Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Mencicipi berbagai ranah dunia musik bersama NTRL, Deadsquad, hingga Blackteeth, rasanya cukup wajar jika kemudian Coki Bollemeyer ingin mencoba menghadirkan sebuah karya baru dan berbeda menurutnya secara pribadi. Yap, pertemuannya dengan Prajna Murdaya yang memiliki visi dan taste musik yang sama lalu melahirkan sebuah project bernama Sunyotok by Coki Bollemeyer yang segera disambut album debutnya.
"Hari ini Sunyotok by Coki Bollemeyer dan Shoemaker Studio bikin hajatan launching album Sunyotok by Coki Bollemeyer. Inspirasi sih kita punya satu visi, seneng musik yang soulfull, yang groovy dan seneng sama musisi-musisi jazz. Kebetulan kita senengnya sama dan gimana caranya kita nge-jam dan commit, dari situ berlanjut," jelas Coki yang menceritakan inspirasi awal Sunyotok by Coki Bollemeyer di Gedung CCM, Jalan Cikini, Jakarta Pusat belum lama ini.
Semakin menarik karena Coki menjelaskan kalau ia membutuhkan waktu 2 tahun untuk latihan sebelum benar-benar mantap masuk dalam dapur rekaman. Bukan cuma itu saja, Coki sendiri mengaku tidak ingin tergesa-gesa dalam membuat album yang berjudul NEGATIVE tersebut.
Advertisement
"Kita latihannya yang lama, 2 tahun. Tahun pertama 2 kali setahun, dan tahun ke-2 lumayan intens. Akhirnya ketemu Moko dan dikenalin sama Prajna dan diproduksi 2 hari. Saya take gitar 3 bulan, gua nunggu mood dan gak mau terburu-buru, sesantai mungkin. Mixing di Amerika," lanjutnya.
Sebuah album yang menyajikan fusion-jazz dengan sedikit cita rasa Internasional itu juga diakui Coki tak lepas dari rasa nyaman studio yang menjadi tempat rekamannya. Selain karena terasa seperti rumah, alat-alat yang ada pun diakui Coki sangat mendukung proses penggarapan materi hingga matang dan siap edar.
"(Studio) Aman dan nyaman, nyaman banget sih. Sempet gue sampai tidur pas lagi rekaman saking nyamannya, hehehe. Memang gue ngerasain nyaman banget di sini, beda sama studio umumnya yang ada tempat take sendiri, mixer sendiri. Kalau di Shoemaker Studio ini emang lu bener-bener feels like home, kayak di rumah, santai banget kayak di rumah aja. Ngobrol - tukar pikiran, hal baru buat gue. Ini pertama kali dapat tempat produksi musik yang bener-bener rasanya nggak kayak di studio rekaman. Kayak di rumah betulan. Di gedung iya, cuman lingkungannya pas mau take, setting segala macam kayak di rumah," tandasnya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/aal/ntn)
Advertisement