Sering Dilanggar Pengusaha Karaoke, Apa Sih Mechanical Right Itu?

Kapanlagi.com - Baru-baru ini, pengelola usaha karaoke digemparkan dengan adanya pelanggaran mechanical right. Mereka dituduh telah melanggar izin penggandaan karya cipta yang dimiliki oleh para produser atau label. Ini adalah pelanggaran anyar setelah ramai tuntutan royalti kepada pencipta lagu.

"Sebelumnya mereka beralasan sudah membayar ke KCI dan REI, tapi mechanical right ini diatur secara khusus," kata DR (Cand) Eddy R. Harwanto, SH, MH, kuasa hukum Nagaswara dan Harpa Records, di kantor Nagaswara, Menteng, Jakarta Pusat (3/9).

Ditambahkan oleh Eddy, mechanical itu berbeda dengan performing right yang mengatur tentang pemenuhan royalti kepada pencipta lagu. Mechanical right lebih kompleks, salah satunya adalah soal video klip yang menjadi bagian dari sebuah lagu.

"Mechanical right itu adalah hak atas penggandaan suatu karya cipta, baik diubah bentuk atau diperbanyak. Jadi misalnya ada master, terus ada perusahaan karaoke, digandakan, ada mesin yang disewakan," ujar Eddy.

"Karya cipta yang diubah bentuk harus ada lisensi, kalau ga beli ya gak bisa. Sedangkan performing rights adalah hak atas pengumuman.yang bersifat komersil dan dikelola oleh badan kolektor," tukasnya.

Rahayu Kertawiguna, bos Nagaswara menambahkan bahwa dirinya ingin membuka cakrawala masyarakat tentang hal ini. "Tapi sebenernya tempat karaoke bukan ga ngerti. Berlagak ga ngerti aja, mengabaikan. Itu UU tahun 2002. Kalau performing right tahu, seharusnya mechanical juga tahu," imbuhnya.

"Yang buat kami sedih, mereka tak ada hati. Mereka juga gak hati-hati. Karya video klip kan ada karya seninya. Pembuat kan ada estetikanya. Bahkan ada lagu yang dibikin versi house musicnya. Seperti itu kan dirusak semuanya. Lagu, gambar, dan estetika," tandas Rahayu.