Pearl Jam: 'BACKSPACER', Deretan Nada-Nada Optimis

Penulis: Galih Aulia Akbar

Diterbitkan:

KapanLagi.com -
Oleh: Galih A. Akbar

Scene musik Amerika belum tamat! Itulah salah satu kabar baik yang dibawa oleh Pearl Jam dalam rilisan terbarunya, BACKSPACER. Sejak British Invasion bergulir pada 1964 sampai pertengahan 1980, praktis pasar musik Amerika menjadi lahan basah untuk musisi-musisi Inggris. Kini saat siklusnya mulai berulang, orang-orang Seattle ini seakan kompak berteriak lewat tenggorokan Eddie Vedder, there's always hope!

Bebas berkreasi lewat vanity label Monkeywrench dan memanfaatkan kepanjangan tangan Universal Music Group untuk worldwide release, Eddie Vedder, Matt Cameron, Mike McCready dan Stone Gossard rupanya menemukan kembali energi yang pada akhir 90-an lalu dicatat sejarah dengan nama grunge.

Meski hanya berdurasi 36 menit 31 detik, BACKSPACER yang rilis sejak 20 September lalu ini penuh energi, espektasi, dan sangat Amerika. Hal ini langsung terbaca dari opening single The Fixer yang seakan dibawakan tanpa beban, riff-riff cepat dan yel-yel Vedder membuat bapak-bapak berusia 40-an itu seakan kembali seusia almarhum Kurt Cobain.

Kalau masih belum percaya betapa santainya mereka dalam berkarya, simak track-track ber-VU meters mentok seperti Gonna See My Friend, track bass-based Got Some, dan Johnny Guitar. Semuanya cepat, lugas, tanpa basa-basi meski tetap dibahasakan lewat frasa-frasa mendalam.

Tema-tema romantis tapi tak picisan memang sudah jadi barang lumrah untuk Pearl Jam. Namun kali ini jauh dari perasaan resah-gelisah mempertanyakan kegilaan dunia seperti yang pernah mereka dengungkan dalam RIOT ACT pada 2002 silam.

Coba simak Just Breath, bermakna lebih kepada momentum wind of change. Sebuah frasa lugas serta logis, dimana Amerika digambarkan sedang diguyur gerimis pada sebuah sore di musim panas yang penuh hawa optimisme. Alunan akustik serta olah vokal Eddie jadi jaminannya.

Track berikutnya, Unthought Known seakan membunuh kegalauan dengan lirik penuh keyakinan bercampur dengan suara piano dan vokal Vedder dalam repetisi rapid melodik yang intens. "Dream the dreams of other men... You'll be no ones rival," teriak vokalis kharismatik yang terlahir dengan nama Edward Louis Severson III itu.

Berikutnya, Supersonic, track cepat yang digenapi dengan solo gitar McCready. Potensial jadi sing-a-long track. Kemudian ada Speed Of Sound, racikan mid-tempo ballads dengan permainan mood yang nge-swing tapi tetap rapi.

Force of Nature, track nomor dua dari akhir ini mendeskripsikan sebuah common expression yang kadang stromy, moody atau malah membawa masalah, persis seperti judulnya. Di sini Anda akan langsung ingat pendekatan musikal yang pernah diterapkan di album BINAURAL.

Album kesembilan ini diakhiri dengan sebuah track simple yang diberi titel The End. Gloomy dan tempo slow bisa jadi justru jadi 'nafas' track penutup ini. Selebihnya, hembusan nafas dari Vedder sendiri berkisah tentang hal-hal yang telah lewat dan betapa kita benar-benar mere human yang semestinya pandai mensyukuri segalanya.

Overall, BACKSPACER adalah manifestasi optimisme konkrit yang ingin ditularkan dan disampaikan dengan lugas oleh Pearl Jam. Meski hanya dalam waktu setengah jam lewat 6 menit 31 detik, namun lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa Pearl Jam adalah band terakhir yang bertahan dari generasinya.

BACKSPACER Track List:

1. Gonna See My Friend 2:49

2. Got Some 3:02

3. The Fixer 2:58

4. Johnny Guitar 2:50

5. Just Breathe 3:36

6. Amongst the Waves 3:59

7. Unthought Known 4:09

8. Supersonic 2:40

9. Speed of Sound 3:34

10. Force of Nature 4:04

11. The End 2:58 (kpl/bar)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/bar)

Rekomendasi
Trending