Diterbitkan:
Kapanlagi.com - 'Tidak ada Coke Bottle dalam album ini', jadi hal pertama yang terbesit di pikiran saya saat melirik album X milik Agnes Monica di Spotify. Mengingat rilisan ini jadi hal yang paling ditunggu para penikmat musik Tanah Air setelah 3 tahun penyanyi dengan moniker Agnez Mo tersebut melangkah tanpa rilisan baru di Amerika.
Uji coba segera dilakukan, bayangan jika tatanan musik yang kompleks seperti Long As I Get Paid segera menguap ketika track pertama, Million $ Lover, mengalun di telinga. Namun ada beberapa hal mengejutkan yang memunculkan rasa yakin jika album ini benar-benar berbeda dari pop yang biasa saya, atau anda dengarkan sehari-hari.
Sound yang modern, Agnez Mo mengajak kita mengikuti setiap beat yang ia tawarkan untuk turun ke lantai dansa. Setiap track seolah punya treatment berbeda dari Agnez Mo dan memiliki nuansanya sendiri-sendiri. Anda akan dengan mudah memahaminya ketika mendengarkan 3 track pertama dari album X.
Advertisement
Walau menawarkan suasana yang berbeda-beda, tapi ada benang merah yang mengikat semua track dalam album ini, pop dan dance music. Juga ada detail kecil yang cukup menggelitik ketika mendengarkan album ini pada platform streaming seperti Spotify. Yap, pasalnya, setiap track dalam album ini mendapat label 'E', atau lebih mudah dipahami dengan kata 'explicit'.
Benar saja, Agnez Mo membenamkan lirik yang gamblang dan tegas secara merata di seluruh track ini. Setidaknya ketika sampai pada track Backroom, bisa jadi anda menyadari hal yang sama kalau apa yang ditawarkan Agnez Mo lebih dari sekedar follow up single debut internasionalnya bersama Timbaland dan T.I. pada 3 tahun lalu.
Semakin kompleks ketika kita melirik visualisasi dari Long As I Get Paid. Musik yang dark, koreografi yang kompleks, busana yang edgy, hingga hadirnya berbagai identitas seperti Timur Tengah hingga Indonesia dalam music video Long As I Get Paid, album X seolah merepresentasikan sisi perfeksionis Agnez Mo tanpa bermaksud menjadi seorang yang arogan. Akhirnya hal ini bisa dipahami sebagai pemakluman, kenapa Agnez Mo membutuhkan waktu hampir sekitar 3 tahun demi merilis album debut internasionalnya.
Tapi dengan konsep yang kompleks serta berbagai eksperimen yang dibenamkan Agnez Mo, pertanyaan lain pun muncul dalam benak saya secara pribadi,
'Apa maksud Agnez Mo hingga merilis album avant-garde seperti ini?'
Akhirnya saya kembali melirik awal mula gebrakan Agnez Mo sebelum meretas album debut internasionalnya, video Agnez x Mo intro: Noises. Sebuah video monolog dengan berbagai pertanyaan yang selalu mengiringi kehidupan semua orang. Tidak terkecuali Agnez Mo sendiri.
Bagaimana ia menemukan bentuk terbaiknya sebelum benar-benar mantap berkarir di level yang lebih tinggi. Juga sederet pertanyaan, komentar, hingga kritik orang-orang yang terus mempertanyakan karir Agnez Mo di Amerika. Namun semua pertanyaan itu pun akhirnya dijawab oleh Agnez Mo dengan album X.
Meski menawarkan sebuah album pop yang perfeksionis dan penuh eksperimen, agaknya memang terlalu cepat jika menaruh harapan besar pada Agnez Mo untuk segera bersinar di industri musik Amerika. Namun harus diakui kalau album X tetap menjadi pintu utama untuk kita menyimak setiap gebrakan Agnez Mo di level karir yang lebih tinggi.
Tapi dari semua itu, pertanyaan yang tersisa adalah, apakah Amerika sudah siap untuk setiap gebrakan Agnez Mo?
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/ntn)
Advertisement