Diterbitkan:
Rock ekspresif dan orkestra megah serta kolosal menjadi konsep dasar dalam Erwin Gutawa Rockestra. Sebuah konsep terbilang unik dan inovatif melompat jauh dari kecenderungan normatif musik rock Indonesia, membentuk rock epik yang symphonic, sekaligus pembuktian keampuhan instrumentasi orkestra saat melebur dalam musik rock.
Penafsiran dan interpretasi cerdas Erwin Gutawa terhadap orkestra melahirkan kemasan berbeda di tiap lagu. Dengan London Symphony Orchestra penerjemahan Erwin terhadap lagu rock hits era 70 (Malaria, Hilangnya Seorang Gadis, Jenuh, Kemarau), era 80 (Kehidupan), dan era 90 (Rock Bergema, Kuingin, Jangan Ada Angkara) serta materi era 2000 (Kasih Tak Sampai) plus dua lagu baru (Perang Dengan Hati, Sesuai) mengukuhkan karya Erwin.
Advertisement
Melibatkan 7 vokalis papan atas seperti legenda rock kharismatik, Ahmad Albar dan Nicky Astria, serta tampilan mengejutkan Pinkan Mambo yang familiar dengan pop ternyata muncul sangat ngerock. Dan seperti menjadi keharusan untuk melibatkan penyanyi rock yang masih eksis, seperti Armand Maulana, Andi Rif, Roy Boomerang dan Kikan Cokelat. Nuansa lain juga muncul dari dua penyanyi rock pendatang baru, Ryo Domara dan Roy Mata.
Sementara balutan orkestrasi dari London Symphony Orchestra menghadirkan rock yang segar. Di sini Erwin membuktikan, string orkestra yang cenderung pop dan mellow dapat memunculkan wajah string berpower seperti gitar dan drum yang bisa marah-marah. Dengan melibatkan musisi-musisi muda berbakat seperti Pay BIP, Andra Dewa, Edi Kemput, Henri Lamiri, Andy Ayunir dan Wawan, album ini menjadi wajib dimiliki pecinta rock Indonesia. (kl/wwn)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kl/wwn)
Advertisement