Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Akad, jadi sebuah titik tertinggi bagi sepasang kekasih yang saling mencintai untuk kemudian dipersatukan dalam janji suci yang diucapkan sekali, seumur hidup. Namun sebelum mencapai titik tersebut, tentu ada banyak kisah cinta yang hanya bisa dikenang dalam memori kolektif. Inilah yang kemudian dibawa Payung Teduh dalam single terbarunya, Akad.
Saya sepakat jika Payung Teduh berhasil menyajikan musik yang unik meski memang terasa berbeda dengan apa yang mereka tawarkan dalam album DUNIA BATAS. Terlepas dari gaya bermusik yang sempat dipertanyakan oleh para penikmatnya, kali ini Is dan kawan-kawannya mencoba menyentuh sisi emosional para pendengar melalui suguhan audio-visual dari track Akad.
Video diawali dengan sosok seorang bapak tua yang berprofesi sebagai sopir dari jasa transportasi online. Verse pertama pada lirik lagu ini kemudian direpresentasikan oleh para penumpang yang mulai menaiki kendaraan tersebut, dengan ragam usia dan fase yang berbeda secara bergantian. Mulai dari sepasang kekasih, keluarga, sendiri dan lingkup pertemanan.
Advertisement
Sebagai kekuatan terbesar di alam semesta, cinta juga memiliki arti memberi tanpa menuntut untuk kembali. Entah dalam konteks kebahagiaan ataupun kesedihan. Ya, 2 hal tersebut lah yang membangun serta mengiringi setiap kisah cinta manusia. Simak saja bagaimana verse kedua yang menggambarkan ketulusan hati dalam memberi kebahagiaan, berganti pada verse ketiga dan divisualisasikan dengan rasa sedih yang jatuh membasahi pipi.
Kebahagiaan dan kesedihan, jadi sejumlah cerita yang harus ditempuh sebelum kita mencapai titik Akad. Pada bagian reff inilah Payung Teduh menggambarkan bagaimana akhirnya sepasang kekasih memutuskan untuk mengikat cinta mereka dalam janji suci pernikahan. "Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan, Berlarian kesana-kemari dan tertawa", menggambarkan bagaimana kita menikmati setiap suka-duka dengan bahagia, bersama sosok terkasih.
Selain itu Payung Teduh juga menyelipkan kalimat klise di mana setiap ada pertemuan, akan selalu ada perpisahan. Semua itu tampak pada bait kedua di chorus. Entah siapa yang akan lebih dulu meninggalkan pasangan, tapi ketika saatnya telah tiba, cinta kan senantiasa mengiringi pasangan tersebut hingga maut memisahkan.
Semakin menarik ketika menilik bagian akhir pada video klip Akad, di mana bapak tersebut menjemput anak perempuan untuk merayakan ulang tahun pernikahannya bersama bayangan istri yang telah lebih dulu berpulang pada sang Khalik. "Izinkanku menjaga dirimu," seakan berubah arti menjadi seseorang yang berusaha untuk tetap menjaga cinta pada almarhum yang tercatat dalam setiap memori kolektifnya.
Jika mengulas kembali dari detik awal hingga menit 4:16, secara cerdik Payung Teduh menggunakan mobil untuk merepresentasikan timeline sekaligus perjalanan hidup bapak sopir tersebut. Begitu juga dengan para penumpang yang seolah mewakili setiap fase kisah cinta untuk menemukan sosok untuknya melabuhkan hati dan menghabiskan hidup bersama. Agaknya tidak perlu heran kenapa single Akad mampu menyentuh sisi emosional para pendengarnya. Bagaimana menurutmu?
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/ntn)
Advertisement