4 Musisi Indonesia Yang Membuat Musik Pop Saat Ini Tidak Murahan

Penulis: Natanael Sepaya

Diperbarui: Diterbitkan:

4 Musisi Indonesia Yang Membuat Musik Pop Saat Ini Tidak Murahan Pahlawan Musik Pop Indonesia © KapanLagi.com

Kapanlagi.com - Rasanya kebanyakan dari kita lebih suka melihat ke masa lalu, di mana musik pop tumbuh di masa jayanya. Masa di mana para pelakunya jauh dari konotasi negatif, sebuah era di mana lirik puitis dan romantis bukanlah sesuatu yang lebay dan bisa dipertanggungjawabkan.


Hasilnya, wajar saja jika beberapa tahun yang lalu sebagian dari kita sempat memandang musik pop di Indonesia sebagai komoditi yang receh, atau murahan. Hal ini juga yang membuat kita mulai mencari referensi musik di luar Indonesia, mencari kepuasan atas sebuah musik yang berkualitas.


Tapi suka atau tidak, sekitar 4 tahun belakangan ini industri arus utama mulai menemukan bentuknya lagi, dan tentu saja ada sejumlah sosok musisi yang berperan cukup memberi pengaruh untuk perubahan tersebut. Karena itu, mari kita simak satu per satu di sini.


NOAH


© KapanLagi.com/Bayu Herdianto© KapanLagi.com/Bayu Herdianto


Bukan cuma memutuskan untuk mengubah nama, Ariel cs terus berinovasi untuk membuat sebuah materi lagu yang kaya. Meski tetap dibalut dengan warna musik rock-alternative, secara teknis, perubahan gaya permainan gitar Lukman dan Uki memberikan sensasi tersendiri ketika mendengarkan setiap lagu NOAH. Ini belum termasuk dengan sentuhan David yang menambah manis bersama instrumen keyboard-nya.


Lalu, entah kenapa saya sendiri sangat tertarik dengan gaya NOAH dalam menyajikan sebuah album bersama artwork yang selalu terlihat simpel dengan background putih. Nyatanya, Ariel sempat mengungkapkan pada kami kalau artwork album mereka tak sesederhana yang terlihat.


"Sebenarnya kita nggak pilih gaya simple ya, karena kita berusaha serumit mungkin tapi semudah mungkin dimengerti. Jadi saya pernah baca hal yang paling rumit itu adalah hal yang sederhana," ujar Ariel NOAH saat ditemui di Istora Senayan, Jakarta pada (24/8).


Di sisi lain, bagaimana keputusan NOAH untuk menggaet produser peraih Grammy seperti Steve Lillywhite membuktikan niat besar mereka dalam menyajikan sebuah karya yang memiliki kualitas, penuh makna, namun tetap bisa diinterpretasikan maupun dinikmati oleh semua kalangan.



Raisa


© KapanLagi.com/Natanael Sepaya© KapanLagi.com/Natanael Sepaya


Mari lupakan sebentar wajah dan senyum Raisa yang selalu jadi daya tarik banyak orang dan para pendengarnya. Memang, sampai sekarang pun Raisa masih mengusung tema cinta yang selalu menjadi komoditi utama musik Indonesia, tapi di sinilah daya tarik sesungguhnya Raisa. Bagaimana ia menghadirkan sebuah musik pop khas urban dengan berbagai kesederhanaannya, jadi bagian terbaik dari talentanya.


Ketika ia tampil secara live, Raisa adalah sosok penyanyi yang bisa dipertanggungjawabkan secara attitude maupun kualitas vokalnya. Sangat menarik bagaimana Raisa menciptakan berbagai lagu dengan nuansa musik yang berbeda, namun tetap dirajut oleh cinta sebagai benang merahnya.


Bahkan bagi saya yang sempat merasakan Handmade Tour di kota Malang, penampilan Raisa terlalu mewah untuk harga tiket yang bisa dikatakan murah. Tak hanya mengedepankan segi audio, ia dan timnya tahu betul bagaimana mengatur emosi para penontonnya lewat setlist yang memiliki nuansa berbeda di setiap lagunya. Ini belum termasuk dengan tata visual serta lighting yang dihadirkan di atas panggung.


Tidak mau munafik, saya sangat menikmati lagu-lagu seperti Apalah Arti Menunggu, Nostalgia, atau Kali Kedua. Cukup untuk membuat saya sedikit mengenang kisah yang hidup di memori kolektif. Berlebihan? Mungkin saja, tapi saya harus akui kalau lagu-lagu Raisa memang membawa nuansa dan pengalaman tersendiri secara pribadi. Dan kalau anda sampai merasa seperti, 'lagu apa sih ini, lemah,' menurut saya itu adalah bonus, karena berarti ada bagian kecil dari hati anda yang 'tersentil' oleh Raisa.



Isyana Sarasvati


© KapanLagi.com/Budy Santoso© KapanLagi.com/Budy Santoso


Bisa jadi, Isyana Sarasvati adalah sosok musisi dengan karya yang akan selalu dinikmati setiap lapisan masyarakat. Lirik yang jujur, aransemen yang terkesan sederhana, dan ide yang variatif dalam album EXPLORE! rasanya membuat kita harus mengacungkan jempol pada Isyana.


Berbekal referensi musik klasik, Isyana kembali ke Tanah Air dan mencoba menawarkan sesuatu yang berada di luar lingkup pengetahuan musiknya. Tema kehilangan dan harapan dalam cinta memang jadi sajian utama, tapi Isyana juga menawarkan hal lain di dalam track Tap Tap Tap ataupun Pesta.


Bukan cuma sekedar kecintaan dalam bermusik, Isyana juga menuangkan positivity ke dalam lagu Tap Tap Tap, hal utama yang banyak diusung musik pop di era lawas. Dengan pintar, Isyana menyelipkan sejumlah barisan kata yang mengisyaratkan harapan dan semangat ke dalam lagu ini. Begitu juga dengan Pesta, track yang pas untuk menepis sederet soundtrack kesepian di malam minggu dan memilih menikmati waktu bahagia bersama teman.


Saya juga cukup beruntung bisa menikmati beberapa penampilan Isyana secara live, ada energi positif ketika ia berada di atas panggung dan berinteraksi bersama para penikmat musiknya. Ya, sebuah pengalaman yang menyenangkan dan tidak bisa dilewatkan ketika Isyana mampir untuk bernyanyi di kota Anda.



The Rain


© KapanLagi.com/Febio Hernanto© KapanLagi.com/Febio Hernanto


Saya juga tidak tahu kenapa The Rain harus masuk dalam list ini, tapi percayalah, mereka punya cara berpikir yang menarik untuk disimak. Yap, setiap musisi dari kota Yogyakarta selalu punya daya tarik dan musik yang unik untuk didengar.


Sampai saat ini The Rain masih mengandalkan cinta sebagai formula utama dalam setiap musiknya, tapi bagaimana cara mereka mengemas lirik dengan musik sederhana jadi keunikan dari band pop ini. Tentu saja hal ini terjadi ketika mereka mulai memutuskan untuk ikut melangkah sebagai musisi independen seperti rekan-rekan sejawatnya yang berasal dari 'kota Gudeg'.


Ketika banyak band yang menjual sederet lagu patah hati, The Rain justru menawarkan kejujuran diri serta semangat yang sedikit disuntik dengan rasa galau ke dalam lagu-lagu barunya. Semua hal ini jadi bias yang bisa kamu nikmati dalam track Terlatih Patah Hati maupun Gagal Bersembunyi. Kedua lagu ini mengajak kita untuk berusaha kuat, namun tetap jujur dan jauh dari kesan naif pada diri sendiri.


Setidaknya, The Rain masih menyisipkan sesuatu yang positif, harapan, serta berbagai tema positif khas musik pop ke dalam lagu-lagu mereka. Ketika anda ingin mendengarkan sesuatu yang konservatif, lagu-lagu dari Sheila On 7 pastinya jadi pilihan yang pas. Tapi ketika anda butuh stimulan semangat untuk bangkit dari rasa galau, The Rain sekarang ini bisa jadi pilihan yang sangat baik.


Tulisan ini bersifat sangat subjektif, tapi jika anda punya pendapat tentang musisi lain yang sebenarnya ikut berkontribusi untuk musik pop di Indonesia saat ini dan tidak termuat di atas, silahkan beritahu kami beserta alasannya di kolom komentar. :)



(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/ntn)

Editor:

Natanael Sepaya

Rekomendasi
Trending