Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Kepergian Avicii bukan cuma memberikan rasa duka bagi keluarga, fans dan para penikmat musiknya, namun juga dunia musik elektronik. Tentu saja mengingat inspirasi dan semangat yang telah Avicii berikan hingga ranah dance music bisa berkembang jauh seperti saat ini.
Tidak heran jika meninggalnya produser musik asal Swedia itu menjadi topik besar di International Music Summit (IMS) tahun ini. Belum lagi kehidupannya sebagai DJ yang terkesan glamour di luar, namun tidak ada yang sadar bagaimana lelahnya Avicii menghadapi rangkaian tour yang padat, merasa terisolasi dan sendiri.
"Selama 40 tahun berada di dunia ini, aku tidak bisa memikirkan siapapun yang telah meraih sukses dan tidak dibayar dengan bayaran pribadi seperti kesehatan, hubungan, perceraian, kecanduan, depresi dan kegelisahan," ujar Pete Tong, selaku pengamat musik BBC Radio 1 pada (IMS) di Hard Rock Hotel, Ibiza, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Seperti dilansir dari Billboard, kehilangan sosok besar dan bertalenta seperti Avicii menjadi hantaman keras untuk komunitas dance music. Hal inilah yang kemudian memacu orang-orang di dalam skena dance music mulai membuka masalah kesehatan mental mereka dan mencoba untuk tidak mengulangi tragedi yang menimpa Avicii.
"Saat itu ada perubahan besar, dan kami mengumpulkan momentum dalam cara yang sangat positif. Kami sudah menyebarluaskan percakapan kami dan sekarang percakapan telah berubah menjadi aksi," terang Tristan Hunt selaku manajer dari Association For Electronic Music (AFEM) dan ketua kalangan pekerja, Protect Mental & Physical Health for Fans & Professionals.
Sejak dibentuk di tahun 2013, AFEM terus memainkan peran penting untuk menyorot masalah kesehatan mental, terutama dalam industri. Mark Lawrence yang merupakan CEO dari AFEM, mengatakan kalau organisasi ini memfokuskan diri untuk membuat sebuah platform diskusi dan aksi yang membawa, serta menyediakan solusi untuk setiap masalah yang ada.
Lewat pertemuan dan ruang dalam konferensi seperti IMS, Amsterdam Dance Event (ADE) dan Brighton Music Conference (BMC), AFEM terus aktif mempertahankan eksistensinya secara global. Selain itu AFEM juga merancang inisiasi kesehatan mentalnya dengan sumbangan dana dari Help Musicians UK. Walau begitu Mark Lawrence mengatakan kalau kematian Avicii justru menciptakan urgensi baru.
"Menurutku kami sudah gagal membantunya. Kami sudah menawarkan solusi untuk siapapun yang membutuhkan bantuan dan kami tidak membawakannya terlebih dahulu untuk orang yang sebenarnya sangat membutuhkan solusi tersebut," aku Lawrence yang menerima kabar kematian Avicii lewat pesan teks.
Sebenarnya ada beberapa cerita lain yang sukses mengatasi masalah kesehatan mental ini. Seperti misalnya DJ Inggris yang bernama Ben Pearce, di mana setelah beberapa bulan Avicii mengumumkan untuk berhenti tour di tahun 2016, Ben menulis catatan di Facebook kalau dirinya pun akan mundur dari semua acara yang akan datang, membahas depresi serta kecemasan yang terkait dengan sebuah pertunjukkan.
"Masalah ini mempengaruhi semua aspek dalam hidupku. Aku tidak pernah memiliki kecemasan sosial atau dalam penampilan dan sekarang saya sangat menderita. Ini nyata, dan masalah ini tidak banyak dibicarakan di masyarakat atau industri musik dan aku harap fansku maupun orang-orang di industri bisa memahami keputusanku dengan baik," tulis Ben dalam catatan di laman Facebook-nya.
Berkat tulisan Ben, sekarang perusahaan manajemennya yang bernama ATC selalu mengambil waktu di hari Rabu untuk berkomunikasi dengan para staff-nya tentang kehidupan serta kesehatan mental mereka. Tindakan ini dinilai Tristan Hunt selaku regional manager AFEM sangat efektif untuk membuat industri yang lebih efisien dan berkelanjutan untuk jangka waktu panjang.
Sekarang ini banyak pihak yang semakin optimis kalau komunitas dance music juga bisa mengatasi masalah-masalah serupa, terutama setelah Avicii yang ditemukan meninggal di kamar hotelnya pada 20 April 2018 lalu. "Aku datang ke sini bukan untuk mengatakan kalau party sudah selesai, tapi ini panggilan untuk menyadarkan orang-orang yang ada, untuk mulai melihat sekitarnya dan mencari tahu siapa saja yang membutuhkan bantuan," pungkas Pete Tong.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(bil/ntn)
Advertisement