Static-X: 'Cult Of Static', Stagnasi Yang Tak Monoton

Penulis: Galih Aulia Akbar

Diterbitkan:

KapanLagi.com -
Oleh: Galih Akbar

Sejak 'one man band'Nine Inch Nails memperkenalkan industrial metal kepada publik musik dunia di awal 1990-an, maka sejak saat itulah genre yang lebih dahulu berkibar di daratan Eropa itu identik dengan distorsi berat metalzone, sampling, synthesizer, dan sequencer. Kini, setelah 20 tahun setelahnya, empat 'basic rules' tersebut masih dipertahankan oleh Static-X.

Band yang berdiri di Los Angeles sejak 1994 lalu ini memang bukan menawarkan sesuatu yang berbeda, setelah lima album berselang, Wayne Static, Tony Campos, Koichi Fukuda, dan Nick Oshiro masih menyuguhkan sesuatu yang nyaris sama, hanya berbeda takarannya saja.

Merilis album keenam bertitel CULT OF STATIC sejak 17 Maret 2009 lalu, Static-X setia dengan 'jalur cepat' ala industrial metal, tapi setidaknya dengan album yang kembali ditangani oleh John Travis sejak album MACHINE (2001) tersebut Static-X berhasil kembali merengkuh sukses komersil mereka dengan mencatatkan namanya di urutan ke-16 dalam Billboard Top 20. Ini berarti penjualan album mereka jauh lebih baik sejak sembilan tahun lalu.

Reprise sebagai record label, menempatkan Stingwray sebagai opening single, sebuah track berdurasi 4 menit 10 detik yang dipenuhi oleh rentetan drum double pedal serta riff-riff gitar bersustain pendek khas Fukuda. Satu hal unik mengenai judulnya, yang diambil paduan dari nama belakang istri Wayne Tera Wray serta mobil Corvette Stingray miliknya.

Kemudian disusul oleh Tera-Field yang berisikan bass line sebagai kerangka aransemen dan variasi olah vokal yang berbeda dari Wayne, sebuah track yang menjadi jeda dari 'jalur cepat' ala Static-X, its time to drop the tempo.

Pada track berikutnya hadir Terminal yang akan mengingatkan Anda pada karya-karya Korn pasca album TAKE A LOOK IN THE MIRROR, programming yang padat dengan riff gitar tebal dan sedikit melodic. Setelahnya, hadir sebuah track yang memunculkan solo gitar dan sampling yang manis, You Am I rasanya bisa jadi pilihan Anda yang rindu akan lagu metal bertema melankolis, namun tetap melibatkan growling sang vokalis.

Sementara itu, Nocturnally hadir dengan tehnik vokal prima yang memanipulasi screaming, serta dukungan solo gitar yang soulfull, sayangnya lagu-lagu seperti ini seringkali hanya muncul sekali dalam setiap album Static X, karena memang sekali lagi, industrial metal kurang terdefinisi dalam track dengan tipikal mid tempo.

Untuk Anda yang penasaran dengan fill in gitar pentolan Megadeth, Dave Mustaine, silahkan menyimak Lunatic yang juga merupakan soundtrack film PUNISHER: WAR ZONE. Di sini Anda akan menemukan solo gitar solid dari Mustaine yang seakan menjadi frekwensi manis di tengah ritme monoton dari vokal yang terus berulang-ulang serta drum machine yang tak kenal ampun.

Dari sekian track yang terus menghajar ruang dengar, nampaknya Static-X paham benar dengan istilah cooling down yang memang dibutuhkan agar proses 'encoding-decoding' tetap berlangsung, buktinya pada penghujung album, hadir Skinned yang seakan menjadi track sing-a-long lantai dansa daripada sebuah moshpit anthem.

Overall, CULT OF STATIC menawarkan rangkaian dari industrial metal intens yang begitu mengharamkan improvisasi, bukan sesuatu yang monoton, namun akan lebih tepat jika disebut sebagai stagnasi yang 'disengaja'. Terlebih dari suguhan vokal Wayne yang benar-benar static sejak 15 tahun silam, namun secara aransemen dan musikal mereka tetap to the point, keras! (kpl/bar)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/bar)

Rekomendasi
Trending