Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Oleh: Fikri Alfi Rosiyadi
Sekitar era 90an, grup musik Bunga Band sangat dikenal oleh anak muda di Indonesia. Selain mengusung genre musik berbeda dengan band-band lainnya. Yang menjadi sorotan Bunga adalah salah satu personelnya itu Galang Rambu Anarki, anak dari musisi Iwan Fals.
Galang Rambu Anarki seolah menjadi daya tarik bagi anak-anak muda di tahun 90an terhadap band Bunga. Buktinya, meskipun tengah mengerjakan album pertama, nama Bunga sudah terdengar oleh masyarakat luas.
Advertisement
Gaya nyentrik Galang Rambu Anarki, seperti memiliki tato di leher, baju bergambar logo anarki, dan celana sobek-sobek membuat banyak anak muda yang mengidolai pria kelahiran 1982 tersebut.
Di grup bandnya, Galang Rambu Anarki menjadi orang paling muda dibandingkan personel Bunga lainnya, seperti Tony Vialy (vokal), Nial (bass), Oka (drum), dan Eri (gitar). Saat bersama Bunga, usia Galang Rambu Anakri kurang lebih 15 tahun.
Meski terbilang muda, tetapi pria yang akrab disapa Galang itu mempunyai skill bermain gitar yang tak kalah dengan gitaris lainnya. Itu terbukti, suara gitar dan melodi di album pertama Bunga begitu apik dimainkan oleh Galang.
Galang sangat berkontribusi besar pada band Bunga. Galang begitu semangat ketika mengerjakan album perdana Bunga. Dia bahkan selalu datang ke studio tepat waktu. Itu dilakukan oleh Galang agar album pertama Bunga cepat rampung.
"Dia dateng ke studio selalu tepat waktu. Itu saking semangatnya. Apalagi ini album pertama. Dia juga yang berusaha cari label rekaman," kata Nial, basis Bunga kepada KapanLagi.com.
Sayangnya, di tahun 1997 setelah semua lagu selesai dikerjakan, Bunga mendapat kabar duka. Gitaris sekaligus frontman Bunga, Galang Rambu Anarki meninggal dunia. Padahal saat itu, Bunga hampir mendapat label rekaman.
"Setelah album rampung, sempet nggak jelas. Karena nggak ada satu pun label yang mau. Alasannya musik Bunga alirannya nggak jelas. Mereka (label) maunya itu jadi solonya Galang, tapi Galang nggak mau. Galang sempet nelpon salah satu label, dengan pembicaraan 'ini (Bunga) band gue om, bukan solo," kenang Nial. "Nah, setelah sempet nggak jelas itu kita iseng-iseng masukin lagu judulnya Gila ke Indie 8. Terus beberapa Minggu kemudian (Galang) meninggal," lanjutnya.
Kepergian Galang Rambu Anarki memang membuat para personel Bunga lainnya sangat terpukul. Pasalnya, di usia masih cukup muda Galang Rambu Anarki sudah dipanggil Yang Maha Kuasa. Apalagi, kontribusi Galang Rambu Anarki pada Bunga sangatlah besar. "Ya sedihlah. Personel kita udah nggak ada. Makanya album ini buat Galang," ujar Nial.
Tak lama kepergian Galang, album Bunga rampung dan beredar di pasaran. Album yang diberi nama UNTUKMU, GALANG langsung diburu oleh anak-anak muda kala itu. Banyak yang penasaran dengan lagu-lagu yang dibuat Bunga. "Wah, banyak banget yang nyari," kata Nial.
Album UNTUKMU, GALANG seakan menjadi 'kenang-kenangan' Bunga kepada Galang Rambu Anarki. Banyak sekali foto-foto Galang Rambu Anarki di dalam cover album tersebut. Setiap lirik lagu yang terdapat di album UNTUKMU, GALANG, ada satu foto Galang Rambu Anarki.
Kehilangan frontman, tak membuat Bunga menyerah di industri musik Indonesia. Bunga tetap berjalan walaupun ditinggal pergi oleh Galang. Di tahun 1999, Bunga merilis album kedua bertajuk OJO NGONO. Album ini tak kalah bagus dengan album UNTUKMU, GALANG. Sayangnya, album OJO NGONO tak sukses seperti album pertama Bunga.
Padahal, lagu-lagu yang terdapat di album OJO NGONO ini tak kalah bagus dengan UNTUKMU, GALANG. Yang berubah hanya personel Bunga, yaitu Tony Vialy (vokal), Nial (bass), Anda (gitar), Deden (gitar), dan Arthur (drum). "Dulu sebelum wafat, Galang pernah bilang 'Bunga harus tetap jalan apapun yang terjadi'. Dia bilang gitu,"
Meski kurang meledak di album OJO NGONO, Bunga terus berkarya. Apalagi, pesan yang disampaikan oleh Galang, masih teringat di kepala personel Bunga lainnya. Di tahuh 2006, Bunga merilis album ketiga yang diberi nama TIGA. Di album ini, Bunga merombak personelnya, yakni Nial (bass), Anda (vokal/gitar), Eko (Gitar), dan Canga (Drum).
Sama seperti OJO NGONO, di album ketiga ini juga tidak meledak seperti album pertama Bunga. Berjalannya waktu, nama Bunga pun mulai meredup. Belum lagi banyak band-band baru bermunculan di industri musik Indonesia. Bunga seolah tak bisa menunjukkan taringnya lagi. Bahkan, banyak orang menilai Bunga telah bubar.
Tetapi, karena ingin terus menunjukkan eksistensi di industri musik Indonesia, Bunga tetap berjalan walaupun terus dikaitkan dengan Galang Rambu Anarki hingga saat ini. Nial menilai sangat wajar jika masyarakat luas selalu mengaitkan Bunga dengan Galang Rambu Anarki. Menurutnya, Bunga merupakan band yang dibentuk oleh Galang Rambu Anarki.
"Kalo bisa nama Galang itu jangan sampai hilang. Karena Bunga itu bandnya Galang, dan Galang bagian dari sejarah Bunga. Jadi ada pesan yang gua ingat sampai sekarang. Waktu itu Galang bilang 'Bunga harus berjalan apapun yang terjadi. Itu amanah yang sampai saat ini gua jaga dan jalanin," tutur Nial.
Bagi Nial, pesan yang disampaikan oleh Galang seolah menjadi 'obat' semangat Bunga agar tetap berkarya di industri musik Indonesia. Meskipun nama Bunga tak setenar ketika awal dibentuk. "Alhamdulillah gua bersama Tony masih semangat main musik," katanya.
Kini, Bunga hanya tersisa dua personel tetap tersisa, yaitu Tony Vialy (vokal) dan Nial (bass). Namun, di setiap penampilannya, Bunga selalu dibantu oleh musisi lainnya, seperti Didit Saad (gitar) dan Raiden Soedjono (drum).
Yang menarik, meskipun hanya dua personel, Bunga tetap menunjukkan eksistensinya lewat album DARI TEMAN UNTUK TEMAN yang dirilis tahun 2015 silam. Di sini Bunga melibatkan beberapa musisi-musisi ternama, seperti Didit Saad, Anda Perdana, hingga Ipang Lazuardi.
Di album DARI TEMAN UNTUK TEMAN, Bunga merekam ulang lagu-lagu lamanya, termasuk Kasih Jangan Pergi. Ternyata, album ini menjadi perhatian bagi penggemar Bunga maupun pecinta musik Indonesia. Buktinya, di tengah penjualan album fisik mulai menurun, album DARI TEMAN UNTUK TEMAN bisa dibilang laris di pasaran. "Alhamdulillah sempat best seller di beberapa toko CD" ujarnya.
Bahkan, di tahun 2018 ini Bunga siap meluncurkan album kelima. Saat ini, Bunga tengah mengerjakan album barunya dab dibantu oleh Didit Saad sebagai produser. Di album kelima ini dibuat berbeda dari album-album Bunga sebelumnya.
"Bunga saat ini sedang mengerjakan album baru, album kelima. Pembuatan yang agak berbeda dari sebelumnya. Bunga mencoba untuk rekaman dengan versi live tapi genrenya tapi tetep khas Bunga nggak bakal hilang," tandas Nial.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/far/ntn)
Advertisement