Diterbitkan:
Bukan tanpa alasan, ini karena Taylor Swift ingin karya para seniman, terutama musisi, dihargai lebih oleh para konsumennya. Di sisi lain, ia juga tidak suka dengan kenyataan di mana para konsumen musik bisa menikmati karya para musisi tanpa perlu mengeluarkan uang.
Secara objektif, tentu alasan Taylor Swift atas nasib para seniman musik sangat beralasan. Hanya saja seperti yang dilansir dari Fortune, mantan manager Lady Gaga, Troy Carter, sama sekali tidak setuju dengan sudut pandang sang pelantun Shake It Off itu.
"Menurutku Taylor Swift memang brilian, tapi aku rasa itu cuma argumen lemah. Opsi yang ditawarkan Taylor Swift justru bisa berujung pada pembajakan. Ya, label rekaman menghasilkan keuntungan lebih besar dari Spotify. Hanya saja kita cukup sering direpotkan dengan label rekaman dalam hal pembagian hasil mulai dari proses penerimaannya sampai ke tangan si artis," ungkap Troy Carter.
Advertisement
Kalau kita melihat dari apa yang diungkapkan Troy Carter, masalah sharing profit bukan cuma ada di layanan jasa streaming musik seperti Spotify saja, tapi juga pada label rekaman. Selain kontrak dan sederet potongan biaya operasional lainnya, apa memang si artis bisa menikmati 100% hasil dari semua penjualan karyanya itu?
Lebih jauh, jika para musisi memilih jalan yang sama seperti Taylor Swift, hal tersebut justru akan memicu maraknya pembajakan musik. Alasannya? Tentu saja lebih baik membajak dibandingkan harus membeli lalu merasa kurang puas hanya karena musiknya tidak sesuai dengan selera.
Sedangkan dengan adanya situs layanan jasa streaming musik yang gratis, konsumen bisa memastikan langsung apakah karya tersebut sesuai dengan seleranya atau tidak, bukan cuma melalui teaser musik saja. Selain itu, masalah pembagian keuntungan akan sangat transparan meski secara nominal memang jauh dari keuntungan yang bisa diberikan label rekaman.
Yang paling penting, kualitas sound lagu original akan sangat terasa berbeda dengan hasil bajakan lho KLovers. Mutlak, lebih baik membeli sesuatu yang original. Selain karena kualitasnya terjamin, tidak semua orang bisa menciptakan ide bukan?
Jadi, apa kamu setuju dengan keputusan Taylor Swift atau Troy Carter? Coba kasih pendapat kamu di sini.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(for/ntn)
Advertisement