Diperbarui: Diterbitkan:
Belakangan ini, nama MDMA memang sangat populer sebagai salah satu narkoba yang kerap dibicarakan oleh para musisi dalam lagu-lagu mereka. Tahukah kamu bahwa MDMA ternyata bukan narkoba jenis baru?
Molly menjadi nickname MDMA, dan bila kamu teringat Miley Cyrus, kamu tidak salah. Wanita 20 tahun itu memang blak-blakan mengakui We Can't Stop bercerita soal Molly. Namun, dia tak sendiri. Jay Z, Nicki Minaj, Kanye West juga bernyanyi soal Molly.
Bila diperhatikan, kebanyakan yang membahas Molly adalah lagu hip-hop. Apakah peredaran MDMA memang banyak di scene hip-hop? Nyatanya, dua orang mahasiswa tewas di perhelatan Electric Zoo, sebuah festival musik dance di New York, akhir minggu lalu.
Dilansir dari NYDailyNews, MDMA adalah jenis narkoba methamphetamine. Disebutkan, bahan baku Molly tidak jauh berbeda dari Ecstasy. Dijual dengan kisaran harga mulai 163 ribu rupiah sampai 500-an ribu rupiah, narkoba ini ternyata lebih dulu populer di ranah electronic dance.
Molly biasa digunakan dengan cara disedot melalui lubang hidung, atau ditelan lewat tenggorokan. Dikatakan, obat ini menimbulkan energi besar dan perasaan senang (euforia) selama tiga sampai enam jam. Tidak hanya itu, Molly juga bisa menyebabkan gigi bergemeletuk, dehidrasi, gelisah, insomnia, demam, dan kehilangan nafsu makan.
Advertisement
Bila dikonsumsi dalam jumlah banyak, Molly dapat membuat hipertermia (peningkatan suhu tubuh akibat infeksi), kejang, peningkatan tekanan darah, sampai depresi. Tentu saja, seperti kebanyakan efek narkoba, selalu terbuka kemungkinan dampak yang lebih buruk, termasuk kematian, tergantung kondisi tubuh yang menerimanya.
Berdasarkan hasil penelusuran, Molly dipercaya telah digunakan sejak tahun 1970-an. Hanya saja, pada saat itu penggunanya masih sangat terbatas dan media belum mengungkapkan keberadaannya secara terbuka seperti sekarang.
Keberadaan We Can't Stop tak bisa disangkal turut mendongkrak popularitas Molly. Apalagi, lagu tersebut merajai chart dan video klipnya telah ditonton ratusan juta kali. Berapa banyak yang justru jadi penasaran dan ingin mencoba Molly karenanya?
Dalam sebuah konsernya di Miami, Amerika, tahun lalu, Madonna bertanya pada publiknya, "Berapa banyak dari antara kalian yang pernah mencoba Molly?" Tahun 2012, Ratu Pop ini merilis album bertitel MDNA yang dipercaya merupakan utak-atik dari MDMA.
Sepanjang 2013 ini, festival-festival musik dimarakkan tidak hanya oleh para bintang tamu, namun juga kemudahan mendapatkan Molly. Contoh mudahnya, yang terjadi di Electric Zoo, juga di Paradiso Festival dan Bestival.
Musik dibuat dan dimainkan dengan berbagai tujuan, tetapi ketika tak bisa bersenang-senang dengannya, lalu apa gunanya? Bergembira tentu boleh saja, namun tetap harus ada tanggung jawabnya.
(kpl/rea)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/rea)
Advertisement