Diterbitkan:
"Menurutku itu kebutuhan, lalu ke mana lagi kita akan meminta bantuan, kalo nggak dari kita sendiri atau dari perusahaan. Toh syukur-syukur akhirnya berguna juga buat orang lain. Nggak cuma kita doang yang menikmati, tapi lama-lama juga temen-temen band juga ambil jasa kita juga untuk bikin video," jelas Erix, Dory, dan Ari saat ditemui KapanLagi.com® di hotel Blue Sky, Petamburan, Jakarta Barat, Minggu (3/1).
Lebih jauh, Endank Soekamti pun menjelaskan kalau Production House mereka itu diciptakan dengan satu tujuan sederhana. Yap, band dengan gelar Raja Pensi itu ingin membuka akses untuk para band daerah berkembang tanpa perlu melangkah ke Ibu kota.
"Euforia Digital pun kita set bukan untuk Endank Soekamti. Walaupun pada awalnya emang kebutuhan band, kebutuhan kita, tapi semakin ke sini kenapa nggak kita open untuk ke yang lain? Biar band-band di daerah nggak perlu ke ibu kota, band-band daerah nggak perlu masuk ke iTunes, lewat Euforia Digital juga kita bisa masukan 49 gerai digital," lanjutnya.
Advertisement
Dengan berbagai sub-infrastruktur di dalamnya, Euforia ID kemudian berubah menjadi sebuah ekosistem kecil di mana berbagai hal di dalamnya kemudian membantu band-band lokal agar bisa bertumbuh dan berkembang. Ya, inilah hasil dari Endank Soekamti selama berkiprah 15 tahun di dunia musik.
"Sampai sekarang jadi Euforia ID, di mana infrastruktur yang kita buat secara kecil-kecilan, satu-satu, dan kita gabungkan menjadi satu ekosistem itu namanya Euforia Music Ecosystem. Itu kita bukan ngomongin Endank Soekamti lagi, tapi apa yang sudah dilakukan Endank Soekamti selama 15 tahun," pungkas mereka.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/far/ntn)
Advertisement