Diperbarui: Diterbitkan:
RAN sendiri sudah berhasil menelurkan 3 album selama ini. RAN FOR YOUR LIFE, FRIDAY, dan HOP3, serta banyak sekali lagu-lagu yang ear-catching, singable, dan selalu menyuguhkan lirik yang bercerita tentang keseharian individu pada umumnya.
Apa saja baik untuk RAN. Terutama soal inovasi dalam album mereka. Ini juga yang semestinya dilakukan oleh generasi muda, berkembang dan berkarya.
Advertisement
Tidak hanya menghasilkan karya lewat RAN saja, beberapa personilnya juga mulai meng-expand karir mereka dengan menjadi produser untuk band atau solois baru. Single terbaru mereka yang berjudul Salah Tingkah juga bisa dikategorikan sebagai salah satu lagu yang high rotation karena sering sekali diputarkan di stasiun radio yang berbeda-beda. Inovasi lain yang akan segera RAN lakukan adalah meluncurkan mobile apps mereka untuk memudahkan RANers (panggilan untuk fans RAN) yang ingin selalu mengikuti perkembangan terbaru dari RAN.
Tim KapanLagi.com pun mendapatkan kesempatan untuk berbincang dengan para personil RAN secara lebih intimate. Mau tahu topik apa saja yang diobrolin? Simak hasil interview eksklusif dengan Rayi, Asta, dan Nino berikut ini:
RAN sudah mengeluarkan album ketiga, bisa diceritakan sekarang sedang promo untuk single ke berapa?
Nino : Saat ini RAN sedang sibuk mempromosikan single keempat dari album ketiga kami HOP3, judul lagunya Salah Tingkah.
Engga kerasa udah single keempat aja nih, apa sudah prepare untuk next album?
Rayi : Iya dong! Saat ini kami sedang mempersiapkan album keempat kami juga.
RAN sendiri udah bareng sekitar 5 tahun. Saat ini udah ada beberapa band yang menjadikan RAN sebagai inspirasi bermusik mereka, let's say band seperti HiVi misalnya. Bagaimana tanggapan kalian mengenai hal ini?
Nino : Iya kami sudah memulai RAN sejak 5 tahun lalu, karena kami juga satu SMA. Mungkin karena basically referensi musiknya sama, jadi akhirnya musik yang dihasilkan juga tidak jauh berbeda. Untuk HiVi mungkin karena mereka adik kelas RAN juga dulunya, jadi sering liat kami manggung, engga heran kalau sekarang lagu-lagunya memiliki nuansa yang mirip.
Rayi : Musik-musik seperti kita sih sebetulnya banyak, Maliq and D Essentials juga mirip. Bedanya mungkin karena RAN dulu berani rilis album duluan dari beberapa band yang bermunculan akhir-akhir ini. Sebetulnya yang buka jalan kita juga ada banget, The Groove, Maliq and D Essentials, dan beberapa band lainnya.
Asta : Kita senang sekali melihat perkembangan dari industri musik sih, keadaan industri lima tahun lalu dan hari ini sangat berbeda. Animo orang untuk main musik seperti ini sudah sangat dahsyat, dan mulai diakui masyarakat.
RAN saat ini sedang dalam proses produksi album keempat, dan setiap albumnya RAN selalu memberikan sesuatu yang berbeda. Menurut Rayi, Asta, dan Nino sendiri sebagai personil, sudah sejauh apakah kalian bertransformasi dari awal karir kalian?
Asta : Kalau dari musiknya, kita selalu mencoba selalu berevolusi. Salah satunya dengan cara, benchmarking. Kita selalu melihat apa yang jadi tren di radio, di TV, dan kita coba combine dengan lagu-lagu jadul yang sangat sukses. Intinya kita engga mau melakukan hal yang sama di setiap album, jadi kalau orang lain mendengarkan album RAN dari satu sampai tiga, itu sebetulnya seperti perjalanan evolusi kami.
Rayi : Layaknya manusia yang juga senantiasa berubah, jadi engga mungkin kita sebagai individu masih sama seperti diri kita di album pertama. Kita juga berusaha untuk berkembang, mulai lebih dewasa, dan mudah-mudahan lebih matang, memiliki lebih banyak referensi juga untuk menghasilkan karya. Semoga kita selalu berkembang dan orang lain bisa menerima perkembangan kita juga.
Nino : Kita cuma berusaha untuk menjadi apa adanya, album pertama kita apa adanya ya begitu, album kedua apa adanya ya begitu, dan album ketiga juga apa adanya aja. Jadi album yang kita hasilkan juga kurang lebih mencerminkan transformasi kita sejauh apa.
Perubahan kan menghasilkan pro dan kontra, bagaimana cara RAN sendiri menghadapi konsekuensinya?
Asta : Pasti perubahan ada resikonya sih, tapi basicnya semua orang kan ingin dicintai apa adanya.
Rayi : Banyak sih masukan dan kritikan yang kita dapatkan dari fans yang kritis dan loyal dan memang mendengarkan album kita dari pertama sampai ketiga. Kita hanya berusaha jujur dalam membuat musik yang kita sukai pada saat itu, dan apa yang kita hasilkan dari pikiran dan hati kita pada saat itu. Kita engga bisa membuat formula yang konkrit untuk musik. Bikin musik itu engga pake rumus. Kita cuma bisa berbuat semampu yang kita bisa dan berharap bisa disukai oleh orang lain. Ada yang suka atau ada yang engga, ya itu kenyataan yang harus kita bisa terima.
Apa sebetulnya yang menjadi tolak ukur RAN dalam membuat sebuah karya, apakah tren, atau hal lainnya?
Nino : Tolak ukurnya adalah diri kita sendiri, kalau kita aja udah engga suka sama karya kita, gimana kita bisa mengharapkan orang lain suka sama karya kita? (tertawa).
Rayi : Lagu yang menurut kita enak, kita harapkan orang lain juga memberikan penilaian yang sama.
Untuk album keempat proses produksinya sudah sejauh apa?
Nino : Untuk album keempat palingan baru 2-3 lagu, karena masih di fase awal banget. Kita belajar dari pengalaman album terakhir kita, dari album kedua ke album ketiga lumayan mepet, karena di tengah-tengah tingginya demand untuk bisa menghasilkan album ketiga, bersamaan dengan traffic manggung yang banyak, jadi berasa banget ribetnya. Sampai di luar kota kita juga cari waktu buat rekaman, in some random city lah kalau kata Justin Bieber (tertawa). Nah, untuk album keempat kita engga mau kayak gitu, kita maunya lebih well-prepared, jadi engga tergesa-gesa dalam memilih lagu dan membuat lagunya.
Rayi : Kita punya plan untuk bikin workshop engga cuma di rumah Asta aja, dari SMA kita selalu workshop untuk pembuatan album di rumah Asta, sekarang kita maunya bisa workshop ke puncak atau ke pantai kek, jadi inspirasinya semakin banyak.
Asta : Kan seru tuh kalau orang-orang pulang dari puncak bawa jagung bakar, kita pulang dari puncak bawa album (semua tertawa). Lagu-lagu yang kita buat merupakan hasil chemistry dari kita berempat, jadi ya kita menunggu magic momentnya juga, kita engga mau membuat lagu karena terburu-buru dan hasilnya jadi engga datang dari hati.
Ada due date nya kah untuk menyelesaikan album keempat ini?
Nino : Untuk album keempat sih kita emang engga mau buru-buru, tapi target harus tetap ada, let's say akhir tahun 2012 ini materi harus udah rampung.
RAN sering merilis sebuah lagu yang temanya sedang nge-tren di kalangan anak muda, contohnya lagu Sepeda, kalau lagu Salah Tingkah ini sendiri ceritanya tentang apa?
Nino : Salah tingkah juga tren lo di mana-mana, orang di manapun pernah mengalami salah tingkah. Kita selalu berusaha bikin lagu yang liriknya dekat dengan keseharian orang-orang, jadi kita maunya lagu-lagu kita bisa jadi soundtrack keseharian orang-orang.
Rayi : Lagu Salah Tingkah ini feelnya mirip sama lagu-lagu di album pertama kita, mudah-mudahan lagu ini bisa mengobati rasa kangen orang-orang yang emang lebih suka sama album pertama kita.
Referensi kalian untuk pembuatan album keempat ini siapa saja sih?
Nino : Banyak banget sih.
Asta : Kita lebih banyak mendengarkan lagu-lagu lama, karena kita mau kembali ke sound analog.
Nino : Kita mau mengembalikan musik ke habitatnya lagi lah, karena album ketiga kita kan digital banget.
Saat ini kan tren boyband/girlband sedang merajai industri, kalian semua memiliki gimmick-gimmick tertentu engga supaya tetap terlihat eye-catching?
Nino : Kita juga full dancing, cuma gerakannya engga seragam aja hahaha...
Asta : Untungnya setiap tampil live kita selalu full band dan saat live aransemennya selalu kita ubah sama versi recordingnya.
Nino : Selalu ada refreshments lah, aransemen kita selalu berbeda jadi engga template.
Rayi : Kita memperhatikan banget boyband atau girlband dan penyanyi yang nge-dance juga karena gimmick yang mereka keluarin tuh luar biasa, kita berusaha untuk keep up untuk tetap terlihat menarik, tapi tetap dengan cara RAN sendiri. Kalau di beberapa bulan terakhir saat kita perform pas terakhirnya kita kasi kaos dengan tulisan 'thank you' ke penonton. Di kaosnya itu ada tanda tangan kita bertiga. Ya, kita engga kasih ke semua penonton sih, kita lempar aja (sambil tertawa).
Apakah kalian pernah meng-underestimate band dengan aliran tertentu?
Nino : Engga sih, kebetulan kuping kita kuping comberan. Jadi lagu apapun pasti kita dengar.
Rayi : Menurut kita pasti ada sesuatu yang bisa kita pelajari dari jenis musik apapun, jadi sama sekali engga perlu untuk meng-underestimate band lain.
Awal-awal kemunculan RAN pasti belum banyak juga orang yang notice siapa kalian, dan engga jarang mendapatkan perlakuan yang cenderung engga enak dari penonton. Bisa diceritakan pengalaman-pengalaman dengan case seperti ini?
Rayi : Ya ada lah, kita pernah dilemparin juga kok. Dilempar kertas, koin, atau dikasih jari tengah juga lumayan sering.
Asta : Banyak juga yang suka komen "Ini si Asta bisa main gitar engga sih? atau cuma main asal-asalan aja?" ya komen yang begitulah, cuma menurut kita itu adalah ajang latihan mental aja.
Nino : Perlu sih ya 'pukulan-pukulan' kayak gitu, kayak dulu kita pernah masuk ke dalam daftar 10 album yang tidak perlu dibeli versi sebuah majalah di tahun 2008, pas baca sih 'wow' banget rasanya. Itu engga apa-apa juga sih, hal-hal kayak gini yang bikin kita sadar kalau kita haru selalu melakukan improvement di dalam diri kita masing-masing.
Rayi : Kita juga sadar kalau kita engga bisa menyenangkan semua orang. Ada yang suka ya alhamdulillah, kalau engga suka ya kayaknya engga perlu juga berusaha untuk menjatuhkan atau merendahkan kita.
Nino : Kalimat Rayi yang tadi bener banget, kita emang engga bisa menyenangkan semua orang, lucunya di tahun yang sama kita mendapatkan predikat 'best new artist' versi sebuah majalah. Nah, yang paling lucu adalah tahun depannya kita mendapatkan predikat 'band of the year' dari majalah yang tadinya nyuruh orang untuk engga beli album kita itu.
Kalau pengalaman manggung yang paling unforgettable buat kalian?
Nino : Java Jazz sih ya..
Asta : Java Jazz tahun 2008.
Nino : Itu setahun sebelumnya kita belum tahu jelas mau jadi musisi atau engga, dan kita emang nonton Java Jazz sambil menghayal 'kapan ya bisa main di event ini?' nah, pas banget tahun depannya kita main di Java Jazz, dan dapat panggung yang kedua terbesar setelah Plenary Hall. Pas checksound sih kita masih ragu ada yang nonton atau engga.
Rayi : Waktu itu gue bilang sama Nino kalau sampai ada setengah aja yang nonton, gue udah bersyukur banget. Taunya pas tirainya dibuka yang nonton udah penuh, rasanya surreal banget.
Asta : Di Surabaya juga kita pernah manggung yang nonton sekitar 30 ribu orang dan orang-orang pada nonton kita sambil joget-joget juga. Yang lucu juga kita pernah manggung di Masjid terus cowok dan cewek yang nonton tempatnya dipisahin gitu karena bukan muhrim.
Nino : Kita pernah manggung di Banjarbaru dekat Banjarmasin, di deretan penonton paling depan ada yang bawa poster Slank dan poster Ariel, gue yang nyanyi jadi pengen ketawa aja.
RAN sendiri selalu melakukan improvement, tapi kalo bisa didefinisikan musiknya RAN itu seperti apa?
Asta : Gue sih mendefinisikan musik RAN dengan kata 'fun' karena walaupun lirik dari lagunya sedih, kita menyampaikannya dengan musik yang engga bikin orang lain galau.
Rayi : Gue juga 'fun' sih.
Nino : Kalau gue 'friendly' kali ya, bukan karena gue siaran di sebuah radio itu, ya. Soalnya menurut gue kalau RAN itu digambarkan dalam sebuah sosok individu, sosoknya pasti yang friendly banget, karena musiknya engga ganggu juga, dan lagu-lagunya juga bisa menemani kita dalam segala situasi.
RAN sendiri pernah berkolaborasi dengan Andi Rianto di lagu Piano, in long term kalian mau berkolaborasi dengan siapa lagi?
Asta : Kita pengen banget bisa berkolaborasi sama Agnes Monica.
Rayi : Maunya sih sama musisi luar negeri kayak N.E.R.D. (tertawa)
Nino : Gue pengen bikin lagu sama Kahitna sih, karena gue ngefans banget sama mereka.
Rayi : Kalau musisi lokal sih mungkin Raisa ya.
Nino : Dulu Raisa pernah kolaborasi sama kita, waktu Java Jazz tahun 2008, kebetulan Raisa bantuin jadi backing vocal kita.
Dulu banyak banget band-band yang mengandalkan RBT sebagai main income, kalau menurut kalian sendiri, apakah pekerjaan sebagai musisi ini bisa dijadikan sebagai main job atau engga?
Nino : Pada saat ini sih main musik pastinya merupakan main job kami.
Rayi : Kami juga menyadari adanya kemungkinan-kemungkinan yang lain, tapi kalaupun kami engga main musik lagi. kami akan tetap berkarya di industri musik, karena menjadi musisi kan bukan hanya menjadi pemain band aja. Industri musik ini luas banget dan engga ada matinya. Di salah satu radio ada yang pernah mewawancarai salah satu kru profesional yang pernah bekerja sama dengan Dewa, dan band-band besar lainnya. Sifatnya memang cuma sharing, tapi di situ terlihat kalau industri ini emang engga ada matinya.
Nino : Banyak yang menganggap kalau RBT itu sumber penghasilan utama musisi, padahal banyak hal lain yang kita dapatkan dari menjadi musisi, dan bukan hal yang sifatnya materi aja, seperti kesempatan untuk melebarkan sayap. Dengan kita ada di industri ini orang lain jadi notice dengan keberadaan kita. Gue punya kesempatan untuk nge-produce, Asta juga. Kita punya kesempatan untuk kolaborasi sama banyak penyanyi. Keluarga besar RAN kan bukan hanya kami aja, ada kru, dan tim manajemen, kita happy karena RAN ini sendiri bisa menjadi sumber penghasilan untuk banyak orang. Coba dilihat berapa banyak band di Indonesia, di situ kita bisa melihat betapa industri musik ini sangat luas dan sangat menghasilkan juga.
Terakhir... Goal kalian selain menyelesaikan album keempat ini apa aja sih?
Rayi : Kita pengen banget bisa rilis album di luar negeri, let's say di South East Asia dulu lah.
Nino : Yes, kita pengen banget bisa rilis album di luar negeri.
(kpl/bin/boo)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/bin/boo)
Advertisement