Diperbarui: Diterbitkan:
Salah satu maestro musik tanah air ini kembali menghidupkan lagu-lagu lawas ciptaannya dan Dian PP yang disulap menjadi karya modern. Melibatkan sejumlah penyanyi muda seperti Citra Scholastika dan Angel Pieters, kematangannya sebagai musisi terlihat dari warna yang ditawarkannya.
Untuk memuluskan penjualan karya tersebut, produser album menggaet arranger top yang punya kualitas mendunia. Meski begitu, baik Fariz maupun Dian tak menyangka bisa bertengger di jajaran album laris di iTunes.
Sempat bertengger di posisi kedua iTunes, album tersebut hampir lampaui album anyar Taylor Swift, 1989. Tapi yang jelas usaha untuk penggarapan album ini memang maksimal.
Advertisement
"Album ini memang nggak sederhana, kita nggak ngirit untuk album ini, arranger yang ngetop kita hire. Kalo sampai bisa juta-jutaan penjualannya untuk masa sekarang memang berat, tapi optimis lewatin angka BEP (break even point), kalo bisa 500 ribu, kata Dian saat ditemui Rabu (5/11) lalu.
Seno M. Hardjo, produser album ini memang punya visi untuk mengajak Fariz RM dan Dian PP untuk muda kembali. Mengambil genre dance di sebagian album, Seno merujuk Calvin Harris dan David Guetta sebagai inspirasi.
Dengan peremajaan karya-karya lama ini, rupanya sempat memberi beban kepada para penyanyi muda seperti Citra Scholastika. Namun dengan bakat dan usaha maksimalnya, ia pun menuai pujian setelah merecycle lagu Kurnia dan Pesona dengan suasana dan karakternya yang khas.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/hen/niz)
Advertisement