[Interview] The Rain, Hadapi Perubahan Dengan Karya Terbaik

Penulis: Yunita Rachmawati

Diperbarui: Diterbitkan:

[Interview] The Rain, Hadapi Perubahan Dengan Karya Terbaik The Rain di kantor KapanLagi

KapanLagi.com - Kiprah The Rain sudah sepuluh tahun di industri musik tanah air. Mereka sempat merayakan hari jadinya dengan meluncurkan album kelima bertajuk JINGGA SENJA DAN DERU HUJANpada bulan Februari lalu.

Tidak gampang untuk terus menjaga produkifitas dalam berkarya. Namun, band asal Yogyakarta ini telah membuktikan bahwa semakin tua umur kebersamaan mereka, semakin berkualitas pula karya yang mereka hasilkan.

Belum lama ini, empat personel The Rain yang terdiri dari Indra Prasta (vokal), Iwan Tanda (gitar), Ipul Bahri (bass), dan Aang Anggoro (drum) berkesempatan mengunjungi kantor KapanLagi.com®dan curhat mengenai perjalanan mereka selama 10 tahun bersama. Apa aja ya? Simak langsung yuk:

    • Selamat untuk the Rain yang baru saja merilis album ke lima! Bisa diceritakan mengenai kesibukan The Rain sekarang?
    • Indra:


The Rain

      baru saja meluncurkan album kelima yang berjudul


JINGGA SENJA DAN DERU HUJAN

      . Album ini jaraknya cukup lama dari album sebelumnya, yaitu sekitar 3 tahun. Hal ini dikarenakan  tahun lalu


The Rain

      mendapatkan order untuk tur ke sekolah-sekolah dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga pada akhirnya susah sekali mencari waktu kosong untuk recording.


 

      • Setelah 10 tahun berkarya, ada kendala dalam produktivitas nggak sih?
      • Indra: Sebetulnya mentoknya di waktu saja sih. Untuk segi produktivitas kita masih cukuplah (sambil tertawa).




Ipul

        : Album ini memang pengerjaannya paling lama dibanding album



The Rain

        yang sebelumnya. Waktu menjadi kendala utama dalam pengerjaan album ini. Kadang ada lagu yang sudah jadi, tapi kita bongkar lagi.



 

        • Untuk album ke lima ini, bagaimana sistem pengerjaannya?
        • Ipul: Kita semua menyumbang lagu dan selalu mengikuti workshop bersama-sama.





Indra

          : Biasanya saat workshop kita semua mencoba mencari aransemen yang terbaik dari sebuah materi lagu. Kita tidak melihat lagu itu ciptaan siapa, yang kita tahu lagu itu adalah lagu kita bersama.




 

          • Seberapa sering kalian bertengkar mengenai aransemen lagu?
          • Indra: Sering banget. Terutama karena ini sudah album kelima, pastinya kami tidak mau membuat lagu yang begitu-begitu saja. Solusinya adalah biasanya kita rekam permainan kita secara live tersebut lalu hasil rekamannya kita dengarkan bersama-sama. Kita ulik lagi sampai terasa enak di kuping kita semua.





 

            • The Rain terkenal dengan lagu yang beatnya slow dan terkesan mellow, apa karakter tersebut masih terlihat di album kelima?
            • Indra: Jelas. Kita masih menghadirkan lagu mellow, yang kalau jaman sekarang disebut dengan lagu galau.






 

              • Single pertama kalian di album kelima ini adalah salah satu tembang lawas, yaitu Sepanjang Jalan Kenangan. Mengapa lagu ini yang terpilih?
              • Indra: Lagu ini sudah menemani perjalanan kami selama ini. Sekitar 5-7 tahun lalu, setiap kami tampil di acara off air. Kami selalu memutarkan lagu itu terlebih dahulu. Kami membiarkan penonton mendengarkan lagu ini sampai akhirnya kami memasuki panggung.








Aang

                : Lagu ini memiliki kenangan tersendiri untuk kami. Awalnya kami sangat anti merecycle lagu, tapi lagu ini memiliki arti yang sangat dalam untuk kami.







The Rain di Kantor KapanLagi.comThe Rain di Kantor KapanLagi.com
The Rain di Kantor KapanLagi.com

 


  • Setelah 10 tahun kalian bersama, hal apa saja yang ingin The Rain capai?

Indra: Kami ingin mempunyai fans yang loyal. Fans yang memberikan kami support untuk terus berkarya.
Ipul: Selama kami membuat album pun kami belum pernah featuring dengan artis lain, jadi ke depannya kami ingin sekali bisa featuring dengan artis lain.

 

    • Bagaiman cara The Rain menyesuaikan diri dengan perubahan yang kerap terjadi di industri musik?
    • Indra: Cara menghadapi perubahan adalah dengan terus berusaha menghasilkan karya yang terbaik. Rezeki kan tidak bisa dipaksa. Kalau trend memang sedang berhembus ke arah yang berbeda, ya mau diapakan lagi.


Every dog has it's day

      . Semua ada waktunya. Ada kalanya kita di atas dan ada kalanya kita di bawah. Maka dari itu, kesuskesan sebuah band ini tidak hanya berpatokan kepada uang dan popularitas, tapi juga kepada kejujuran band tersebut dalam berkarya.Salah satu hal yang penting yang membuat sebuah band bisa bertahan adalah kenyamanan. Itu sudah lebih dari cukup untuk kami.


 

      • Sebagai sebuah band yang sudah bertahan selama 10 tahun. Menurut kalian, apakah berkarir di bidang musik bisa dijadikan sebagai main job?
      • Indra: Kalau masalah bisa tentu saja bisa. Namun kita juga harus bisa menggunakan penghasilan yang didapat untuk modal kehidupan kita nantinya.




Iwan

        : Berkarir di bidang musik tidak melulu menjadi anak band. Bisa saja kita berkarir menjadi song writer, arranger, dan lainnya. Bagaimana kita bisa memaksimalkan potensi yang kita punya di bidang musik, itu yang membuat musik bisa menjadi main job.




Ipul

        : Sebagai musisi juga harus cerdas. Kita tidak bisa memaksakan masyarakat untuk memberi cd original. Namun, kita bisa berusaha untuk menghasilkan karya yang bagus sehingga fans-fans kita tetap loyal.



The Rain membuktikan bahwa kenyamanan adalah sebuah faktor yang lebih berharga daripada uang. Karya yang baik akan menghasilkan respon yang positif. Semoga The Rain mampu terus bertahan di tengah industri musik yang sangat fluktuatif ini!

(kpl/bin/boo)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/bin/boo)

Rekomendasi
Trending