Mari Dansa Dengan Musik Jamaika!

Penulis: Dewi Ratna

Diperbarui: Diterbitkan:

Mari Dansa Dengan Musik Jamaika! @Foto: senangselalusenang.blogspot.com

KapanLagi.com - Oleh: Dewi Ratna

Sepertinya memang benar adanya bahwa siklus suatu genre musik, dari tenggalam hingga muncul kembali ke permukaan itu berkisar kurang lebih sepuluh tahun. Tidak bisa dipastikan memang, namun jika melihat jenis musik yang satu ini, otak kita tentu akan menerawang ke zaman sepuluh tahun silam.

Jamaican music, atau musik Jamaika sebenarnya memiliki beberapa genre musik yang rata-rata memang asyik untuk berdansa. Namun, ganre yang paling banyak dikenal dan diminati di negara kita adalah ska, rocksteady, reggae, dub, serta dancehall. Dan band-band semacam Kemuri, Save Ferris, Tipe X, Noin Bullet, dan Jun Fan Gung Foo, adalah nama-nama yang tak asing di layar kaca, sekitar tahun 1999 sampai 2000an.

Kini, aroma musik-musik Jamaika itu kembali tercium. Walau belum sepenuhnya muncul ke permukaan, namun hawa-hawa dansa sudah sangat terasa di beberapa kota di Indonesia. Irama musik dilengkapi dengan brass section tentu sangat membangkitkan semangat. Memang, suara terompet, saxophone, dan juga trombone menjadikan musik Jamaika lain dari musik-musik yang lain.

Tapi ngomong-ngomong soal musik Jamaika, tahukah Anda apa itu ska, rocksteady, reggae, dub, serta dancehall? Mari kita simak...

  • SKA

  • Ska adalah genre musik asal Jamaika pada akhir 1950-an, yang lebih dulu muncul sebelum rocksteady dan reggae. Musik ska adalah penggabungan antara unsur-unsur musik mento dan kalipso dari Karibia dengan musik jazz dan rhythm and blues dari Amerika. Yang menjadi ciri khas musik ini adalah jalur bass berjalan dengan penekanan pada ritme cepat.

    Dalam sejarahnya, ska asli Jamaika bermulai dari tahun 1960-an (gelombang pertama). Setelah mengalami kemunduran, bangkitlah ska 2 Tone Inggris pada akhir 1970-an (gelombang kedua). Tahun 1980-an, terjadi lagi gerakan ska (gelombang ketiga). Dan musik ini mulai populer di Amerika Serikat pada 1990-an. Apakah di era 2000an ini musik ska masih sekuat dulu, atau justru jauh lebih kuat? Kita ikuti saja perkembangannya.

  • ROCKSTEADY

  • Genre musik yang satu ini berawal dari genre ska. Musik rocksteady ini lebih halus daripada ska, namun juga tidak seperti reggae yang pelan dan santai.

    Nama rocksteady sendiri muncul dari lagu milik Alton Ellis yang bertajuk Rock Steady. Genre musik ini muncul ketika warga-warga desa di Jamaika hijrah dari daerah pedesaan dan masuk ke kota-kota. Di ghetto, di kota-kota seperti Kingston, banyak pemuda menyanyikan lagu-lagu dengan irama rocksteady.

  • REGGAE

  • Reggae adalah genre musik yang pertama kali lahir di Jamaika pada akhir tahun 1960an. Genre musik yang satu ini memang lebih banyak diidentikkan dengan musik Jamaika. Namun sebenarnya, reggae adalah pengembangan dari genre ska dan rocksteady. Ritme musik reggae lebih lambat daripada pendahulu-pendahulunya.

  • DUB

  • Dub adalah genre musik yang tumbuh dari musik reggae pada tahun 1960, dan pada umumnya dianggap sebagai sebuah subgenre, meski telah dikembangkan supaya berbeda, dan agak jauh dari lingkup reggae.

    Musik dalam genre ini sebagian besar adalah remix instrumental dari rekaman yang sudah ada, dan secara signifikan mengaransemen ulang rekaman, biasanya dengan menghapus vokal dari musik yang sudah ada sepotong, menekankan drum dan bagian bass (dilakukan per trek, kadang-kadang disebut sebagai 'Riddim'). Teknik lainnya termasuk penambahan gema yang panjang dan dinamis, reverb, panoramic delay, dan sesekali potongan dubbing dari vokal atau instrumental dari versi asli atau karya lain.

  • DANCEHALL

  • Dancehall adalah salah satu genre musik pop Jamaika, serupa reggae namun kurang kental. Dancehall kerap kali mengangkat topik-topik seperti politik dan agama, namun tidak terlalu to the point seperti irama roots yang diasosiasikan dengan Gerakan Rastafari, dan telah mendominasi sebagian besar dekade 1970-an.

    Pada pertengahan 1980-an, terjadi perkembangan alat musik yang pada akhirnya dipakai untuk mengembangkan warna musik reggae. Sementara dancehall digital (atau disebut "ragga"), mempunyai ciri khas berupa ritme yang lebih cepat. Lalu pada pertengahan 1990-an, seiring dengan kepopuleran artis-artis dancehall BoboShanti, berkembanglah hubungan erat antara dancehall dan Rastafari.

So, itu tadi sekilas tentang beberapa genre musik Jamaika. Sudahkah Anda siap berdansa? (kpl/dew)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/dew)

Editor:

Dewi Ratna

Rekomendasi
Trending