Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Tidak bisa dipungkiri jika saat ini industri musik global tengah berubah cepat ke arah tren digital. Meski memudahkan para penikmat musik, jelas hal ini juga mempengaruhi daya konsumsi orang terhadap rilisan fisik. Namun d Masiv, berhasil membuktikan dirinya masih bisa bertahan di tengah 'penetrasi musik digital' dengan merilis album kelimanya dalam format CD.
"Ya kan Alhamdulillah kita merilis CD juga, jadi di tengah era digital semua orang meluncurkan album dengan format digital semua. Buat kita, rilis album gak cukup cuma di digital aja, tapi ketika kita punya fisiknya, CD-nya, buat kita kayak apa ya, kayak ijazah buat d Masiv dan Alhamdulillah kita punya lima album dan caranya juga banyak hal, dan kita kebetulan kerjasama dengan mini market, jadi Alhamdulillah, kan Massivers juga banyak, tapi ada beberapa kota yang gak ada mini marketnya, jadi kita bawa ke kota-kota yang ada outletnya," ujar Ryan d Masiv saat ditemui usai pembuatan video klip Melodi di Museum Transportasi, TMII, Jakarta Timur, Senin (13/11).
Selain itu, hadirnya kemudahan dalam mengakses musik secara digital rupanya berhasil memancing unit rock alternative Ibukota ini berpikir mencari cara lain. Hasilnya, komunitas dan interaksi yang terus mereka lakukan bersama para fansnya cukup ampuh untuk meningkatkan minat para penikmat musik terhadap rilisan fisik.
Advertisement
"Kita juga bisa bantu beberapa Massivers yang di luar kota yang belum ada outletnya, jadi kita bantu. Jadi apapun caranya harus bisa kita perjuangkan, apapun kita lakukan yang penting album d Masiv yang kelima, album bisa dimiliki sama banyak orang. Dan salah satu cara kita selalu me-repost siapa aja di Instagram yang udah beli dan itu sangat efektif banget, bukan hanya Massivers aja tapi juga yang mungkin belum terdaftar di komunitasnya d Masiv dan dia juga beli. Kita coba tanya di beberapa outlet habis. Alhamdulillah," lanjut sang frontman.
Tak hanya itu saja, Ryan juga mengungkapkan betapa pentingnya untuk sebuah band memiliki satu lagu yang mampu memancing rasa penasaran para penikmat musiknya. Namun yang paling menarik, mereka tetap menjaga tradisi lawas dengan mengedepankan kolom 'thanks to' pada setiap rilisan mereka.
"Kebetulan lagu Dengarlah Sayang juga bagus dan sering banget diputar di daerah-daerah dan chart juga gak cuma di radio-radio di Indonesia, tapi di Malaysia juga, di YouTube video klipnya viewers-nya udah hampir satu juta juga. Makanya itu juga membantu orang beli dengan CD-nya. Kalo lagunya udah hits, orang pasti juga pengen beli CD-nya, mereka mungkin akan punya fisiknya dan itu kita bakal lebih tau isi lagunya, rekamannya di mana, siapa yang jadi produsernya, foto-fotonya juga bisa liat atau thanks to-nya. Orang kan kadang suka kepo sama thanks to-nya. Kayak Kiki nih, kan sekarang masih jomblo nih, thanks to-nya buat siapa nih? Atau Ray kan lagi pencarian pasangan juga, 'Wah buat siapa nih?' Kalau Massivers itu suka kepo kayak yang dikasih Thanks," pungkasnya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/pur/ntn)
Advertisement