Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Rasanya tak perlu sampai repot-repot terjun ke skena indie lokal hanya untuk mengenal musik Danilla Riyadi. Benar, kami sendiri bahkan sudah mendengar musik yang ditawarkan Danilla ketika ia meng-upload beberapa lagunya yang nikmat di platform SoundCloud.
Benar saja, nyatanya tak butuh waktu lama untuk album TELISIK membuat orang-orang terdistraksi oleh talenta bernyanyi Danilla. Tapi selain suara dan sosoknya yang seru di atas panggung, kami yakin Danilla bisa dibilang cukup geek, dan punya fantasi yang menyenangkan sekaligus mengherankan.
Karena itu kami pun sempat menemuinya beberapa waktu lalu usai Danilla tampil di kota Malang. So, simak obrolan santai antara Danilla dan KapanLagi.com® di halaman-halaman berikutnya yuk.
Advertisement
© KapanLagi.com/Dewi Ratna
Akrab dengan musik sejak kecil, Danilla sendiri menganggap musik sebagai apa?
Danilla: Musik itu, buat aku tuh apa ya. Itu tuh kayak pelarian sih kadan2, kadang kayak tempat apa ya satu ruang spiritual dimana aku di situ aku pbisa mengontrol, ego emosi, semuanya dikontrol ataupun juga mengeluarkan ego, emosi dan segala macem. Jadi kayak tempat di mana, apa ya, yah segala macam yang berhubungan dengan pelampiasan atau justru mengontrol gitu kayak aada sisi harus berikap dewasanya juga di musik nggak yang kayak gimana, eh sok tau ya gue, tapi gitu sih, hahahaha.
Terdengar pertama kali di SoundCloud, Danilla seperti menawarkan sisi yang dark dan kelam dibandingkan sekarang, apa yang membuat kamu jadi seperti itu?
Danilla: Hazeg, apa ya, ehm, SoundCloud (SC) itu itungannya gini, jadi waktu upload lagu Terpaut Oleh Waktu di SC itu udah proses album sebetulnya, jadi aku bingung sih. SC emang merupakan salah satu media promo album itu sendiri, cuman kalo dibilang artis SC aku rada bingung sih, karena pada saat si lagu itu di-upload itu udah lagu ke berapa gitu, TELISIK digarap yang memang niatnya itu akan rilis juga nanti di pasar. Cuma memang SC itu gara-gara, jadi pas sebenernya itu idenya si Lafa sih. Pas kita lagi garap album TELISIK terus dia bilang, 'upload satu yuk,' katanya gitu. 'Upload di mana?,' ungkap Danilla. 'Di SC aja, itu semua musik dan segala macemnya,' ujar Danilla sambil menirukan gaya Lafa. 'Oh ya udah upload, upload aja,' aminnya. Ternyata responnya, ehm.. banyak gitu yang suka dan jadinya banyak beberapa orang yang suka salah pengertian mengenal artis SoundCloud lah, atau ada juga bilang Danilla itu artis YouTube lah, bahkan sampai kayak gitu. Nah kalo sampai sekarang ini yang pasti orang-orang yang dari SC itu juga pernah dengerin dan mereka mau nonton live-nya gitu. Tapi juga nggak tau ya kalo ditanya kenapa bisa sampai ke sini tuh sebetulnya semua karena mereka-mereka yang mendukung buat apa namanya, buat nontn aku secara live setelah mereka cuma ndengerin doang.
Lalu soal musik yang dark dan kelam?
Danilla: Musiknya, sebetulnya kayaknya gini sih. Kalo yang di SC emang pada dasarnya aku sama Lafa tuh orangnya tuh katakanlah kelam gitu ya, kita emang suka musik yang sedikit minor. Cuman ketika album TELISIK itu diluncurkan, ada titipan bahwa, 'jangan gelap-gelap,' dari sang eksekutif produser ini. Siapa sih yang mau nikmatin musik gelap? Padahal banyak. Tapi memang pada dasarnya lagu-lagu yang ada di TELISIK itu emang karena kita juga suka bikinnya, si Lafa juga suka bikinnya, dan kenapa jadi nggak kelam lagi itu mungkin bisa kejawab di album kedua. Maksudnya dalam arti kalo sebenernya Danilla itu tetap seperti yang awal-awal.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
© KapanLagi.com/Dewi Ratna
Tadi bilang lagi proses bikin album, bisa ceritakan sedikit soal album berikutnya?
Danilla: Albumnya itu yang pasti berbeda sama album telisik, beberapa pernah ada yang denger gitu. Ehm, waktu memilih single yang akan keluar nanti. dan mereka bilang 'kok ini benda banget ya sama telisik?' cuman memang di sini, aku juga masih bingung untuk mengkotakkan dia masuk genre yang mana tapi yang pasti aku bilang aja ini pop sih. Masih kategori pop, cuman memang jauh lebih kelam. karena memang juga pencipta dari album di lagu kedua uda beda juga, jadi di album ke satu lava banyak berperan, namun d album kedua aku yang lebih banyak berperan.
Berbeda dengan TELISIK, pastinya ada yang membuat album ini terasa istimewa. Apa itu?
Danilla: Aransemennya kami berdua. Istimewanya album ini itu, nggak tau ya, kita semua kan menjelajah ya dalam arti, pikiran kita itu suka ke mana-mana, kayaknya album kedua ini bisa membawa pikiran kita travelling ke mana gitu. Karena albumnya itu, musiknya ada ilustratifnya juga ada, terus dreamy-dreamy-nya ada, gloomy-nya ada banget, cuman mungkin cenderung jauh lebih gelap dari (album) sebelumnya sih, seharusnya sih kayak gitu.
Menurut Danilla, apa yang membuat para fans dan pembaca kami harus membeli album kedua ini?
Danilla: Karena di situ, cerita dari album itu yang aku tulis itu pernah kalian alami semua. Misalnya kayak, kalian banyak mau, tapi kemauan kalian menyakiti perasasn orang lain. Atau, kalian pernah mengalami masalah keluarga, atau kalian juga pernah apa ya, pokoknya di album kedua itu kenapa, karena aku bikinnya semua hal yang buruk tentang aku itu aku jadikan lagu.
Advertisement
© KapanLagi.com/Dewi Ratna
Suka atau nggak, K-Pop masih jadi salah satu fenomena dengan hype yang besar sampai sekarang. Sebagai orang yang bergelut di dunia musik, bagaimana Danilla melihat K-Pop?
Danilla: Aku suka sebetulnya K-Pop music. Si G-Dragon aku suka, trus Big Bang aku juga suka, ehm.. terus kalo yang cewek girlband-nya aku suka 2NE1. Kenapa aku suka? Kalo 2NE1 gitu, aku ngeliatnya kayak mereka tuh GB (girlband) tapi nggak cute, keren jadinya. Dan dia kalo nggak salah, salah satu GB yang di-endorse sama Adidas. Wah elo keren banget sih, dan formatnya juga, musiknya juga ada iramanya yang keren dan harmoninya juga lebar menurut aku sih. Aku cukup menikmati K-Pop sebetulnya.
Menurut Danilla, apa yang membuat K-Pop bisa sampai hype banget dan apa poin positif yang bisa diambil?
Danilla: Apa ya, kayaknya sih karena, ehm.. itu whole package sih kalo aku liat, mereka emang membentuk sebuah standar bintang yang cukup massive gitu, jadi mereka bentuknya nggak cuman satu. Mereka bikin SNSD misalnya, mereka bikin standarnya perempuannya yang cantik, dan segala macam itu kayak gini. Terus musiknya juga cute, jadi kayak, dan mereka tuh berkesinambungan gitu, dari musik sampai mukanya, sampai video klip segala macem tuh kayak udah di-set, dan karena ketotalitasan itu dan promo yang terus-menerus gencar, dan orang sini juga kayak baru ngeliat lagi. Karena kalo diliat emang menarik banget, eye catching banget. SNSD katakanlah gitu, karena ketotalitasan sih yang bikin ini menurut aku, akhirnya mereka bikin lagi produk-produk yang sama dan booming, karena kepala kita disudutkan untuk mengikuti standar mereka gitu.
Terus kalau YouTube bagaimana?
Danilla: Kayak Young Lex gitu ya? Ehm, apa ya aku jarang sih nonton YouTube, cuman aku yakin di luar sana banyak orang yang nonton dan mereka suka. AKu pernah nontn si Reza Arab juga karena dia waktu itu main game gitu kan, dan emang komentarnya itu menurut aku, seandainya aku temannya, 'elo tai sih,' cara ngomongnya kayak gitu, lucu lah, cukup menghibur sih, tergantung, ehm orang mau nganggep gimana fenomenanya, seru sih, seru. Sebetulnya, kayaknya aku mendukung-dukung aja. Secara YouTube itu, apa ya, sekarang udah banyak batasan masuk ke televisi gitu, akhirnya karena terlalu banyak batasan yang ada masuk ke televisi, dan udah ada internet, semua orang bebas melakukan apapun, jadi menurut aku kayak fenomena yang menarik dan bukan negatif sih menurut aku. Itu ruang mereka, mereka mau di mana lagi menyalurkan itu.
Benar, itu ruang mereka untuk berekspresi. Tapi sayangnya kita juga masih terikat dengan budaya Ketimuran yang akhirnya membuat sebagian besar publik memandang Young Lex dan Awkarin misalnya, jadi negatif. Menurut Danilla?
Danilla: Setau aku di YouTube itu udah ada filter-nya, jadi ketika orang upload video kalo memang itu vulgar dari YouTube-nya pasti akan nolak, kalo misalnya dari YouTubenya masih menerima berarti sebetulnya itu tidak vulgar (atau negatif). Dan aku pribadi ngeliatnya juga nggak vulgar, karena ehm, itu tadi, kalo aku sih, kasarannya gini, semakin banyak orang yang sensor hal-hal vulgar, semakin besar rasa ingin tahu. Dan gimana ya, mereka berusaha mengikuti standar bule, mungkin memang budaya kita sih, cuman, kalo menurut aku pribadi, ehm, rada bingung gitu jawabnya karena kayak ada 2 perspektif yang berbeda gitu, tapi menurut aku itu sih nggak vulgar sih. Intinya gini, kalo YouTube-nya aja nggak ngelarang, berarti kan ketika ada yang ngelarang itu uda peraturan di negara Indonesia sendiri yang memang punya keterbatasan gitu, dan harusnya sih tidak kayak gitu, kecuali Indonesia mau di situ-situ aja ya udah.
© KapanLagi.com/Dewi Ratna
Katanya kamu dulu gendut, sekarang lebih kurus. Apa kamu diet?
Danilla: Waktu SD sih nggak yang gendut banget, cuman skalaku, aku jatuhnya tuh bongsor, dan orang udah stereotype aja, kalo bongsor gendut. Ehm, (itu pas kelas) 6 (SD), SMP udah mulai rada gemuk, SMA sih yang aku inget, sekarang berat aku 62.
Berarti kamu gendut saat SMA, terus diet jadi solusi atau?
Danilla: Yak, SMA tuh geeendut. Hehehe, sebetulnya nggak ada, dari dulu tuh emang suka, dulu tuh memang pas kuliah sih pas SMA tuh berat badanku tuh 75, sekarang 62, kebayang nggak gendutnya kayak apa? Ya kan? Terus pas kuliah, lama-lama tuh ada momen di mana aku frustasi sekali, sangat, sampai makannya berkurang terus mengurus, nah pas tau rada mengurus jadi rada, 'kok gue ada semangat buat ngurusin badan ya?' Itu aku memang sempet olahraga setiap pagi, atau sore aku naik sepeda, atau kadang aku berenang, tapi lama-kelamaan pindah rumah dan segala macam, akhirnya nggak aktif lagi, dan diet itu kayak, kalo diet makan nggak sih sebetulnya, jadi aku lebih ke olahraganya aja, sudah nggak lagi, banyak ngerokok sih sebetulnya hahaha.
© KapanLagi.com/Dewi Ratna
Suka main game kan? Sejak kapan dan kenapa tertarik, secara kan jarang perempuan yang suka dengan game, terutama sekarang.
Danilla: suka. Sejak kecil, hahaha, itu juga sih karena dulu tuh, dulu tuh badanku tuh gemuk banget, cowok tuh nggak ada yang mau deketin, Danilla tuh gajah bengkak, bla bla bla, itu real dan beberapa temen aku tuh cuman laki-laki doang dan mereka juga main game gitu, tapi aku pribadi sih karena om aku tuh kayak gamer lah, dan saat itu hiburan yang ada sama aku tuh ketika di masa itu game itu, jadi kayak, 'wow ini keren banget'. Plus aku suka sama animasi, jadi otomatis mau main game itu, aku suka animasi, aku suka puzzle, jadi pas dapet game itu dapet animasinya terus nyelesaikan puzzle-nya jadi kayak suka.
Game yang rutin kamu mainkan sampai sekarang?
Danilla: Game-nya sih pasti basi semua orang dengernya, cuman aku ngerasa game ini adalah satu-satunya game yang bisa dimainin kapan saja walaupun lagi kerja, itu The Sims. Karena itu nggak ada matinya, karena kalo main game yang lain nih kebawa ceritanya kan, aku nggak bakalan selesai kalo aku nggak tamatin, terus kalo uda tamat, ya udah. Tapi kalo The Sims kayak, 'ah, gue pause sekarang, gue mainin bualn depan juga masih ada di sini,' gitu sih.
Selain The Sims, game menarik apa lagi yang pernah kamu mainkan?
Danilla: Flappy Bird, itu nggak terkontrol sih mainnya. Apa ya terakhir itu main apa ya, terakhir itu main karena aku baru dipinjemin console sama temenku terus aku main lagi game di PS2, Kingdom Hearts 1.
Kalau soal film, apa yang terakhir Danilla tonton?
Danilla: Terakhir nonton ZOOTOPIA.
Kalau dapat kesempatan untuk main film, kamu ingin memerankan karakter yang seperti apa?
Daniila: Orang gila sih, orang gila, atau pembunuh atau psikopat, fix, hahaha.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/dew/ntn)
Advertisement