Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Perjalanan 4 tahun untuk mengeksplorasi musik akhirnya menuntun Murphy Radio menemukan identitasnya dalam bermusik, math-rock. Karena itu pada tanggal 18 Agustus 2018 kemarin, unit math-rock asal Samarinda, Kalimantan Timur ini resmi merilis debut album penuhnya yang bertajuk SELF-TITLE.
Seperti dimuat dalam press release yang kami terima, album SELF-TITLE dirilis oleh label independen asal Singapura, An ATMOS Initiative dan menjadi rilisan kedua mereka. Sesuai dengan identitas musik yang diusung, Murphy Radio masih menawarkan petualangan audio yang sebenarnya kompleks, namun disajikan dengan sangat ringan.
Hanya saja ada perbedaan antara SELF-TITLE dengan mini album Murphy Radio di tahun 2016, NAFTALENA, di mana mereka meminimalisir karakter nan progresif serta memfokuskan pada pendekatan emosional nan enerjik. Memang tidak sulit untuk menebak referensi band math-rock maupun midwest-emo luar, namun apa yang ditawarkan Murphy Radio lewat albumnya tetaplah fresh dan orisinil.
Advertisement
© Murphy Radio
Album SELF-TITLE sendiri menjadi rangkuman dari frase musikal keseharian dan sudut pandang dari seorang anak perempuan. Mulai dari sekolah, lulus, hingga pendewasaan. Bagaimana setiap track merepresentasikan dari emosi anak perempuan tersebut ketika bertemu dengan momen kesendirian, rasa syukur, keterpurukan, perpisahan, bullying dan ucapan terima kasih atas dukungan dari orang-orang terdekat.
Murphy Radio terbilang sukses dalam meracik riff gitar yang kompleks bersama sentuhan twinkle ala American midwest-emo secara ringan dan earcatching untuk pendengarnya. Tidak heran jika band yang satu ini akan terus meraih pendengar-pendengar baru.
Saat ini album SELF-TITLE sudah bisa dipesan dan di-streaming secara langsung melalui laman Bandcamp An ATMOS Initiative. Sedangkan untuk pemesanan dalam format CD serta update lebih jauh mengenai Murphy Radio, kalian bisa langsung mengunjungi halaman ini.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
© Beeswax The Band
Sudah 4 tahun berjalan sejak Bagas Yudhiswa memulai Beeswax sebagai sebuah solo project di tahun 2014. Sampai pada saat ini, Beeswax pun sudah meretas 3 album penuh serta ikut berpartisipasi dalam 2 album kompilasi yang kemudian membawa mereka menjadi salah satu band yang mengusung sound emo/post-hardcore revival dari Malang.
Banyak kisah yang sudah dicatat Beeswax selama melangkah dan meramaikan skena musik independen lokal hingga akhirnya pada bulan April lalu mereka menegaskan eksistensinya melalui album ketiga, SAUDADE. Untuk itu, menjelang akhir bulan Agustus kemarin Beeswax menggelar showcase yang bertajuk reEMOtion.
Bekerjasama dengan kolektif Kementrian Budaya Urban, gelaran reEMOtion juga menghadirkan beberapa rangkaian acara lain di luar musik sebagai sajian utamanya. Sebut saja open submission artwork yang terinspirasi dari SAUDADE dan sudah dibuka sejak tanggal 14 hingga 19 Agustus mendatang.
Advertisement
© instagram.com/beeswaxtheband
Pada acara ini ada 10 - 15 artwork yang akan dipamerkan. Pemenang utama berhak mendapatkan royalti dari penjualan merchandise yang akan memuat karya mereka. Juga, Beeswax pun mempersiapkan sesi karaoke yang mengajak para pendengarnya untuk meluapkan emosi bersama.
reEMOtion sendiri digelar pada hari Jum'at, 24 Agustus kemarin dengan menunjuk Rust Bar, Malang sebagai venue acara. Semua keseruan mengenai perayaan emosi bersama Beeswax bisa kalian update melalui halaman Instagram mereka di @beeswaxtheband maupun @kemenbudur.
Saat ini album SAUDADE milik Beeswax sudah bisa kalian dengarkan melalui platform streaming digital seperti Spotify. Tentunya menghapal lagu-lagu Beeswax jadi hal yang wajib sebelum larut dan bergembira bersama dalam perayaan reEMOtion.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Advertisement