Diterbitkan:
Sempat mencicipi ranah musik yang berbeda, masing-masing personel Karat lalu mengkreasikan formula baru yang membuat musiknya terasa berbeda, segar, namun tetap menjaga esensi dari musik metal sendiri. Namun, ada banyak pertimbangan yang muncul beriringan bersama pemikiran sederhana yang membuat Karat semakin yakin untuk melangkah di ranah musik metal Tanah Air.
Rasa gerah, muak, dan hasrat untuk terus berkarya pun akhirnya berhasil membuka jalan mereka bahkan sampai salah satu pagelaran akbar musik metal di Kalimantan, Rock In Borneo. So, mari kita mengenal Karat yang penuh dengan musik-musik cadas nan segar di halaman-halaman berikutnya.
Advertisement
© Facebook.com/KARAT-METAL
Suka atau tidak, masih banyak yang melihat metal dengan imej seram bahkan brutal. Menurut kalian?
Karat: Kita menanggapi hal ini adalah hal yang lumrah, karena jelas image kita secara packaging, attribute yang kita pakai didominasi hitam, terus lagu yang dibawakan kita memang cukup extreme dan keras. Ngomongin suka atau tidak relatif juga sih.
Lalu, isu apa yang paling pas untuk diangkat lewat musik metal untuk Negeri ini?
Karat: Kehidupan sosial dan sistem sosial yang terjadi di Negara kita cukup rumit, keadaan politik dan hukumnya yang kacau. Ini menurut kita pas untuk kita angkat menjadi isu.
Untuk menjaga esensi musik metal kalian, apakah Karat selalu mendengarkan musik-musik metal setiap saat?
Karat: Kalau musik metal itu pasti, tetapi yang pasti kita mendengarkan semua aliran musik sebagai referensi bermusik kita, karena terkadang ide dan karya yang kita buat, energinya dari yang tidak pernah kita bayangkan.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
© Karat Metal
Rasanya tidak adil di mana tidak semua musik yang kita atau bahkan Karat peluk bisa menjamin sebuah kehidupan yang layak. Bagaimana tanggapan kalian sendiri?
Karat: Ini bagian dari proses menurut kita, karena dari kesedihan seperti ini kita tumbuh besar dan melakukan perlawanan lewat karya yang kita buat. Tanggapannya, wah panjang nih.
Sebenarnya ini pertanyaan sering dilontarkan siapa pun, kita gak ambil pusing, menurut kita hidup ini akan menyenangkan ketika kita sudah bisa memilih jalan hidup kita dan tau siapa diri kita sebenarnya. Kita tidak menghiraukan lagi apa yang akan terjadi pada kita, tugas kita cuman berkarya dan itu menyenangkan, dan itu yang membuat kita hidup.
Setuju, karena masing-masing dari kalian pun sebelumnya sudah pernah mencicipi ranah musik yang berbeda. Tapi, apa tantangan dan harapan terbesar kalian saat memulai Karat di umur yang sudah cukup dewasa ini?
Karat: Kita ingin membuktikan tidak ada kata terlambat untuk terus berkarya, dan tantangannya semakin dewasa biasanya manusia itu semakin banyak cobaan, itu tantangan kita mampu gak kita konsisten dalam project ini terutama dalam berkarya.
Harapan terbesarnya, kita ingin menjadi salah satu band dengan genre extreme yang di akui keberadaanya secara nasional. Terlebih pastinya Internasional.
Advertisement
© Facebook.com/KARAT-METAL
Menilik skena metal di kota kalian sendiri, apa menurut kalian sudah kondusif untuk mendukung Karat dari segala aspek?
Karat: Melihat dengan kacamata kita saat ini, kota malang lagi bergairah, seakan akan kembali ingin menunjukkan taringnya, khususnya skena metal, terbukti di awal tahun ini sampai detik ini kota malang banyak dihujani gigs maupun event bertajuk metal. Dan ini berbeda frekuensinya dibandingkan tahun lalu. Sangat signifikan. Menurut kita progress kita juga berjalan beriringan, untuk saat ini kondusif.
Menyoal single kalian, Kitalah Luka terdengar seperti keresahan pribadi dari Karat. Hal seperti apa yang kalian lihat atau rasakan hingga tercetus ide untuk meluapkannya dalam lagu tersebut?
Karat: Terintimidasi, jadi bahan bullying, tekanan sosial dan terdiskriminasi dari perbedaan status sosial dan hal ini semakin hari semakin tampak, termasuk banyak orang saling fitnah dan menyalahkan.
© Karat Metal
Bisa dibilang kalian adalah pendatang baru yang berhasil melejit dan melangkahkan kaki sampai Rock In Borneo. Bisa ceritakan awal mula kalian mendapat peluang membawa nama kota Malang untuk tampil di sana?
Karat: Awalnya kita emang udah lama jalin persahabatan dengan teman-teman di Borneo, waktu itu nama band kita masih Nothing That To Say. Tapi tunggu dulu, bukan berarti kita bisa semudah itu main di sana. Itu gak mudah, serius, karena persyaratan buat jadi pengisi acara di Rock In Borneo (RIB 2016) sendiri kan harus punya album dulu.
Pas tim RIB 2016 melakukan survey, ternyata banyak yang minta Karat buat main khususnya di sosmed, Nah, kita kaget karena mereka ternyata kasih apresiasi berlebih kepada karya yang kita buat. kita coba kirim empat lagu versi demo dari single-single kita ke sana. Alhasil, manajemen kita dihubungi via telepon dan kita pastinya gak nolak dong kalau ada tawaran emas kayak gitu.
Lalu, apa ekspektasi yang kalian harapkan dari penampilan Karat di event besar tersebut?
Karat: Kita bisa lebih melebarkan ruang gerak dan yang pastinya karya kita bisa diterima oleh teman-teman Kalimantan ya, terlebih metalhead seluruh Indonesia lah.
© Facebook.comKARAT-METAL
Tentang penggunaan bahasa Ibu ke dalam lirik sebuah lagu, apa keuntungan yang bisa didapat menurut kalian?
Karat: Pesan yang ingin kita sampaikan lebih mudah di cerna, tidak terkesan muluk muluk.
Setelah single dan sederet jadwal manggung, apa rencana Karat berikutnya?
Karat: Di bulan maret selain kita hadir di Rock In borneo, kita ada jadwal di beberapa kota tetangga, seperti Surabaya, Madiun, Bali, Balikpapan dan Samarinda (on progress). ada beberapa planning berkolaborasi dengan musisi lintas genre. Doakan debut album kita bisa release dengan lancar secepatnya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/ntn)
Advertisement