[Catatan Editorial] Serunya 5 Hari Bersama NOAH di Taiwan

Penulis: Adhib Mujaddid

Diperbarui: Diterbitkan:

[Catatan Editorial] Serunya 5 Hari Bersama NOAH di Taiwan NOAH @foto: © KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid

Kapanlagi.com -
Oleh: Adhib Mujaddid

Siapa band terbesar di Indonesia saat ini? Sudah pasti salah satunya adalah NOAH. Tiga tahun terakhir, bisa dibilang mereka adalah band paling sibuk. Jadwal pada, baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu jadwal mereka di akhir 2015 adalah tur ke Taiwan. Sebuah konser yang diliput secara eksklusif oleh KapanLagi.com®. Dalam tulisan ini, saya ingin membagikan pengalaman, bagaimana rasanya berada dalam rombongan NOAH selama lima hari. Yap, kami diundang secara khusus oleh Musica Studio, label tempat NOAH bernaung.

Rombongan berkumpul di berkumpul di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Jumat (20/11) jam 11 siang. NOAH tak sendirian, ada band Musica Studio lainnya yang mengikuti tur, Electron 45. Total, rombongan ini berjumlah kira-kira 25 orang. Selain para personel, kami terdiri dari wakil dari Musica, kru, media lokal Taiwan (Indosuara) dan tentu saja reporter KapanLagi.com®.

Uki dan istrinya, Metha Yunatria Hikmah datang lebih dulu, hampir bersamaan dengan Lukman. Sementara itu Ariel dan David datang beberapa saat kemudian. David diantar oleh Papanya, sedangkan sang istri, Gracia Indri sudah tiba beberapa menit sebelumnya. Satu hal yang unik, Ariel datang dengan fashion yang sederhana, terutama di bagian bawah. Pria kharismatik ini lebih memilih mengenakan sendal jepit.

Coba lihat alas kaki Ariel! @foto: © KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid Coba lihat alas kaki Ariel! @foto: © KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid

"Itu karena saya sudah kapok naik pesawat jangka panjang. Kadang-kadang kalau di pesawat terlalu lama kaki kan jadi besar. Nah ini sepatu sempit mau dipakai lagi. Habis itu biar nyaman tidur. Sebenarnya kemarin itu cuma enam jam sih nggak terlalu lama. Cuman udah mindsetnya biar enak di pesawat, kan kursinya udah kecil, jadi biar nyaman dan biar nggak capek di jalan," kata Ariel.

Pesawat terbang tepat waktu. Sangat beruntung, saya duduk di sebelah Ariel. "Hai, tukeran tempat duduk mau? Saya nggak suka duduk di dekat jendela," sapanya. Tentu saja saya mengiyakannya.

Berangkat! © Twitter Musica StudiosBerangkat! © Twitter Musica Studios

Dalam perjalanan, saya sempat mengajaknya berbicara banyak hal, termasuk cabang bisnis sepatunya di Malang, kota kelahiran saya. Ariel antusias berbicara tentang perkembangan bisnis tersebut. Saya sempat mengajaknya untuk wawancara, tapi ia menolak, mungkin momennya masih kurang tepat. Namun ia menjanjikan waktu tersendiri nantinya. Beberapa saat kemudian dia mulai membuka gadget dan memainkan game favoritnya sejak SMP kelas 3, The Sims. Di sela-sela itu, dia juga sempat menonton film yang disediakan oleh maskapai sebelum memilih tidur beberapa jam kemudian.

Sekitar enam jam kemudian, kami akhirnya tiba di Taiwan, negeri yang menjadi tempat mencari nafkah 200.000 Warga Negera Indonesia. Seperti yang saya duga, puluhan fans NOAH sudah menanti di depan bandara. Salah dari mereka sengaja membawa banyak botol minuman yang dibagi-bagikan pada rombongan. Walau jelas mereka sedang kelelahan, namun tetap saja Ariel dan kawan-kawan antusias melayani permintaan foto.

Disambut Sahabat NOAH Taiwan @foto: © KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid Disambut Sahabat NOAH Taiwan @foto: © KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid

Saya sempat berbincang dengan salah satu dari mereka. Namanya Yanuar, pria Surabaya yang sudah bekerja dua tahun di sana. "Total kami berjumlah 200 orang, itu belum termasuk yang tak terdaftar. Rencananya besok kami akan diresmikan sebagai Sahabat NOAH Taiwan sekaligus meet and greet," ceritanya.

Rombongan melanjutkan perjalanan ke hotel untuk beristirahat. Jaraknya tidak terlalu jauh, menghabiskan waktu sekitar 20 menit. Begitu tiba, para personel NOAH segera masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Sementara saya masih ingin menikmati malam di Taiwan untuk pertama kali. Beruntung, Dirly (vokalis Electron 45) mengajak saya untuk makan di gerai fastfood di depan hotel. Sisa malam itu pun saya habiskan bersama para personel Electron 45, Dirly, Tyo Nugros, Dimas dan beberapa kru lainnya.

Electron 45, bersahabat! © KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid Electron 45, bersahabat! © KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid

Banyak hal yang kita bicarakan malam itu. Tio sebagai yang paling senior bercerita banyak tentang pengalamannya sebagai musisi. Sedangkan saya antusias menceritakan kejadian-kejadian seru sebagai seorang jurnalis. Cuaca kala itu mirip dengan Malang atau Bandung saat sedang dingin ditambah angin yang bertiup kencang.

Keesokan harinya, sekitar pukul 11.00 waktu setempat, saya diberi kesempatan untuk berada dalam satu mobil dengan para personel NOAH. Kami berangkat ke venue untuk checksound dan meet and greet. Saya merasakan benar kekompakan mereka. Walau saya tak begitu paham dengan apa yang mereka bicarakan (karena menggunakan Bahasa Sunda), namun jelas terasa mereka sangat enjoy dengan perjalanan ini. Selain bercanda, di dalam mobil mereka terkadang sibuk dengan gadget masing-masing

Tak terlalu lama, kami akhirnya tiba di venue, Taoyuan Stadium. Stadion ini megah, rapi dan sangat pas untuk digunakan sebagai konser. NOAH lebih dulu menjajal panggung. Setelah itu giliran Electron 45. Usai checksound, NOAH langsung menuju ruangan meet and greet sekaligus meresmikan fansclub. Sebuah tumpeng pun menjadi saksi keakraban mereka. Sekali lagi saya melihat betapa masing-masing personel sangat ramah pada fans.

Akhirnya resmi! @foto: © KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid Akhirnya resmi! @foto: © KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid

Jelang petang, saya bergabung dengan para personel NOAH, Gracia dan Metha menuju 101 Tower, sebuah gedung yang konon pernah menjadi bangunan tertinggi di dunia. Di sana terdapat beberapa mall, karena selera masing-masing berbeda, mereka pun berpencar. Saya bersama Lukman melihat-lihat casing handphone, setelah itu ia mengajak untuk keluar gedung. Di pelataran gedung, ia melakukan hobinya, fotografi. Dari obrolan kami, tampak jelas bahwa Lukman memang menggilai kegiatan yang satu ini.

"Kamera cuma satu, Sony A7R Mark 2. Sekitar 50 (juta). Lensa saya pakai Zeiss semua, biar dapet gambar yang sesuai dengan body kamera lah," kata Lukman.

Beberapa gedung cantik ia foto. Lukman juga sempat memotret David dan Gracia yang bergabung beberapa saat kemudian. Lukman tak segan menawari saya untuk ia potret. Yap, Lukman memang sangat ramah dan jauh dari kesan sombong. Bahkan ia rela berbagi burger pemberian Gracia dengan saya.

Mau difotoin Lukman? © KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid Mau difotoin Lukman? © KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid

Rombongan kami akhirnya kembali berkumpul di titik yang sebelumnya sudah ditentukan. Kami tak langsung berangkat pulang ke hotel karena masih harus menunggu mobil jemputan. Saat menunggu, di luar dugaan tiba-tiba Ariel memanggil saya untuk menepati janjinya. "Daripada diam nggak ngapa-ngapain, yuk wawancara."

22 November 2015, hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Saya berangkat bersama bersama Electron 45 dan kru. Walau konser baru akan digelar pukul 13.00, namun fans sudah memadati venue sejak tiga jam sebelumnya. Prediksi konser ini bakal dihadiri 20.000 penonton tampaknya akan terbukti.

Saya sempat bergabung dengan para personel Electron 45 di ruang ganti. Mereka benar-benar antusias menunggu konser ini. Tak lama kemudian, mereka beraksi di panggung memainkan lagu sendiri dan cover single lain. Walau tergolong masih baru, Tyo Nugros dan kawan-kawan ternyata mendapat sambutan meriah.

Potensi baru dunia musik Indonesia © KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid Potensi baru dunia musik Indonesia © KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid

Sementara itu di sudut lain, NOAH yang baru tiba sedang bersiap-siap di ruang ganti. Seperti yang sering kita lihat di video-video band luar negeri, Ariel tampak sedang pemanasan melemaskan otot. Setelah itu, ia memainkan gitar sambil sesekali menghadap kaca. Suasana sangat santai dan rileks. Tak beberapa lama kemudian, panitia datang mengabarkan bahwa sepuluh menit lagi NOAH bakal perform.

Begini salah satu kegiatan Ariel di ruang ganti © KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid Begini salah satu kegiatan Ariel di ruang ganti © KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid

Mereka pun bergegas berjalan ke arah belakang panggung. Sebuah ritual mereka lakukan, yakni briefing akhir tentang suasana venue dan apa yang harus mereka lakukan. Briefing itu akhirnya ditutup dengan doa. "Penontonnya sangat banyak. Lebih sering interaksi. Mainnya enjoy," kata Ariel pada kawan-kawannya.

Tak banyak yang bisa saya ceritakan tentang aksi panggung NOAH. Seperti biasanya, mereka tampil sangat menghibur dan menunjukkan kelasnya sebagai band papan atas Indonesia. "Apa kabar Taiwan? Kalau kalian butuh enam jam untuk perjalanan sampai ke Taiwan (durasi perjalanan di pesawat), maka kami butuh enam bulan. Kami menginginkan konser ini ini sejak lama,” kata Ariel.

Seperti biasanya, luar biasa! ©KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid Seperti biasanya, luar biasa! ©KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid

Menurut salah seorang panitia, lebih dari 20.000 penonton berada di dalam gedung. Sementara itu ribuan lainnya berada di luar. Dua kata untuk konser ini, Luar Biasa!

Usai konser rombongan kembali ke hotel, sesaat kemudian saya ikut rombongan NOAH menuju Simlin, sebuah pasar tradisional terkenal di Taipei. Ariel tidak ikut kali ini. Sementara David dan Gracia berpencar dengan mobil lain.

Di sana, Metha dan Uki beberapa kali membeli jajanan lokal, buah-buahan segar hingga cumi bakar. Selain itu, kami juga sempat menjajal kelezatan masakan Taiwan. Sedikit aneh di lidah, karena saya lebih terbiasa menikmati masakan Indonesia. Namun bukan berarti masakan itu tidak enak.

Romantis di Taiwan  ©KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid Romantis di Taiwan ©KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid

Sekitar pukul 23.00, akhirnya kami kembali ke hotel untuk beristirahat. Sebuah hari yang menyenangkan bagi saya, malah mungkin salah satu hari yang terbaik, menikmati konser NOAH di luar negeri dan diakhiri jalan-jalan seru bersama para personel yang sangat ramah.

Hari terakhir tiba, kami sudah bersiap untuk pulang jam 6.30 pagi. Pesawat akan terbang jam 09.00. Di bandara, saya sempat menemui Ariel sekali lagi. Kali ini untuk memberikan buku karya saya. Ia dengan senang hati menerima dan membaca cover depan dan belakang. Setelah sempat berfoto bersama, ia memasukkan buku itu ke dalam tas warna krem-nya.

Di dalam pesawat, saya duduk bersebelahan dengan Tyo Nugros. Tak banyak yang kami perbincangkan karena rasa kantuk sangat jahat menyerang. Saya hanya sempat memperlihatkan foto-foto panggung Electron 45 sebelum akhirnya tertidur. Sekitar pukul 15.00, kami akhirnya tiba di Tanah Air. Benar-benar banyak hal yang bisa saya dapatkan dalam perjalanan kali ini.

Sukses berat di Taiwan  ©KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid Sukses berat di Taiwan ©KapanLagi.com®/ Adhib Mujaddid

Satu yang sangat menempel di pikiran saya adalah, mereka sangat ramah. Ariel tampak sangat antusias dengan para penggemarnya. Ia terus tersenyum melihat kamera fansnya entah untuk yang keseratus atau lima ratus kalinya dalam lima hari tersebut. Ia juga merupakan sosok yang sangat cerdas dan pintar ketika wawancara. Dari sekian banyak tokoh atau artis yang pernah saya wawancarai, rasanya Ariel adalah salah satu yang paling cerdas. Percayalah!

Sementara itu, Lukman adalah sosok yang humble dan menyenangkan. Begitu pula dengan David, Uki maupun Gracia dan Metha. Di balik gemerlap panggung besar yang mereka gelari konser, ternyata mereka adalah sosok-sosok hebat yang membumi dan bisa bersahabat dengan siapapun. Dirly, Tio dan teman-teman Electron sangat friendly. Mereka berbicara dengan saya seolah duah kenal sejak lama. Thanks NOAH, Musica, Electron, seluruh kru, Indomedia dan seluruh Sahabat NOAH Taiwan untuk perjalanan dan kesempatan yang luar biasa ini.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/adb)

Editor:

Adhib Mujaddid

Rekomendasi
Trending