Diterbitkan:
Ada banyak warna dalam album ini. Masing-masing kolaborator yang digandeng Slash sepertinya ikut memberikan kontribusi yang tak sedikit dalam memberi warna pada album ini. Konsekuensinya, warna Slash justru jadi sedikit tenggelam ditimpa warna yang disodorkan para bintang ini. Kendala lain yang juga dihadapi album in adalah tidak terlihatnya benang merah yang biasanya merangkai tiap-tiap track menjadi satu kesatuan. Tak heran karena ada banyak vokalis dalam album ini dan tak bisa disangkal juga kalau vokalis memang berperan penting memberi warna pada sebuah track. Kendala ini mungkin tak akan dialami mereka yang sudah paham dengan gaya bermain Slash yang memang jadi satu-satunya benang merah dalam album ini.
Kalau album ini tak bisa dibilang murni berwarna Slash maka sepertinya cover yang dipilih jadi terasa gak nyambung. Dan tak bisa disalahkan pula kalau ada orang yang bukan fans Slash jadi tak melirik album ini. Dengan gambar tengkorak mengenakan topi tinggi, siapa yang tak akan terbayang Slash? Padahal kalau mau jujur ada banyak track menarik dalam album ini, bahkan kalaupun Anda bukan fans Slash. Dari 17 track yang disajikan memang tak semuanya membuat Slash 'senang' hanya ada beberapa track yang sepertinya Slash benar-benar enjoy bermain, sisanya hanya sekedar mengiringi sang vokalis.
Advertisement
Crucify the Dead, misalnya, mengajak pendengar masuk ke dunia kelam Black Sabbath lewat suara khas Ozzy yang diiringi dengan riff gitar sederhana. Synthesizer yang lamat-lamat terdengar di bagian belakang pun semakin menambah pekat nuansa horor dalam lagu ini. Sayang, track yang begitu promising ini jadi sedikit mengecewakan karena Ozzy sedikit bermalas-malasan dan tak mampu mengimbangi solo gitar Slash yang garang.
Nama Fergie, boleh jadi adalah nama yang paling 'mengejutkan' dalam album ini. Banyak yang meragukan keputusan Slash merekrut vokalis Black Eyed Peas ini namun nyatanya Fergie tampil nyaris sempurna. Sayang di beberapa titik, Fergie terdengar tried too hard to sound rock pada track yang mengingatkan pada tembang You Could Be Mine ini.
Ada banyak warna, memang, tapi blues tetaplah akar permainan Slash. Di tembang Back From Cali, misalnya, jelas terdengar betapa enjoy gitaris ini bermain riff dan solo di belakang Myles Kennedy dan nuansa bluesy ini kembali diulang saat Slash memamerkan kemampuannya bermain gitar ala Jimmy Page lewat track keenam yang kental bernuansa Led Zeppelin ini. Ya, track berjudul By The Sword ini memang lebih tepat dibilang track-nya Led Zeppelin. Mulai dari riff, sound, aransemen, sampai tarikan vokal Andrew Stockdale, semuanya benar-benar Led Zeppelin.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/roc)
Advertisement