Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Dalam beberapa tahun terakhir, nama for Revenge mulai naik ke permukaan dan jadi salah satu band Indonesia yang diganderungi para pecinta musik. Lagu-lagu mereka yang selalu mengeksplorasi tema kesedihan, kegalauan, patah hati, keputusasaan jadi salah satu alasan utama kenapa band asal Bandung ini begitu dicintai.
Sementara itu, hingga kini kerap muncul perdebatan ketika membahas genre musik dari pelantun lagu Serana itu. Banyak yang melabelinya sebagai band emo, tapi tak sedikit juga yang menyebutnya sebagai band pop rock pada umumnya. Mengenai hal ini, Boniex vokalis for Revenge punya pandangan tersendiri dalam menanggapinya.
“Ya identity-nya memang itu sih (emo). Dari awal dari kita bikin band itu ya karena pengaruh musiknya dari musik-musik emo di wave-nya 2000an. Kalau sekarang ada yang nyebutnya pop atau rock ya nggak apa-apa juga. Tapi memang kalau gua, konsistennya di emo. Kan dari segi penulisan lirik ya apa yang kita tulis, apa yang kita ceritakan di karya-karya kami ya emo, that’s emo," jawab Boniex dalam wawancara eksklusif bersama tim KapanLagi.
Advertisement
Boniex saat bicara tentang genre dari for Revenge (Credit foto: KapanLagi)
Apapun pandangan fans tentang genre for Revenge, Boniex tak ingin memberi batasan. Baginya, benang merah for Revenge sejak dulu hingga sekarang adalah tema lirik yang membahas tentang patah hati dan semua hal berbau kesedihan.
"Ke-emo-annya itu sih yang tetep kita jalani dari For Revenge pertama kali bikin sampai sekarang. Ada beberapa fans lama kita yang, 'Kok for Revenge jadi gini?'. Sebenernya kalau lu denger yang lama sama yang sekarang, secara lirik secara cerita lagunya tuh sama, patah hati semua isinya, jadi nggak ada yang berubah. Itu sih benang merahnya selalu itu, tegas Boniex.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Boniex ingin konsisten bikin lagu galau di for Revenge (Credit foto: KapanLagi)
Satu hal yang pasti, menurutnya for Revenge akan selalu konsisten untuk menyuguhkan karya-karya yang mengeksplorasi kesedihan. Untuk saat ini tak terbesit sedikitpun di kepala Boniex untuk membuat lagu-lagu bertema fun dan kebahagiaan.
"Mungkin lu akan bingung kalau for Revenge bikin lagu yang happy. Kayaknya bakal aneh sih, gue juga belum pernah. Nggak tau ya, nggak akan sih kayaknya haha," jawab Boniex seraya tertawa.
Advertisement
for Revenge, sang pionir kebangkitan emo di Indonesia (Credit foto: KapanLagi/Adrian Utama Putra)
Kembali ke tema genre emo. Di level Internasional, banyak band beraliran screamo atau emo yang telah meraup kesuksesan berskala besar. Sebut saja nama-nama populer seperti Bring Me The Horizon, My Chemical Romance, Panic! At The Disco, The Used, Asking Alexandria, Fall Out Boy dan masih banyak lainnya.
Akan tetapi, harus diakui genre tersebut memang sulit 'dijual' di Indonesia yang selama ini industri musiknya didominasi oleh genre pop dan mainstream. Dan nyatanya, for Revenge bisa dibilang jadi band emo pertama yang bisa ke titik tersebut.
"Kaget sih, magis banget. Ya gua dari kecil ditanya cita-cita apa, gak pernah bilang pengen jadi vokalis, pengen jadi anak band, nggak pernah gitu. Gua selalu lihat band luar itu kan bisa ya dengan genre-nya for Revenge gitu screamo, emo, hardcore orang bisa hidup di sana. Gua mikir, ah di Indonesia mah nggak bisa gitu, eh ternyata bisa," tutup Boniex.
Kalau menurut KLovers sendiri, for Revenge lebih cocok dilabeli dengan genre apa? Tulis komentarmu ya, karena kalau bukan sekarang, KapanLagi?
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/mat/gtr)
Advertisement