Diperbarui: Diterbitkan:
Lalu lintas Jakarta tidak padat di hari Minggu (3/3), hari terakhir gelaran tahunan Java Jazz Festival 2013. Matahari sore menghangatkan punggung ketika saya berjalan dari gerbang menuju pemeriksaan tiket.
Sengaja berangkat lebih siang, ada jadwal yang ingin dipenuhi pada pukul 16.30 WIB. Phil Perry. Lagi? Yah, yang kemarin kan dia jadi guest star. Yang ini, memang show-nya. Di rundown, disebutkan Phil akan berkolaborasi dengan Brian Simpson, seorang keyboardist yang pernah kerja bersama Janet Jackson sampai Dave Koz.
Sore-sore jelang senja, menyaksikan aksi live Phil Perry. Apalagi yang bisa lebih baik dari itu? Sedikit terlambat ketika duduk di D1 Hall yang dingin, saya agak bingung melihat banyaknya kursi kosong. Belakangan, baru sadar kalau kebanyakan penonton memilih lesehan di depan panggung dan sebelah kiri venue, sementara saya di sebelah kanan.
Pilihan saya tidak salah. Mengenakan kemeja bermotif warna kuning dan celana warna putih, sosok Phil mengingatkan pada kakek pada umumnya yang ramah dan penyayang. Bedanya, kakek yang satu ini dianugerahi suara luar biasa. Dan dia menikmati bernyanyi.
video: @Tantono Lautan
Membawakan lagu-lagu cinta yang pastinya sudah bersahabat di telinga, Phil terlihat santai berbagi jatah nyanyi dengan penonton. Pasangan-pasangan yang memenuhi venue, makin merapat satu sama lain ketika lagu legendaris It Might Be You dinyanyikan. Sore di hari penutup Java Jazz Fest 2013 yang indah berkat Phil Perry!
video: @Tantono Lautan
Sudah gelap waktu Phil menutup show-nya. Saya berlari ke JavaJazz Stage, tak sabar menonton Eva Celia. Tanpa embel-embel Lesmana atau Latjuba atau Mueller, gadis ini sudah memang sudah menarik perhatian. Penampilan dewasanya di atas panggung dengan blazer putih membuat para penonton pria seketika berhenti, menyempatkan diri memotretnya.
Itu sebelum Eva angkat suara. Lagu cover menjadi taktik jitu darinya, seperti Call Me Maybe (Carly Rae Jepsen) dan Let Me Love You (Ne-Yo) dengan aransemen jazz modern membuat penonton bergumam, mengagumi kemampuan gadis cantik ini. Apalagi ketika dia berkata, "This is a song that I wrote," sambil bergeser ke balik keyboard. Wow!
video: @Pipiet Venus
Membawa sang ayah sebagai bintang tamu spesial, Eva terlihat tak percaya berhasil memiliki panggung dan penonton sendiri. Indra Lesmana pun tampak amat bangga terhadap putri cantiknya. Masih membutuhkan jam terbang lebih tinggi, kelihatannya Evacukup menjanjikan di tahun-tahun yang akan datang.
Eva Celia bersama sang mentor, Indra Lesmana. @KapanLagi.com®/Bambang E Ros
Advertisement
Tidak menyelesaikan show Eva, menjelang pukul tujuh malam saya bergegas ke A1 Hall. Mana mungkin melewatkan show reunian The Groove? Memasuki venue, penonton sudah bergoyang. Hafal lagu-lagu mereka sejak usia sekolah, band ini masih punya groove yang sama menggodanya seperti 10 tahun lalu.
Menjanjikan sebuah album baru di tahun ini, show The Groove terasa begitu hangat. Rasanya benar-benar sebuah reuni, di mana para personel saling merindukan dan bahagia bisa kembali bersama. Keluarga The Groove ini menyambut 'tamu-tamu' (baca: penonton) mereka dengan ramah, Rika Roeslan jelas tak bisa menutupi perasaan senangnya.
Atmosfer kebahagiaan tersebut nyaris menghilangkan highlight kehadiran penyanyi Jepang, Monday Michiru yang cantik dalam lagu megahit You Make Me. Agak disayangkan, namun siapa bisa menyalahkan sebuah 'keluarga' yang baru berkumpul kembali? Dibuka oleh Satu Mimpiku, terbukti Khayalan, Dahulu dan Hanya Karena Cintamasih disukai publik.
One big happy family is together again! @Facebook/TheGrooveIndo
Selepas The Groove, dengan hati terus bersenandung riang, menunggu antrian kamar mandi sangat lama pun tak terasa. Hujan mengguyur, mengingatkan esok sudah Senin, waktunya berhenti berpesta dan kembali ke kehidupan.
Sayang memang melewatkan Marcus Miller dan Margo Rising Star, tetapi tetap harus ada prioritas. Lantaran tempat tinggal yang jauh dari Kemayoran ditambah kondisi alam dan kesehatan, sepertinya pulang dan beristirahat sebuah keputusan bijak.
Kerap disebut sudah kehilangan esensi jazz-nya, atau dikatakan sebagai acara sosialita dan hipster, rasanya tak masalah kalau memang tujuan datang untuk menikmati pertunjukan. Bagaimanapun, masih ada puluhan musisi lokal yang layak mendapatkan perhatian, baik yang baru maupun yang bereuni, dan Java Jazz Fest menyediakan tempat untuk itu. Sampai jumpa tahun depan!
(kpl/rea)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/rea)
Advertisement