Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Dunia musik memang terus berkembang, tak terkecuali di Indonesia. Berbagai tren baru muncul dan tak bisa dielakkan begitu saja. Sayang, hal itu tak selamanya membawa dampak yang positif.
Kembali jauh ke era tahun 90-an, kita sadar betul kalau dunia musik Indonesia tak cuma didominasi oleh lagu-lagu pop yang menyayat hati. Lebih dari itu, anak-anak pun bisa mendapatkan ruang mereka lewat kehadiran para penyanyi cilik.
Joshua, Trio Kwek Kwek, Tina Toon hingga Tasya adalah contoh penyanyi cilik yang beken kala itu. Lagu-lagu semacam Diobok-obok hingga Libur Telah Tiba pun sangat sering menghiasi layar televisi kita.
Belum cukup sampai di situ, kita tentu masih ingat momen-momen saat menantikan program musik anak yang biasanya diputar setiap hari Minggu. Nggak cuma hiburannya saja, deretan program itu juga banyak memberikan pengetahuan baru buat kita. Sungguh pengalaman yang indah bukan?
Sayang, era itu kini nampaknya sudah punah. Tak ada lagi program anak yang tayang di televisi. Tak ada lagi penyanyi-penyanyi cilik yang mau meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh Joshua cs. Dari sini mungkin kita berpikir, apakah tak ada lagi ruang musik untuk anak-anak di Indonesia?
Memang, ada beberapa penyanyi cilik yang mencoba meniti karir mereka di industri musik Indonesia. Namun sayang, kehadiran mereka bisa dibilang tak sesuai dengan porsi.
Para penyanyi cilik ini justru menyanyikan lagu yang temanya saja tak sesuai dengan umur mereka. Bayangkan saja, usia sekitar 6 tahun sudah dicekoki oleh lagu-lagu cinta, cinta dan cinta!
Nggak ada lagi lagu tentang ikan yang mabok karena diobok-obok. Sulit juga menemukan penyanyi cilik yang bercerita perjalanan mereka ke sekolah seperti yang pernah dinyanyikan Trio Kwek Kwek lewat lagu Bis Sekolah.
Jagad musik Indonesia justru dibuat terhenyak saat muncul sebuah lagu berjudul Lelaki Kardus. Bagaimana bisa seorang anak kecil menyanyikan lagu dengan kata-kata kasar seperti itu yang tentu saja sangat tak pantas buat diucapkan.
Belum mereda pemberitaan tentang Lelaki Kardus, muncul lagu dua penyanyi cilik yang menyanyikan lagu berjudul Yee Tu Hantu. Musiknya sekilas memang lebih mirip lagu religi, tapi tunggu dulu sampai kamu mendengarkan liriknya. Bikin emosi banget!
Ironisnya, zaman yang semakin maju bisa turut andil terhadap munculnya lagu-lagu semacam Lelaki Kardus dan Yee Tu Hantu. Kebebasan mengakses informasi membuat musik yang dikonsumsi anak-anak semakin sulit tersaring.
Hal ini diakui langsung oleh salah satu mantan artis cilik, Rachel Amanda. dara cantik itu mengakui bila industri musik Indonesia saat ini memang kekurangan banget yang namanya lagu anak-anak.
"Sebenarnya kalau aku pribadi, pasar musik di kita kebanyakan lagu dewasa, kurangnya lagu yang pantas dinyanyikan anak-anak. Jadi anak-anak menyanyikan lagu yang ditulis orang dewasa," komentarnya.
Fenomena bobrok seperti ini rupanya membuat hampir semua kalangan prihatin tak terkecuali insan-insan dunia musik sendiri. Joshua adalah salah satu contoh nyatanya. Mantan penyanyi cilik ini pun menunjukkan kepeduliannya terhadap masalah ini dengan membuat sebuah gebrakan yang patut diacungi jempol.
Bersama para mantan penyanyi cilik lain seperti Tasya Kamila, Christina Colondam, Natasha Chairani, dan Ciccio Mannasero, Joshua kini sedang menyiapkan sebuah project baru guna menyelamatkan generasi muda Indonesia. Hashtag #SaveLaguAnak pun sudah mereka gembar-gemborkan melalui sosial media beberapa waktu lalu. Berawal dari perbincangan biasa, ternyata ada indikasi lain yang menunjukkan jika mereka akan menjadikan #SaveLaguAnak jadi sebuah karya lagu.
Advertisement
Di sisi lain, sebenarnya masih ada kok para penyanyi cilik yang memang benar-benar sesuai dengan kodrat mereka sebagai 'penyanyi cilik'. Sebut saja salah satunya adalah Naura, putri cantik Nola Be3.
Naura sampai saat ini masih setia menyanyikan lagu-lagu friendly bertema anak-anak yang dikemas bagus dalam musiknya. Sosok seperti Naura inilah yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak kecil saat ini. Bukannya lagu cinta atau sinetron balapan motor di televisi :P
Percayalah, harapan untuk jadi lebih baik itu masih dan bakalan terus ada. Semoga mata kita yang selama ini buta kini terbuka dan melihat perjuangan para mantan penyanyi cilik untuk mengembalikan beragamnya lagu-lagu anak di masa lalu. Semoga makin banyak pula sosok-sosok Naura yang baru dan menjadi penggerak dari sebuah perubahan di dunia musik Indonesia.
God bless Musik Indonesia :)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/abl)
Advertisement