Diterbitkan:
Gita Gutawa kembali lagi dengan tetap membawa kesan pertama yang diberikannya dalam album perdananya dua tahun silam: megah, tak kacangan, berkualitas, namun tetap populer dan mudah dinikmati. Dengan suara khas sopran dan gaya menyanyi high pitch yang dimilikinya, Gita menjadi salah satu musisi muda belia yang amat berciri khas. Inilah HARMONI CINTA yang nampaknya mampu mengekor kesuksesan album self titled-nya dulu.
Dibandingkan dengan album pertamanya, album kedua putri musisi kenamaan Erwin Gutawa berusia 15 tahun ini tentunya makin matang dan terasah. Apalagi, Gita turut ambil peranan dalam album ini, entah urun suara untuk pemilihan konsep lagu ataupun urun lirik. Bahkan Gita juga mengarang satu lagu full lirik dan musiknya dalam Ayo, Come On.
Ada satu hal yang terasa cukup signifikan di sini. Konsep orkestra yang amat lekat dengan suara Gita di sini di-blend dengan konsep band. Jangan salah, dengan kepiawaian Gita, hasilnya bisa diacungi dua jempol.
Gita juga merangkul beberapa pengarang lagu top tanah air, semisal Melly Goeslaw, Dewiq, Maia, Eross, dan tentunya sang ayah sendiri, Erwin Gutawa.
Dibuka dengan lagu Parasit, pendengar akan langsung dibawa ke dalam dunia muda Gita yang penuh dengan asam manisnya cinta monyet yang unik dan lucu. Mendengar liriknya, mau tak mau kita terseret ke dalam kenangan pelajaran Fisika, Biologi, dan Geografi yang banyak menjadi momok siswa SMP dan SMA, seumuran Gita. "Dehidrasi di Gurun Sahara/ Hilang di Segitiga Bermuda/ Pergi kau ke luar angkasa/ Hypothermia di Samudera Antartika/ Dan jangan kembali/ Kau memang parasit"
Lalu disusul dengan Harmoni Cinta, yang masih bertutur tentang cinta, yang amat mewah dengan sentuhan orkestra. Tak heran, lagu ciptaan Melly ini diiringi oleh The City Prague Philharmonic Orchestra.
Lagu-lagu unik dan lucu yang catchy juga banyak ditawarkan di album ini (yang sepertinya juga masih merajai selera pasar). Buktinya, Malu Tapi Mau, yang dinyanyikan Gita bersama dengan Duo Maia. Walaupun akhirnya gaya Gita jadi 'ketularan' centil seperti Duo Maia, namun suaranya tetap berkarakter, tak tenggelam dengan suara sengau Mey Chan dan suara nakal Maia.
Kembali di lagu Salah Jatuh Cinta, yang amat nge-band, Gita tetap menawarkan ornamen lengkap. Tak heran jika lagu ini terasa seperti lagu anak band, Gita menciptakan lagu ini bersama Dewiq yang tenar dengan lagu santai namun catchy-nya.
Namun yang paling terdengar menonjol tak salah lagi adalah lagu Remember. Dengan sentuhan alat musik tradisional, lirik campuran Indonesia dan Inggris, dan lantunan bak sinden dari Gita, membuat lagu ini benar-benar patut diberi standing applaus jika diibaratkan pentas teater. Mengingatkan kita pada keapikan musik Chrisye yang selalu legendaris. Dan ternyata memang Gita me-remake salah satu lagu almarhum musisi kenamaan itu, Aku Cinta Dia, dengan kemasan lebih remaja.
Bagi yang suka lagu slow dan minimalis, jangan khawatir. Gita juga memberikannya dalam lagu ciptaan Glenn Fredly, Selamat Datang Cinta, dan juga dalam Meraih Mimpi (yang bakal jadi soundtrack film animasi Indonesia MERAIH MIMPI), Lullaby, When You Wish Upon Star (remake theme song Disney), dan Melangkah Lagi (buah karya Yovie Widianto bekerja sama dengan Eross dan Gita). Akhir kata, semoga saja Gita tak akan kesulitan mempersiapkan album ketiganya agar tidak ter-overshadowing oleh album keduanya yang marvellous ini. (kpl/npy)
Advertisement
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/npy)
Advertisement