Taylor Swift: Tetap Eksklusif dan Hits di Tahun 2017

Penulis: Natanael Sepaya

Diterbitkan:

Taylor Swift: Tetap Eksklusif dan Hits di Tahun 2017 Taylor Swift © Splashnews

Kapanlagi.com - Untuk apa pergi ke music store kalau setiap rilisan musik terbaru bisa didapat, bahkan dimiliki, hanya dengan membuka gadget maupun komputer rumah? Walau menggemari rilisan fisik, streaming service dan digital store selalu jadi andalan untuk mendengarkan atau mencari semua referensi musik yang saya mau. Praktis, berkualitas, telinga puas, dan sudah pasti si artis juga senang.


Iya, biarpun kita tidak membeli rilisan secara digital, setiap akses streaming track maupun album sudah memberikan keuntungan sendiri bagi si artis. Anggap saja sebuah lagu dihargai Rp 200 untuk sekali streaming dan didengarkan oleh seribu orang per hari, cukup untuk membuat saya sejenak bermimpi menjadi seorang penyanyi sebelum kembali mengerjakan jobdesk harian di ruangan kubikal yang itu-itu saja.


Tapi dengan semua kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan era digital melalui streaming service, Taylor Swift justru membatasi akses untuk album terbarunya, REPUTATION. Meski platform streaming sperti Spotify tetap menawarkan beberapa single dari album REPUTATION, nyatanya keuntungan dan pencapaian besar Tay Tay menjelang akhir tahun 2017 justru berasal dari penjualan secara digital (situs) maupun toko musik fisik. Sama seperti apa yang album 1989 capai ketika dirilis 3 tahun lalu.


© instagram.com/taylorswift© instagram.com/taylorswift


Seperti dilansir dari Billboard, REPUTATION sendiri sudah terjual lebih dari 1,2 juta keping kopi di Amerika pada akhir bulan November kemarin. Sedangkan merujuk pada laporan Nielsen Music, album REPUTATION mencatatkan angka 2 juta keping kopi di seluruh dunia. Angka yang sangat fantastis mengingat REPUTATION sendiri baru dirilis pada 10 November.


Bahkan Ed Sheeran yang sukses mencuri perhatian besar di awal 2017 bersama Album DIVIDE baru bisa menembus angka 1 juta keping kopi di penghujung tahun. RIAA juga menyebut kalau penjualan album REPUTATION jauh lebih baik dibanding semua rilisan penuh yang ada di chart Billboard 200 jika digabungkan.


Pada tahun 2014, co-founder Spotify, Daniel Ek, gelisah karena keputusan Taylor Swift untuk membatasi akses album 1989. Ek sampai mengatakan pada Billboard jika ia tidak diperbolehkan menjual musik Taylor Swift, jangan heran jika album bajakan jadi opsi pilihan untuk para fans maupun penikmat musik. Bahkan pada saat itu Apple Music akhirnya rela mengikuti cara Taylor Swift agar bisa menjual album 1989.


© instagram.com/taylorswift© instagram.com/taylorswift


Sebenarnya ada banyak keuntungan yang ditawarkan oleh streaming service seperti keuntungan dalam jangka panjang, promosi besar-besaran, hingga sarana pendukung untuk pemasaran sebuah rilisan. Namun nyatanya beberapa single baru yang ada di platform streaming secara tidak langsung sudah mempromosikan album 1989 maupun REPUTATION, dan sekaligus mendorong para penikmat musik untuk memilikinya dengan mengakses secara digital di website-nya atau datang ke toko musik fisik.


Selain itu Taylor Swift dan timnya juga punya peta yang akurat akan pasar musik. Hal ini semakin memudahkan Taylor Swift untuk menetapkan berbagai strategi pemasaran, membuat langkah antisipasi, hingga promosi yang tetap akan menguntungkan dirinya. Terlepas dari semua kritik yang ada, eksklusivitas setiap album penuh yang dirilis Taylor Swift tetap terjaga.


Tapi jangan lupakan juga bagaimana gimmick yang Taylor Swift sajikan dalam setiap rilisan penuhnya. Jika 1989 merupakan penegasan sisi popstar dalam dirinya, REPUTATION membawa rebranding imej dari seorang Taylor Swift yang polos, lugu dan ceria, menjadi sosok yang acuh serta independen.



Diawali dengan menghapus semua postingan di social media Instagram, Taylor Swift kemudian menghilang tanpa update apapun. Ditambah lagi para Swifties (sebutan fans loyal Taylor Swift) dan penikmat musik dibuat harap-harap cemas akan kehadiran album penuh keenamnya. Yap, pasalnya Taylor Swift selalu merilis album penuh setiap 2 tahun sekali.


Namun penantian berakhir ketika Taylor Swift muncul kembali di Instagram dan memberikan video teaser seekor ular hingga akhirnya ia mengumumkan tanggal perilisan album REPUTATION. Sangat pop, jadi impresi pertama saat single LOOK WHAT YOU MADE ME DO dirilis untuk pertama kali. Belum lagi nuansa misterius dan gelap yang disajikan Taylor Swift dalam bentuk visual maupun goresan lirik benar-benar membuat setiap penikmat musik ingin menyimak album tersebut lebih jauh.


Sedangkan bumbu-bumbu lain seperti kehidupan asmara hingga berbagai prediksi dan dugaan para fans mengenai musik barunya membuat popularitas Taylor Swift tetap terjaga. Tentu saja dirilisnya REPUTATION jadi titik puncak yang kembali melesatkan nama Taylor Swift di industri hiburan internasional tanpa membutuhkan waktu yang lama. Pertanyaannya tinggal, apakah REPUTATION sanggup menjaga popularitas dan segala eksklusivitas Taylor Swift di tahun 2018?


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/ntn)

Editor:

Natanael Sepaya

Rekomendasi
Trending