Sigur Ros, Konser Klimaks Mata dan Telinga

Penulis: Renata Angelica

Diperbarui: Diterbitkan:

Sigur Ros, Konser Klimaks Mata dan Telinga Sigur Ros di Jakarta @KapanLagi.com®/Bambang E Ros

KapanLagi.com - oleh: Rea

Saya tidak pernah menjadi penyimak setia album demi album Sigur Ros, maka rasanya tidak layak menyebut diri sebagai penggemar band Islandia ini. Namun teman-teman yang rajin berbagi, membuat saya belajar mendengarkan dan akhirnya, menikmati karya-karya Jonsi.

Menjelang akhir 2012, beberapa orang teman berangkat ke Singapura demi menonton Sigur Ros, dan pulang membawa cerita keindahan konser yang di sana dihelat di venue outdoor. Cerita-cerita itu diakhiri dengan, "Kayaknya tahun depan ke Jakarta, tuh!"

Terlalu banyak band yang disebut akan mengunjungi Jakarta, sehingga saya memilih tidak ambil pusing. Ketika di awal 2013, kehadiran Sigur Ros dipastikan, bahkan sudah ditentukan tanggalnya, baru saya percaya.

Seorang teman baik membujuk dengan gigih, "Ayo, kamu harus lihat konsernya Sigur Ros," katanya. Karena Aerosmith batal nyanyi bareng saya, baiklah. Saya berangkat menjelang Magrib pada Jumat (10/5) menuju ke Istora Senayan, Jakarta.

Sigur Ros saat konferensi pers. Mereka tertawa juga, kok! @KapanLagi.com®Sigur Ros saat konferensi pers. Mereka tertawa juga, kok! @KapanLagi.com®


Antrian di kelas festival mengular panjang sekali! Sembari menunggu dengan tertib, tetes-tetes air hujan mulai berjatuhan. Pukul delapan malam, saya masuk ke venue, tersenyum melihat panggung yang ditutupi kain putih. Soal venue indoor ini sempat disayangkan oleh penggemar, karena dari video-video live Sigur Ros, mereka memang luar biasa dengan konsep outdoor.

Namun venue indoor adalah pilihan Sigur Ros sendiri, bukan ditentukan oleh promotor. Maka jadilah Jonsi dan kawan-kawan memainkan Yfirboð dan Ný batteri dari balik kain putih itu. Dengan bola-bola lampu yang menjadi khas mereka, sosok-sosok di balik kain tersebut menjadi siluet yang sangat indah.

Penonton mulai histeris di sekitar saya. Seorang gadis berambut pirang di belakang saya hampir lepas kendali, berteriak tanpa henti, "It's happening! Oh my God, it's happening!" sampai dia disuruh diam oleh kawannya.

Dua jam kemudian, saya mengerti mengapa gadis itu bisa sedemikian histeris. Sigur Ros adalah keindahan. Kain putih disibakkan secara dramatis memasuki Vaka sebagai lagu ketiga, ditingkahi permainan tata cahaya dan laser. Jantung siapa tak berhenti berdetak, dipermainkan sedemikian rupa oleh Sigur Ros? Sebuah screen ditempatkan di backdrop, menampilkan visualisasi menghipnotis.

                                       video: @entulista

Bola-bola lampu di atas panggung yang nyala bergantian menimbulkan kesan seolah ada begitu banyak kunang-kunang. Venue yang tidak begitu besar membuat atmosfer makin mencekam. Apakah saya benar-benar berada di Jakarta, Indonesia? Rasanya tidak!

Jonsi selaku frontman tidak banyak berkomunikasi secara verbal. Bahkan, nyaris tidak ada. Hrafntinna, Sæglòpur, Svefn-g-englar, Varúð, Hoppipola dan Með bloðnasir, Olsen Olsen, Kveikur masuk dalam setlist, dibawakan dengan sempurna. Memasuki Hoppipolla yang adalah lagu signature Sigur Ros, emosi terbawa saat penonton serempak menyanyikan "Hoppipooolllaaa..."

                                      video: @bastian zaini

Indah sekali, begitu indah. Perpaduan warna-warna dramatis dari visualisasi di screen, tata lampu panggung, dan bohlam-bohlam yang menyala bergantian, menyempurnakan musik Sigur Ros. Perasaan bahagia ini dilengkapi oleh para penggemar yang menemukan 'surga' mereka di Istora malam itu, bertepuk tangan penuh semangat, bernyanyi bersama, membagi dahaga yang akhirnya terpuaskan setelah sekian lama.

Dua jam berjalan rapat dan ketat, benar-benar tak terasa. Tak sedikit penonton yang memilih mendengarkan permainan Sigur Ros sembari memejamkan mata. Audio atau visual, memang pilihan. Sama indahnya.

Kamu tidak sedang berdelusi @KapanLagi.com®/Bambang E RosKamu tidak sedang berdelusi @KapanLagi.com®/Bambang E Ros


Dalam konferensi pers, Jonsi sudah mengatakan akan tampil selama dua jam. Menjelang pukul sebelas, ketika Sigur Ros masuk ke balik panggung untuk memancing encore, saya nyaris merasa kecewa. Kenapa cuma dua jam? Kurang lama!

Empat lagu menjadi setlist terakhir sebagai encore yang diminta penuh semangat oleh penonton, Festival, Brennisteinn, Glòsòli, dan Popplagið. Ketika personel Sigur Ros masuk panggung untuk kedua kalinya, penonton kembali memohon, "We want more! We want more!"

                                      video: @entulista

Sadar hal itu tak mungkin terjadi, maka semua orang dalam Istora Senayan mulai bertepuk tangan. Jonsi dan pasukannya keluar lagi, berbaris menghadap penonton, bertepuk tangan untuk penggemar. Selama beberapa puluh detik, sang idola dan penggemar saling menunjukkan penghargaan masing-masing. Melihat senyum di wajah-wajah para personel, rupanya mereka puas dengan sambutan publik Jakarta.

Akhirnya mereka benar-benar hilang. Para kru mulai mengemasi peralatan (salah satunya ada yang sangat mirip Kerry King, gitaris band thrash metal Slayer), mengembalikan penonton ke kehidupan. Hampir menyakitkan rasanya, mengetahui keindahan semacam ini harus berakhir. Namun satu lagi mimpi publik tercapai, Sigur Ros main di Indonesia!

Jonsi dengan kostum khasnya @KapanLagi.com®/Bambang E RosJonsi dengan kostum khasnya @KapanLagi.com®/Bambang E Ros


Dan mereka konsisten dengan totalitas. Konsep jelas menjadi salah satu hal yang membesarkan band keren ini. Sebuah pelajaran penting untuk publik musik, bahwa banyak hal bisa dikerjakan untuk menjadi maksimal, tak hanya sekadar memainkan lagu di atas panggung lalu turun dan pulang. Sigur Ros menyajikan tampilan yang akan diingat dan dibicarakan banyak orang.

Pukul 11 lebih 20 menit, saya menyeret kaki keluar venue. Lokasi yang 20 menit sebelumnya menjadi 'surga' bagi ribuan penggemar Sigur Ros untuk memuaskan batin mereka. Di pintu, saya berpapasan dengan seorang cowok yang tadi di awal konser, gagal menemukan kata pujian yang tepat, sampai akhirnya hanya mampu berteriak, "Ampun, ya Allah!"

Saat dia meneriakkan hal itu, suasana sedang sepi. Sigur Ros tengah memainkan nada rendah, sehingga seruan tersebut terdengar sangat keras. Namun tak ada yang marah. Semua yang mendengarnya paham yang dimaksudkan. Kami sedang mencicipi 'surga' yang sama, yang dibawa oleh Sigur Ros. Dan rasanya nikmat.

(kpl/rea)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/rea)

Rekomendasi
Trending