Kerli: 'LOVE IS DEAD,' Pembuktian Tak Adanya Kotak Genre Dalam Musik

Penulis: Noviana Indah TW

Diterbitkan:

KapanLagi.com - Oleh: Noppy

Saat pertama kali melihat sampul album perdana artis bernama Kerli, yang terlintas adalah another pop/emo/goth female singer yang akan memberikan lagu-lagu bernada keputusasaan yang sedang ramai digemari anak muda sekarang. Gambar kartun berambut putih panjang dengan dandanan smokey eyes dan poni menutupi dahi menambah kuat kesan emo yang diberikan oleh Kerli. Apalagi background yang suram dan boneka penuh jahitan yang dibawa oleh sosok kartun itu.

Namun saat mendengarkan kedua belas lagu yang ditawarkan oleh cewek Estonia bernama asli Kerli Koiv ini, dia menunjukkan bahwa musiknya lebih bebas daripada sekedar sebuah genre. Jelas terdengar jika Kerli ogah dibatasi oleh batasan genre yang ada.

Track pertama, Love is Dead, yang juga menjadi judul album ini, musik Kerli terdengar seperti Amy Lee dengan Evanescence-nya namun dengan tambahan sedikit sound elektrik tanpa mengecilkan kemampuan suaranya. Sementara masuk ke track kedua, Walking On Air, yang merupakan single pertamanya, Kerli membawa pendengarnya ke dunia gothic dengan suara soul yang mengingatkan kita pada Amy Winehouse dan kadang pada Avril Lavigne.

Track ketiga, The Creationist, terdengar lebih ceria dibanding kedua lagu pembuka tadi. Saat mendengarnya, Anda memang harus langsung membuka pengotakan genre yang sebelumnya bisa jadi Anda capkan pada Kerli. Lagu ini, seperti juga pada Up Up Up dan Beautiful Day, akan menunjukkan bahwa Kerli juga bisa bernyanyi pop/r&b yang cukup ringan dibanding track-track lainnya.

Sentuhan elektrik kembali terdengar dalam lagu I Want Nothing yang kadang mengingatkan kita pada gaya bernyanyi Garbage namun tetap Kerli banget. Tampak sekali semangat penyanyi berusia 21 tahun ini sebagai seorang cewek yang kuat walaupun sering kali disakiti oleh cowok, tema tipikal yang saat ini juga sedang laris.

Bulletproof, Butterfly Cry, dan Fragile bisa jadi membuat Kerli dicap sebagai emo girl karena lagunya yang suram dan berat. Namun Creepshow, Hurt Me, dan Strange Boy malah bisa membuat Kerli diacungi jempol sebagai penyanyi dengan sentuhan dance yang keren.

Akhir kata, Kerli cukup berhasil 'memaksakan' keinginannya agar tidak dikotakkan dalam satu genre musik saja. Suaranya pun tak mengecewakan sehingga tak cukup pantas disebut sebagai another bubble gum young female singer. Semoga saja dia bisa mempertahankan idealismenya yang cukup komersil ini di album berikutnya. (kpl/npy)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/npy)

Rekomendasi
Trending