Setiawan Djodi: 'OPERA RAKSASA BIRU' Prihatin Pemanasan Global

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diterbitkan:

KapanLagi.com - Sebuah keprihatinan terhadap Global Warming yang menyangkut inti kehidupan bumi dan isinya disuguhkan secara pekat oleh Setiawan Djodi, musisi, budayawan sekaligus pengusaha dalam album OPERA RAKSASA BIRU. Album yang sarat dengan tema-tema universal yang memang menjadi konsentrasi Djodi selama ini.

Penjabaran global warming diejawantahkan oleh Djodi secara lugas dalam mainstream rock dimulai dari lagu Mata Dewa, lagu yang melambungkan Iwan Fals diakhir 80-an dan diarrasemen awal oleh Ian Antono, kali ini dikerjakan sendiri oleh Djodi kembali diangkat sebagai sebuah isu yang aktual dengan musik lebih jauh menjelajah ke alam rock kental dengan gaya vokal khas rock ala Djodi.

Kampanye Setiawan Djodi terus berkumandang dalam Melawan Bunga Hitam, Opera Cinta, Mata Bunga Biru, Berlayar Di Langit Biru,Rajawali Belantara dan Si Badu yang liriknya ditulis SBY menggantarkan kita dalam suasana nyata hiruk pikuk suasana kampanye dengan sisipan pidato tokoh politik.

Dua karya almarhum Tony Koeswoyo, Derita dan Pagi Yang Indah dengan arrasemen ulang diinterprestasikan Djodi lebih jauh dan liar untuk patut disimak. Sementara dalam lagu Serambi Cinta, Djodi melakukan reinkarnasi karya besar GesangBengawan Solo dalam komposisi unik menjadi lagu bernuansa baru. Dalam album yang diedarkan SONY BMG, SD mengamit Totok Tewel (gitar) dan Bondan Prakoso (bass). (KapanLagi.com/wwn)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kapanlagicom/wwn)

Rekomendasi
Trending