Diperbarui: Diterbitkan:
Tahun ini adalah kali kedua perhelatan akbar tersebut digelar di Museum Sejarah Kota Jakarta atau Museum Fatahillah yang bertempat di Jakarta Barat. Dwiki Dharmawan yang ditemui Jumat (23/10) lalu pun mengungkap bahwa konsep acara seperti ini sudah banyak diterapkan di luar negeri.
"Di Eropa ada yang biasa main Jazz di Kota Tua kayak di Slovakia, Rusia. Semoga di tahun-tahun berikutnya akan banyak lagi musisi dari luar atau lokal yang bisa ikut di acara ini," tambahnya.
Dalam acara tersebut akan ada dua stage yang berada di dalam serta di luar ruangan. Kapasitas ruangan pun mampu menampung 70-80 orang yang akan tampil. Menurut Dwiki, acara ini membawa misi mulia untuk mengenalkan kembali sisa-sisa peninggalan budaya dan sejarah bangsa.
Advertisement
"Dengan ada nya Jazz To Museum ini kita ingin membuat museum bisa lebih hidup lagi," ungkapnya.
Tak hanya itu, festival ini juga ingin mengajak masyarakat agar dapat saling bertoleransi. Melalui musik yang ditampilkan, suami dari penyanyi Ita Purnamasari tersebut sanggup merangkul anak-anak muda Indonesia.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/hen/grc)
Advertisement