Diperbarui: Diterbitkan:
Saat media visit ke kantor Redaksi KapanLagi.com® beberapa saat yang lalu, tim meminta trio ini untuk berimajinasi bagaimana jika Endank Soekamti tak eksis dan kira-kira apa ya yang akan mereka lakukan saat ini. Beginilah jawaban yang kompak yang diberikan oleh trio asal Yogyakarta ini.
"Kalau aku bekerja sebagai manajer Euforia yang kemudian aku membentuk band Endank Soekamti yang akan dinaungi oleh Euforia Record," ucap Erix.
"Kalau saya akan berdoa. Ya Tuhan masukan saya ke dalam Endank Soekamti," jawab Dory sembari tertawa keras.
Advertisement
"Kalau saya kuliah. Trus DO, lalu ngeband sama Endank Soekamti," kata Arie tentang keinginannya jika tak ada Endank Soekamti.
Selama 15 tahun berkarya, tahun 2007 adalah tahun terberat yang pernah dirasakan oleh Endank Soekamti. Saat itu adalah saat di mana musik Melayu berjaya dan menjadi trend di Indonesia.
"2007 itu titik terendah di mana Melayu menginvasi ranah tren musik Indonesia. Tapi itu proses yang harus dihargai. Kami harus bisa berdiri sendiri sampai saat ini," cerita Erix Soekamti.
Bagi mereka Endank Soekamti sudah seperti rumah, anugerah serta penyelamat hidup dari salah satu personelnya. "Ya anugerah. Karena aku tidak dikasih kepintaran dan pilihan banyak. Cuma bisa ini-ini aja," kata Erix. "Endank Soekamti tuh penyelamat saya. Karena saya pernah kehilangan arah dan akhirnya mereka berdua datang," pungkas Dory.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/pur/otx)
Advertisement