Diperbarui: Diterbitkan:
Sebagai band yang sudah mengalami banyak cobaan bersama-sama, Ariel, Andro, Rama, Randy, Adri, dan Giringseperti tidak peduli dengan keadaan industri musik, di mana penjualan materi fisik mungkin sudah tidak menghasilkan keuntungan yang signifikan lagi.
Double album yang diluncurkan oleh Nidji ini memang memiliki track yang terdengar sangat fresh, tanpa kehilangan ciri khas Nidji yang memang kerap dihiasi oleh suara synthesizer dari Randy.
Advertisement
Keenam personil Nidji pun berharap semoga double album ini mampu menjadi jembatan Nidjiuntuk lebih diakui di industri musik yang berskala internasional.
Berkunjung ke markas KapanLagi.com® beberapa waktu lalu, Nidji pun bercerita panjang lebar tentang harapan dan tentunya cerita di balik pembuatan album mereka. Let's hear it from them!
INDEX:
1. DOUBLE ALBUM
2. BEDA LIBERTY DAN VICTORY
3. LOKAL VS INTERNASIONAL
4. KANYE = KANYE WEST SLEEP WITH LADY GAGA
5. 10 TAHUN NIDJI
6. NASIONALISME NIDJI
7. MANCHESTER UNITED
8. NEXT GOAL
9. GAYA NIDJI ATASI PEMBAJAKAN
(kpl/bin/boo)
Nidji di kantor KapanLagi.com®
Giring: Kita udah di tahap di mana kita membuat karya bukan lagi untuk memenuhi target penjualan. Sekarang fisik enggak ada, RBT juga enggak ada. Apapun yang terjadi, walaupun industrinya jatuh, Indonesia akan tetap melihat Nidji terus berkarya dan melihat kita sebagai seniman dan juga musisi. Itu yang paling penting untuk kita berenam.
Adri: Kita menggarap album ini tahun lalu di Cisarua. Kita merampungkan materi untuk album LIBERTY dan VICTORY waktu kita di karatina selama seminggu, kita dapat 14-15 lagu di sana. Lalu kita melakukan jam session berenam, dan tentunya dengan kehadiran produser kita juga. Lagu-lagu yang kita buat pada hari itu jadilah album LIBERTY dan VICTORY, tapi yang dirilis bulan November tahun lalu kan baru LIBERTY dulu. Nah, sekarang baru VICTORY-nya.
Giring: Jadi tuh selama pembuatannya produser kita di Indonesia memperbolehkan kita bereksperimen sesuka keinginan kita. Jadi fungsi dia adalah sebagai wasitnya.
Pertama biasanya dimulai dari drum dulu, lalu bass. Mereka berdua konser dulu tuh, baru masuk partnya keyboard. Dulu sih biasanya gitar dulu, tapi di album ini keyboard maju duluan baru gitar. On top of it, baru saya nyanyi. Setelah kita dengar hasilnya seperti apa, baru kita sempurnakan.
Kita juga recording di studio di rumah masing-masing, ngejamnya di Musica dan di Cisarua, tapi take-nya di rumah masing-masing. Jadi mungkin enggak ada kendala khusus dalam membuat aransemen karena untungnya kita diberi keleluasaan untuk melakukan eksplorasi.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Nidji di kantor KapanLagi.com®
Randy: Sebetulnya dari album ke-1 juga udah ada remix. Kita mau membuktikan kalau Nidji juga eksis di scene band dan juga di scene club. Menurut saya band yang sukses adalah band yang memiliki lagu remix.
Andro: Perbedaan yang paling jelas sih satu bahasa Indonesia, satu bahasa Inggris.
Ariel: Yang satu sopan, yang satu liar.
Giring: Sama aja sih. Enggak ada batasan sama sekali.
Andro: Belum tentu juga lagu yang diciptakan pas lagi sedih jadinya lebih bagus kok. Menurut kita sih yang paling penting malah lingkungan tempat kita membuat lagu.
Giring: Misalnya kita disuruh seminggu di kantor ini, kita bisa menghasilkan lagu yang beda dari hasil kita ngejam di tempat lain.
Advertisement
Nidji di kantor KapanLagi.com®
Andro: Perbedaan SDM sih yang jelas, disiplin juga beda, wawasan juga beda.
Giring: Sebetulnya produser Indonesia yang bekerja sama dengan kita sekarang juga luar biasa. Saat kita tiba di Australia produser kita di sana juga mengakui bahwa produser kita di Indonesia sangat luar biasa. Mereka bilang kualitas rekaman tidak sesuai ekspektasi mereka, ternyata hasil rekamannya jauh lebih bagus dari ekspektasi mereka.
Bedanya di luar negeri dan di dalam negeri mungkin work ethicnya. Kayak misalnya di sana kita start kerja jam 11 pagi ya mulainya jam 11 pagi, terus istirahat jam 3 misalnya mereka mau lunch. Kalau di sini kan lunch ya mungkin sesuatu yang porsinya big, like nasi Padang, kalau di sana ya gua pikir steak, tapi ternyata enggak. Dia cuma makan roti sedikit terus langsung bilang "Okay lunch done. Let's go back to work!" Dalam hati gua sih ngerasa lapar banget (tertawa).
Ariel: Mereka sama sekali enggak buang waktu dan mungkin mereka juga enggak kenal macet sama sekali di sana. Kalau di sini tantangan hidupnya lebih berat, jadi time managementnya lebih susah.
Giring: Bahasa Indonesia lebih susah sih. Kalau bahasa slank dibahasa Inggris kan masih lebih enak didengar, tapi kalau diterjemahkan lagi ke bahasa Indonesia ya belum tentu tetap enak didengar juga. Menurut saya, artis yang bisa menciptakan lagu dengan lirik bahasa Indonesia dan tetap enak didengar sih hebat, kayak Iwan Fals atau d Masiv juga bagus tuh.
Nidji di kantor KapanLagi.com®
Giring: Jadi saya tuh orangnya cemburuan banget. Dulu jaman pacaran sebelum nikah tuh bawaannya negative thinking mulu. Pokoknya bawaannya curiga aja, jangan-jangan cewek gua lagi jalan sama orang lain. Akhirnya saya mikir, gimana kalau saya bikin lagu tentag cowok yang cemburuannya melebihi saya.
Ceritanya si cewek ini ngefans banget sama Kanye West dan Lady Gaga, terus di otaknya si cewek ini berandai-andai 'what if Kanye West sleep with Lady Gaga'.
Saking gilanya cintanya jadi cemburuan yang berlebihan banget. Jadi ya ceritanya tentang orang yang cemburuan banget.
Nidji di kantor KapanLagi.com®
Ariel: Yang paling jelas sih influence dan referensi kita nambah. Dari album ke album, kita mendengarkan musik yang berbeda-beda.
Andro: Kita mendengarkan musik apa saja sih. Big Bang aja kita dengerin kok.
Giring: Buat kita enggak ada musik yang jelek. Musik seperti apapun pasti kita dengarkan, jelek dan bagus kan cuma masalah selera.
Ariel: Hal yang paling penting adalah walaupun sudah berumur 10 tahun, passion kita enggak pernah padam.
Giring: Definisi down buat kita sih beda-beda. Menurut saya sih kalau komunikasi di antara kita sedang tidak baik, sampai ada yang saling ngomongin di belakang. Itu keadaan yang low banget buat kita, tapi kita bisa melewatinya setelah satu minggu di Cisarua. Produser kita udah takut kita mau bunuh-bunuhan di Cisarua, tapi untungnya enggak, kita masih bisa menghasilkan 15 lagu.
Randy: Selama kita bisa tetap kreatif sih kita semua enggak akan merasa down.
Giring: Salah satu cara kita melalui masa down kita adalah dengan cara berenang tanpa busana di Cisarua (tertawa). Tapi beneran loh, saat itu pelopornya produser kita. Emang sinting juga tuh produser kita dua-duanya.
Nidji di kantor KapanLagi.com®
Ariel: Kalau nasionalisme sih dari dulu campaign-nya Nidji memang mengharumkan nama Indonesia. Lagu tunjukan Arti Sahabat juga merupakan salah satu bentuk nasionalisme kita. Dari dulu juga sebelum manggung di manapun, Giring selalu announce kalo kita adalah band dari Indonesia, di Malaysia, di Hongkong, di New York. Di manapun kita manggung deh.
Andro: Kita juga pernah membawakan lagu seperti Kebyar-kebyar, Tanah Air, dan dulu juga ada salah satu lagu kita yang berjudul Pahlawan Mimpi.
Giring: Bagi kita nasionalisme bukan cuma dari lagu aja, LIBERTY dan VICTORY juga merupakan bentuk nasionalisme kita sih. Kita juga ingin mengharumkan nama Indonesia, supaya orang tahu kalau band dari Indonesia juga kualitasnya internasional.
Pertama kali kita bawain lagu 'Hold Up' di Singapura, pas reff ke dua mereka semua udah ikutan nyanyi juga dan menantikan album kita untuk bisa dibeli di sana. Pokoknya di manapun kita manggung, kita selalu mention kalau Nidji adalah band dari Indonesia.
Nidji di kantor KapanLagi.com®
Randy: Kita sih kalau lagi main ps selalu berebutan untuk pake tim MU, jadi kita semua emang ngefans sama MU. Kita sudah mengamati mereka dari video game.
Giring: Sebetulnya kita mau ngomongin sih, tapi entah kenapa setiap kita ngomongin, Sir Alex Ferguson selalu mundurin jadwal kita. Jadi mendingan tunggu aja klipnya, baru nanti kita ketemuan buat interview lagi (tertawa).
Randy: Kalau udah jadi nanti gua misscall lo aja deh (tertawa).
Nidji di kantor KapanLagi.com®
Giring: Banyak sih.
Andro: Kita mau main di Gladston Burry loh.
Randy: Kita juga mau rekaman di sana dengan produser luar.
Giring: Kemarin kan kita rekaman di sini, tapi saya take vocal di sana. Jadi ya diprosesnya di Australia itu, tapi kalau kita bisa mendapatkan kesempatan untuk berada di bawah label luar negeri dan diharuskan untuk pindah ke sana, kenapa enggak? Kita pasti pindah dan bawa the whole family juga.
Andro: Gagal atau berhasil itu tergantung dari perjuangan kita.
Giring: Proses tuh lebih penting daripada hasil akhir kan?
Nidji di kantor KapanLagi.com®
Andro: Jaman sekarang sih semua bisa ditrack dan bisa di-sue juga.
Randy: Chef, jadi yang megang masterchef (tertawa).
Ariel: Produser kita dulu bawel banget. Waktu kita di Australia, sebetulnya kita bisa minta copy-an hasil recording, tapi dari produser kita tegas bilang kalau masternya ini cuma boleh dipegang oleh satu orang. Jadi kalau sampai yang terburuk bisa terjadi, kita enggak perlu saling menyalahkan.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/bin/boo)
Advertisement