Debu Pukau Warga Bogor

Kapanlagi.com - Penampilan Debu yang melantunkan lagu-lagu beraliran world music sekaligus berlirik dakwah berhasil menyita perhatian warga muslim Bogor saat tampil di peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul ke-21 KH R Abdullah bin Nuh di Balaikota Bogor, Selasa (25/3) malam hingga Rabu (26/3) dini hari.

Ketika penyanyi utama Debu, Mustafa Ibnu Daood mengucapkan terima kasih kepada penonton, setelah kelompok musiknya menampilkan 10 lagu, masih banyak penonton yang meminta terus tampil. Padahal, saat itu, jam sudah menunjukkan pukul 00.40 dinihari.

"Terima kasih atas perhatian dan apresiasi saudara-saudara semua. Kami tampil di sini sudah ada kontrak dengan panitia menyanyikan sembilan lagu. Tadi kami sudah menampilkan 10 lagi. Jadi kami sudah memberikan bonus untuk saudara-saya semua," ujar Mustafa memberikan pemahaman kepada penonton.

Para personil Debu kemudian meninggalkan panggung untuk beristirahat sejenak. Mereka adalah, Mustafa Ibnu Daood (lead vocal, violin, oud, komposer & arranger), Ali Mujahid Abdullah (bass & backing vocal), Layla Wafiyah (harpa, kanoon, tamborin & vokalis).

Pemain lainnya, Daood Abdullah (drum), Naimah Mahmoud (mandolin, perkusi, oud), Najmah Hakimah (santoor & violin, vocal instructor, komposer), Naseem Nahid DeVoe (perkusi & riq), Muhammad Saleem (flute, perkusi, vokal), Syakura Yasirah (violin), dan Abdul Wahab (perkusi).

Debu mengawali penampilannya sekitar pukul 23.30, dengan lagu Bahrul Mustofa, berbahasa Indonesia. Kemudian melanjutkan lagu Do`a Rakyat yang liriknya menceritakan soal ungkapan hati rakyat kecil terhadap kedzaliman penguasanya. Mustofa mengajak para penonton ikut bernyanyi bersama.

Berikutnya, kelompok musik bervisi sufi ini melantunkan lagu Muntaser dan Dzikir yang liriknya digubah dari shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, serta lagu Nyawa Dan Cinta dan Cinta Saja. Tak lupa juga hit mereka Ucapkan Bersama dan Jangan Duduk. Namun, ketika lagu berakhir pada pukul 00.40, masih ada saja penonton yang meminta tambah lagi.

Menurut Mustafa, lagu-lagu Debu telah diterjemahkan ke dalam empat bahasa, yakni Inggris, Arab, Turki, dan Indonesia. "Saat ini sebagian besar lagu Debu dalam bahasa Indonesia. Karena, Syekh Fattah, orang tua saya yang banyak menciptakan lagu untuk Debu saat ini lebih banyak menciptakan lagu dalam bahasa Indonesia," kata warga negara Amerika Serikat yang saat ini bermukim di Depok ini.

Menurut Mustafa, musik yang dimainkan grupnya beraliran world musik dengan ciri khas khusus, karena instrumennya juga khusus. "Melalui musik kami ingin menyampaikan dakwah melalui lirik lagu-lagu yang kami nyanyikan," katanya.

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

(*/boo)

Rekomendasi
Trending