MSG: 'IN THE MIDST OF BEAUTY', Komposisi Anyar Dengan Sound Retro

Penulis: Fatchur Rochim

Diterbitkan:

KapanLagi.com - Belakangan ini banyak grup-grup band lawas yang mulai merilis album baru lagi. Entah ini cuma sekedar pembuktian bahwa mereka masih eksis atau memang kreativitas mereka yang masih terus berjalan. Salah satunya adalah MSG yang Mei kemarin meluncurkan album baru berisi 12 track yang semuanya masih fresh ini.

Cover album berjudul IN THE MIDST OF BEUTY ini sempat membuat saya ragu. Cover album ini bisa dibilang jauh dari kesan artistik, saya malah cenderung mengatakan bahwa cover ini mengingatkan saya pada tipikal cover album rock tahun 90-an. Di dominasi warna hitam dengan gambar logo tepat di tengahnya. Mirip cover album Guns N' Roses.

Entah kenapa saat pertama kali mendengarkan 12 lagu dalam album ini secara sepintas, saya sempat merasa aneh. Secara keseluruhan, beat pada tiap-tiap lagu terasa sama nyaris monoton. Pola bass dan drum pada semua lagu membawa nuansa yang bisa dibilang sangat mirip. Aransemen semua lagu juga terasa sangat sederhana kecuali pada beberapa lagu seperti Summer Day misalnya.

Bila dibanding dengan album sebelumnya, TALES OF ROCK AND ROLL, album ini terasa sangat ringan nyaris tak punya taring untuk ukuran sebuah grup heavy metal. Namun setelah saya coba mendengarkan album ini lagi, saya baru menyadari bahwa power di sini tidak diterjemahkan oleh Michael Schenker sebagai loud atau hingar bingar.

Gary Barden, sang vokalis, punya karakter yang kuat dalam vokalnya. Ia tak harus menggapai nada-nada tinggi untuk menunjukkan kekuatan vokalnya. Ada energi yang terasa kuat saat kita benar-benar 'mendengarkan' tarikan vokalnya. Sementara dalam 'kemonotonan' permainan Simon Phillips, sang drummer, dan Neil Murray, sang bassist, ada energi yang cukup kuat. Malah bisa dibilang 'latar belakang' album ini begitu rapat tanpa harus terdengar over crowded.

Secara keseluruhan, sound album ini cenderung retro. Kalau Anda salah satu penggemar grup band lawas macam The Door, bisa jadi Anda akan suka album ini. Yang saya ragukan adalah apakah sound retro ini bisa diterima fans rock muda yang rata-rata tumbuh dengan musik dengan sound modern. Atau mungkin Michael Schenker memang hanya ingin memuaskan para fans lama mereka.

Bila itu benar, maka album ini memang hanya cocok untuk mereka yang ingin bernostalgia dengan musik-musik lawas. (kpl/roc)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/roc)

Editor:

Fatchur Rochim

Rekomendasi
Trending