Dari Delapan Hingga Sisa Tiga Personel, Ada Apa Dengan KunoKini?

Penulis: Natanael Sepaya

Diperbarui: Diterbitkan:

Dari Delapan Hingga Sisa Tiga Personel, Ada Apa Dengan KunoKini? KunoKini © KapanLagi.com/Bayu Herdianto
Kapanlagi.com - Tentu bukan hal yang mudah untuk tetap menukangi band selama bertahun-tahun. Seperti KunoKini yang mengawalinya dengan 8 personel dan kini hanya menyisakan 3 orang. Lalu, ada apa dengan unit folk-indie Ibukota ini?


"Dari awalnya gua sama Bembi dari tahun 2003, pas tahun 2011 itu anak-anak pada cabut semua. Jadi tinggal berduaan doang sama Bebi. Ya, Alhamdulillah berduaan doang, karyanya jadi mekar. Pas tahun 2013 Fikri ikutan jadi additional," jelas Bhismo saat KunoKini bermain ke kantor Redaksi KapanLagi.com®, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (11/2).


Memang, keluar-masuk personel adalah hal yang wajar, lumrah, dan pasti dialami hampir semua band. Tapi untuk KunoKini, nyatanya beberapa personel belum cukup kuat untuk mempertahankan idealisme dalam menyajikan musik lewat sejumlah instrumen khas Tanah Air.


Gagal bertahan, KunoKini siap melanjutkan langkahnya dengan tiga orang personel © KapanLagi.com/Bayu HerdiantoGagal bertahan, KunoKini siap melanjutkan langkahnya dengan tiga orang personel © KapanLagi.com/Bayu Herdianto


"Itu udah tumbang-tumbang di tahun kedua, kan waktu itu masih baru lah. Waktu itu kita mau bikin gimana ini musik bisa dinyanyiin. Waktu itu kan ada nggak ada alat musik bernada, terus tiba-tiba bebannya ada di gua, gua disuruh nyanyi. Jadi pengetahuan yang sedikit gua lebih ke rebana," lanjutnya.


Beruntung kehadiran Fikri mampu menguatkan langkah KunoKini dalam skena dan industri musik Tanah Air. Sempat merasa ingin untuk berkenalan dengan musik yang dibawa KunoKini, akhirnya Fikri pun bertemu dengan Bhismo dan Bembi yang membuat mereka akhirnya berada di bawah nama yang sama.


"Dulu waktu kuliah di Bandung, tahun 2008 2009 itu mereka sering banget manggung di Bandung. Terus melihat mereka main dengan alat tradisional, kebetulan gua juga suka mainin alat seperti drum, perkusi. Waktu itu gua bingung, gimana yah belajar gendang itu. Padahal di Bandung itu banyak banget (tempat belajar) cuma gua enggan untuk mendatangi sanggar. Akhirnya saya cuma bisa melihat mereka di tahun 2008 2009. Pas 2013 baru ketemu pas saya manggung, mereka berdua dateng, kenalan deh. Ngobrol saya bilang mau belajar gendang. Terus dateng ke tempat Bhismo, latian, akhirnya ngerasa nge-jam lanjut, ya udah. Akhirnya 2015 Desember mutusin masuk (KunoKini). Mereka berdua hampir 10 tahun konsisten main alat musik tradisional itu nggak ada di Indonesia, ya udah saya menawarkan diri untuk gabung. Mereka juga merespon saya untuk mengajak bergabung dari awal cuma sama-sama nggak enak," pungkasnya.


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/far/ntn)

Reporter:

Fikri Alfi Rosyadi

Rekomendasi
Trending