Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Beberapa waktu lalu Kemendikbud mengumumkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) mengenai lagu Indonesia Raya yang saat ini dinyanyikan dalam 3 stanza sesuai naskah aslinya. Namun ada beberapa hal menarik mengenai lagu Indonesia Raya 3 stanza tersebut.
Baru-baru ini kami menghubungi Miftah C Zubir selaku kepala Studio Lokananta, Solo, mengenai lagu tersebut. Selain proses rekaman yang mengerahkan para talenta asli Indonesia, ada beberapa hal lain yang membuat masyarakat perlu menyorot lebih mengenai lagu Indonesia Raya versi baru ini.
Karena itu bertepatan dengan Hari Pahlawan yang jatuh pada hari ini (10/11), kami mencoba menyajikan serba-serbi menarik mengenai lagu Indonesia Raya 3 stanza. Berikut adalah obrolan kami bersama sang kepala Lokananta via WhatsApp baru-baru ini.
Advertisement
KapanLagi.com®: Sebenarnya 3 stanza pada Indonesia Raya ini memang direkam dalam 3 bagian terpisah atau bagaimana mas?
Miftah: Rekaman terakhir, yang direkam 18-20 mei 2017 lalu, (yang juga merupakan rekaman resmi ke-3 lagu kebangsaan) itu dibuat dalam 5 versi; orkes harmoni, simfoni, fanfare, unisono, dan iringan piano. Tiap versi tersebut direkam dalam format 1 stanza dan 3 stanza, dan bisa diunduh di laguindonesiaraya.id, jadi masayarakat bisa bebas mau pakai versi yang mana nantinya sesuai kebutuhan. Karena sudah diatur di undang-undang, lagu Indonesia Raya hanya boleh dinyanyikan dalam format 1 atau 3 stanza saja.
KapanLagi.com®: Berarti bisa dibilang kalau rekaman yang terakhir ini versinya sedikit berbeda dengan versi aslinya mas?
Miftah: Ya, lebih beragam. Seperti versi orkes fanfare (yang biasa dipakai untuk upacara militer) bisa juga diunduh oleh sekelompok masyarakat misalnya yang ingin menyanyikan Indonesia Raya dalam versi tersebut. Intinya adalah rekaman terakhir ini untuk menyeragamkan, baik dari teknik memainkan sampai sikap saat menyanyikan. Karena selama ini teknik memainkannya ternyata beda-beda. Mulai dari nada dasar, sampai temponya tidak seragam.
KapanLagi.com®: Oke, berarti rekaman terakhir ini jadi patokan baru untuk orang-orang dalam menyanyikannya ya?
Miftah: Yes, betul. Harapannya seluruh lapisan masyarakat nanti acuannya kalau mau nyanyikan Indonesia Raya ya unduh dari web tersebut. Jadinya seragam nanti semuanya. Misalnya mas di KapanLagi mau bikin upacara bendera, ya ambil saja lagunya dari web tersebut.
KapanLagi.com®: Nah agar masyarakat bisa tau dengan versi terakhir ini, apa saja langkah pensosialisasian yang sudah diambil?
Miftah: Kemdikbud kerjasama dengan Lokananta untuk sosialisasi ini. Kita baru bikin 5 kegiatan di Solo (beragam pameran dengan acara diskusi mengenai tutorial Indonesia Raya ini di dalamnya) dan 1 kegiatan di Jakarta. Lalu tanggal 28 Oktober kemarin sudah dihelat oleh Kemdikbud, konser Indonesia Raya sekaligus launching websitenya di Aula Simfoni Kemayoran.
KapanLagi.com®: Kami sempat browsing juga, kabarnya musik pada rekaman ketiga lagu Indonesia Raya dimainkan oleh musisi asli Indonesia. Apakah pada 2 rekaman sebelumnya memang ada sentuhan dari musisi luar negeri?
Miftah: Rekaman terakhir murni dikerjakan segala sesuatunya oleh orang Indonesia, mulai dari pemainnya (orkestra Gita Bahana Nusantara), sound engineer-nya Purwatjaraka, konduktornya Sapta Kusbini (putra Pak Kusbini) sampai ke crew-nya juga orang Indonesia, bahkan studionya juga milik negara, hehehe. Sedangkan di 2 rekaman sebelumnya, rekaman 1 yang kerjakan seluruhnya orang Belanda, arahan Josef Cleber. Rekaman ke-2 dipimpin Addie MS, dikerjakan di Melbourne, pemainnya juga ada orang luarnya. Mungkin secara teknik bermain mereka lebih baik dari anak-anak Gita Bahana Nusantara, tapi menurut saya sih feel-nya yang beda. By the way, anak-anak GBN ini binaan Kemdikbud, diseleksi tiap tahun untuk main di istana saat 17-an.
KapanLagi.com®: berarti Gita Bahana Nusantara ini selalu ada regenerasi setiap tahunnya mas?
Miftah: Betul. tetapi yang melakukan rekaman kemarin itu alumni GBN, mereka kalau tidak salah adalah angkatan 2013-2016 yang ikutan rekaman.
KapanLagi.com®: nah sebagai salah satu pusat arsip musik negara terbesar, apa naskah asli dari lagu Indonesia Raya memang disimpan di Lokananta?
Miftah: Kalau itu tidak, yang ada di Lokananta adalah piringan hitam rekaman resmi pertama Indonesia Raya (yang dipimpin Josef Cleber).
KapanLagi.com®: Kami juga sempat mencari tahu kalau kewajiban untuk menyanyikan 3 stanza lagu Indonesia Raya ini merupakan salah satu langkah untuk menanamkan jiwa nasionalisme. Menurut mas Miftah sendiri, apa ini memang langkah yang tepat?
Miftah: Yang saya tahu ini belum menjadi "kewajiban" mas (mungkin bisa dikroscek ke kemdikbud - dengan Pak Edi, Kasubdit Seni Media). Karena ranah Kemdikbud adalah di lingkungan pendidikan (Paud sampai SMA). Yang saya tahu sekolah-sekolah mulai diinstruksikan untuk menyanyikan Indonesia Raya 3 stanza sebelum memulai pelajaran (bukan di lapangan saat upacara bendera, karena pasti ribet menyesuaikan durasi lagu dengan prosesi menaikkan benderanya). Nah kalau dari pandangan saya, sejalan dengan Pak Hilmar Farid- Dirjen Kebudayaan -menyanyikan Indonesia Raya 3 stanza ini cukup tepat sebagai salah satu tools menanamkan nasionalisme. Tidak perlu wajib hafal dulu, minimal mengetahui bahwa lagu kebangsaan kita ada lirik versi 3 stanza dan paling gak kan kalau nyanyi 3 stanza sekarang kita akan baca lagi liriknya. Jadi secara gak langsung kita mulai coba menelaah lagi, meresapi lagi makna liriknya. Selama ini kan kayaknya mulut udah default aja tuh kalau nyanyi yang 1 stanza.
KapanLagi.com®: Setelah pameran arsip Lokananta di Solo dan Jakarta, kira-kira apa lagi langkah yang akan ditempuh baik Negara, PNRI, atau mungkin Lokananta sendiri untuk mengenalkan seni musik di Indonesia, terutama lagu Indonesia Raya, mas?
Miftah: Kalau Kemdikbud saya kurang tau langkah berikutnya apa. Kalau tidak salah Pak Menteri pernah berucap waktu acara konser akbar tanggal 28 kemarin, beliau ingin tahun depan disosialisasikan lagi ke kota-kota lain. Tapi ya bentuk atau formatnya gimana belum tau. Kalau Lokananta sendiri sedang mencoba mengajak pihak-pihak lain, seperti Galeri malang Bernyanyi untuk ikut bikin talk show tentang Indonesia Raya ini. Gak menutup kemungkinan dengan pihak lain.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/ntn)
Advertisement
5 Gaya Potong Rambut Butterfly Idaman Banyak Wanita di 2025, Inspirasi Tampil Fresh dan Stylish
Jadi Camilan Kesukaan, Intip Trik Rahasia Goreng Pisang Kipas yang Krispi Kering dan Tidak Berminyak
Tarif Dasar Listrik Terbaru April 2025 Subsidi dan Nonsubsidi yang Penting Diketahui, ini Updatenya
9 Artis Indonesia Yang Punya Hobi Koleksi Mobil Klasik, Ada Andre Taulany Hingga Iqbaal Ramadhan!
Profil Ryan Adriandhy, Sutradara Film JUMBO yang Ternyata Juga Seorang Komika