Submess Sindir Fenomena 'Cancel Culture' di Media Sosial Lewat Single Debutnya

Submess Sindir Fenomena 'Cancel Culture' di Media Sosial Lewat Single Debutnya
Submess rilis single Cancel Culture (Credit foto: Dokumentasi Pribadi)

Kapanlagi.com - Indonesia tak pernah kehabisan bakat-bakat besar di industri musik. Seperti halnya yang ditunjukkan oleh Submess, sebuah band post-punk crossover pendatang baru asal Depok.

Band yang digawangi oleh Avan (vokal), Gilang (gitar), Yudha (bass), Adit (synthesizer), Apit (gitar), dan Mahmud (drum) ini melakukan pengenalan diri lewat rilisan single bertajuk Cancel Culture yang dirilis via OwnGround Records. Single ini merupakan pembuka untuk sesuatu yang lebih besar; yakni sebuah mini album bertajuk Sub-urban Boys Eclectic Beats yang juga tengah disiapkan oleh Submess.

Nah, seperti apa lagu Cancel Culture dan apa makna yang terkandung di dalamnya? Simak ulasannya di bawah ini..

1. Sindir Fenomena Sosial Media

Submess rilis single Cancel Culture (Credit foto: Dokumentasi Pribadi)

Seperti judulnya, Cancel Culture menceritakan tentang fenomena yang kerap kita temui di media sosial dalam beberapa tahun belakangan ini. Submess berusaha mengajak pendengarnya agar lebih bijak dalam merespons sebuah peristiwa, terutama yang terjadi dalam dunia media sosial.

"Budaya baru cancelling seperti sebuah pop culture. Dari pesohor hingga orang biasa bisa saja mengalami cancelled dari lingkungan sosial terutama di digital. Kadang kita dipaksa benci atau tidak suka dengan orang-orang yang sebenarnya kita tidak kenal secara langsung atau bahkan awalnya tidak tau sama sekali. Dan terkadang secara bodoh, kita baru menyadari kita masuk dalam drama budaya cancelling tersebut," ujar Avan sang frontman.

(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)

2. Lirik yang Simple dan Repetitif

Submess rilis single Cancel Culture (Credit foto: Dokumentasi Pribadi)

Single Cancel Culture dibuat dalam komposisi yang amat sederhana dan lirik yang repetitif. Pendengar hanya akan disuguhkan kalimat 'saling silang' yang terus berulang dalam tempo musik yang dinamis. Ini semacam upaya mereka agar pendengar dapat merefleksikan pesan yang terkandung dalam lagu.

"Musik Cancel Culture kami nilai paling sederhana di antara lagu kami lainnya di EP ini. Monoton dan repetitif? Iya. Tapi, kami percaya kesederhanaan ini yang mungkin mudah untuk diingat orang-orang di awal kemunculan kami," sambung Avan.

(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)

Rekomendasi
Trending