Diperbarui: Diterbitkan:
"Dalam album ini ada beberapa lagu. Tujuannya adalah bagaimana menggarap musik budaya khas Indonesia supaya bisa terdengar lebih mewah dan pesannya bisa diterima. Lagunya macam-macam ya, ada lagu daerah, lagu anak, yah pokoknya bersifat otentik Indonesia," ungkap Tompi.
Ditemui bersama kedua rekannya di Grand Indonesia beberapa hari lalu, Tompi mengakui bahwa proses rekaman sangat cepat yang tiga hari. Dibantu Tjut Nyak Deviana Daudsjah, mereka memilih Jerman sebagai lokasi produksi. Setelah hari pertama berlatih, dua hari berikutnya langsung menjalani latihan.
Penyanyi yang juga berprofesi sebagai dokter itu menjelaskan jika Devi sudah mengirimkan aransemen musik dan notasi terlebih dahulu sehingga bisa mereka pelajari. Hanya saja karena perbedaan waktu Jerman-Indonesia serta cuaca yang dingin sempat menjadi penghalang saat menjalani proses rekaman.
Advertisement
"Buat saya pribadi, terlibat dalam album ini sangat menarik karena saya satu visi dengan Trio Lestari. Kita ingin membawa perubahan yang baik untuk Indonesia dari hal yang bisa kita jalani. Karena kita musisi, jadi ya bidang ini yang kita pilih," papar Tompi.
Bernyanyi dengan genre lagu yang berbeda, seperti bukan masalah besar bagi Tompi saat terlibat dalam album budaya ini. "Saya menyanyikan lagu Angin Mamiri, Papaya Mangga Pisang Jambu, Bunga Cempaka dan Yamko Rambe Yamko. Semua berkesan karena dibalut orkestra, saya senang dengan aransemennya yang bagus. Apalagi ada lagu dari daerah asal saya, senang sih."
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/aia)
Advertisement