Diterbitkan:
Di album berikutnya, SAM'S TOWN (2006), The Killers merubah kembali 'kamuflase' mereka dengan berusaha terdengar lebih seperti band rock asli Amerika, lengkap dengan pengaruh Bruce Springsteen yang menonjol, beserta cambang lebat ala Wolverine. Sayang, meski sudah habis-habisan, mereka gagal mengulang kesuksesan album perdana di kala itu.
Setelah dua kali ganti 'penyamaran', Brandon Flowers, Dave Keuning, Mark Stoermer dan Ronnie Vannucci Jr. kembali dengan campuran dua resep lama mereka di album ketiganya, DAY & AGE yang sudah rilis akhir tahun lalu, di bawah label Island Records.
Advertisement
Dibuka oleh single Losing Touch yang mencoba memberikan nuansa klasik, namun vokal Brendan justru mengalir begitu saja, klise. Menyusul kemudian Human, sebuah trackdanceable yang terdengar sedikit 'memaksa' perpaduan lirik filosofis tapi naif, dengan sound synthesizer eighties yang riang, blending yang kurang smooth.
Hal ini sepertinya dapat dimaklumi, karena band yang pernah berseteru dengan The Bravery dan Fall Out Boy ini mendaulat Stuart Price sebagai produser, orang yang juga berada di belakang album CONFESSIONS ON A DANCE FLOOR milik Madonna. Masih ada lagi track yang mungkin akan mengingatkan Anda pada kejeniusan aransemen The Edge-nya U2, dalam The World We Live In.
Nah, bagaikan 'pembunuh bertopeng', The Killers juga punya wajah asli yang tampak jelas dalam Joy Ride, lagu riang plus jenaka di track nomor empat. Aransemen yang original serta sentuhan saksofon membuat The Killers benar-benar tidak bertopeng di lagu ini. Selebihnya, Brendan telah menyatakan pada media bahwa ini merupakan the most playful record dari The Killers. (kpl/bar)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/bar)
Advertisement