang berkualitas, tapi susah nembus pasar internasional. Kalau menurut Mbak Anggun?
    Kalau mau nembus ya dari sana, jangan dari sini. Namanya juga internasional, gak bisa lewat koresponden. Susahnya mungkin karena mereka di sini, harus mengorbankan yang di sini kalau mau totalitas di sana, itu intinya sih. Karena buat aku, kualitas artis indonesia gila-gila banget, sayang. Saya pengen dunia itu lebih tahu tentang Indonesia. Kemarin aku ke acara tv, ketemu ama hip hop yang pake bahasa Jawa. Itu kreatif banget, yang penting itu adalah menghibur banyak orang.

 

 

  • Mbak Anggun sudah menyadari mencapai segala sesuatu, atau masih ada ambisi lagi?
    Ambisi banyak, aku gak pernah gimana ya. Pertanyaan ini kalau aku jawab sekarang kesannya sombong ya, ntar aja kalau umur aku udah 70 atau 80 tahunan, karena kesannya aku udah di atas sana dan umurnya berapa gitu. Aku kan belum senior, tadi malem kan ketemu ama Om Ian Antono dan Mas Ikang Fawzi. Ngelihat mereka itu baru gimana ya, pasnya pertanyaan ini aku mau nanya ke dia. Soalnya kan dia di sini udah termasuk legend. Aku ya belum apa-apa kalau dibandingkan dengan mereka. Tapi ya paling nggak aku apresiasi sekali terhadap apa yang aku lakukan sampai saat ini. Aku gak ngerendahin apa yang aku punya dan bersyukur sekali.

 

MMM... BANYAK ORANG BILANG KALAU ANGGUN ITU SEKSI, TANGGAPANMU?

 

Anggun C Sasmi Idealis, Tak Egois:

Anggun C SasmiAnggun C Sasmi
Anggun C SasmiAnggun C Sasmi
(kpl/boo/nat)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/boo/nat)

Reporter:

Yunita Rachmawati

Rekomendasi
Trending