Diperbarui: Diterbitkan:
Album berjudul A YOUTH NOT WASTED kali ini akan lebih mudah didapat karena mereka menggandeng EMI (Universal Music Indonesia) sebagai label. Di album sebelumnya, PWG masih berada di jalur indie. Kenapa EMI? Anak-anak Pee Wee menjawab bahwa orang-orang EMI selalu hadir di manapun mereka manggung. Jadi, kenapa tidak Pee Wee menggandeng pihak-pihak yang selalu menyupport mereka.
Bertemu dengan orang-orang hebat membuat album Pee Wee makin asik saja untuk diulik. Pertemuan kuintet punk ini dengan artworker yang pernah bikin cover album buat NOFX, MXPX dan Lagwagon pun berujung pada gambar yang muncul di cover album A YOUTH NOT WASTED. Dochi pun menceritakan kisah di balik cover album ini.
"Jadi waktu kita ke Jepang, rangkaian Summer Sonic, salah satunya kita maen di ACB, kaya gigs gitu. Terus orang itu dateng, terus dari situ dia tertarik sama Pee Wee, akhirnya dia reach out lewat email, komunikasi lewat email, terus tukeran Line, ngubungin via Line. Terus dia bilang 'mau dong ngerjain artwork-nya Pee Wee', oke nih kalo dibikin sesuatu. Terus bertepatan juga kita lagi mau ngerjain album ya udah sekalian aja dia diseret, udah lo kerjain CD aja daripada merchandise. Terus akhirnya dia ngasih kita beberapa gambar dia, kita suka, abis itu dijadiin," kata Dochi menjawab kisah unik di balik penggarapan cover album ini.
Advertisement
"Yah, yang awalnya mau bikin artwork merchandise sampe akhirnya ditarik buat bikin artwork CD," timpal Ayi Mahardika sang gitaris.
Digarap setengah tahun, album ini terbilang lebih eksploratif. Sesuai dengan ucapan sang lead vocal Sansan yang mengatakan bahwa, "Setiap anak-anak ini udah ngebawa lagu jadi. Yang lain udah jadi lagu nih, terus dibawa ke studio, terus didengerin rame-rame, yang lain ngisinya terserah cara ngisinya gimana, gitu."
"Hasil akhirnya jadi bikin kita kaget sendiri, ternyata kalo misalnya anak-anak bikin sendiri-sendiri nge-take-nya, jadinya ngaco. Ngaco dalam artian benar," terang Sansan tentang pembuatan album yang rilis pada 4 Maret kemarin.
Dochi menambahkan bahwa setiap lagu memiliki nuansa dan sound masing-masing yang membuat album A YOUTH NOT WASTED seakan seperti rangkuman musik Pee Wee dari tahun 2007 hingga sekarang. Ditambah lagi dengan bertambahnya referensi bermusik mereka yang bermacam-macam.
Nada-nada ala skatepunk Jepang, chord-chord semacam modern pop punk serta seringaian ala musik Hardcore masuk dalam album ini. Dan satu lagu akustik berjudul Seretonin yang mereka bawakan bareng Gania Billfold membuat mood album ini makin kaya.
"Kita pengen nyoba eksplor dari musik Pee Wee di album-album sebelumnya gimana caranya kita masukin banyak referensi lain di setiap lagunya. Ada yang kayak skatepunk Jepang, terus ada yang macem The Story So Far, modern pop-punk, terus ada yang shout kaya HC-nya, terus ada yang akustiknya cuma cara nyanyiinnya gak kayak akustik," ujar Dochi menjelaskan.
Sejalan dengan tajuk besarnya, A YOUTH NOT WASTED merupakan teriakan dari Pee Wee Gaskins buat kalian agar gak buang-buang masa muda. Kejar apa yang kalian sukai dan tetap miliki-lah positive mind!
"Sesuai sama judul albumnya, jadi 10 lagu ini kita simpulkan semua ceritanya adalah tentang masa muda yang nggak kita sia-siain. Terus tentang gimana kita nanggepin semuanya dengan positif, gak ada satu lagu pun tentang keputus asaan di sini. Pokoknya kalau ada masalah, pasti di ujung lagu ada solusi, kalau gak gimana caranya kita klop sama isu yang ada di situ. Ya intinya itu sih, terus ngelakuin apa yang kita sukai," pungkas bassist yang identik dengan kacamata berframe besar ini.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/adb/ntn/otx)
Advertisement