Diterbitkan:
Menurut sang bassist Anwar Fatahillah, pembuatan membuat album di era digital ini lebih mudah dibandingkan tahun 90-an. Proses rekaman yang bisa diedit menjadi shortcut yang memang memudahkan, namun mereka tetap memakai cara lama, analog.
"Kalo dulu masih analog, skill yang lebih diutamakan. Sekarang kan lebih gampang, kalo ada yang salah bisa digeser (edit). Tapi kalo caranya sendiri kita masih pake cara analog," kata Anwar saat ditemui di Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa (18/5/2016).
Heydi Ibrahim, vokalis Power Slaves merasa bahwa tak ada perubahan berarti dalam sesi rekaman meski menggunakan sistem digital. Hanya saja waktu yang lebih singkat menjadi pembeda dari rekaman Power Slaves saat take vokal.
Advertisement
"Kalo saya pribadi sih nggak merasa ada perubahan. Karena saya sendiri tak dibekali pengetahuan sebagai pemusik, tapi seni lukis. Tapi vokalis sekarang lebih enak, gampang. Zaman dulu tuh kalo rekaman selama lima sampai enam jam nyanyi terus," sahut sang vokalis, Heydi Ibrahim.
Walaupun proses rekaman lebih memakai cara oldschool, Power Slaves sendiri memberikan sentuhan kekinian dalam segi sound. Hal tersebut diakui oleh Wiwiex Soedarwo, sang keyboardist, "Kita pakai soundnya lebih kekinian sih."
Lalu, seperti apakah nantinya materi yang akan dikeluarkan oleh band yang sudah eksis sejak tahun 90 awal ini? Rock and roll dengan sound kekinian? Hmm, can't wait.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/far/otx)
Advertisement