Soundtrack Film 'DILAN 1990': Kurang Nineties Nih!

Penulis: Natanael Sepaya

Diperbarui: Diterbitkan:

Soundtrack Film 'DILAN 1990': Kurang Nineties Nih! Iqbaal Ramadhan - Vanesha Prescilla © KapanLagi.com/

Kapanlagi.com - Apa-apa Dilan... Dikit-dikit Dilan... Dilan apaan sih??


Itu, adalah celoteh singkat seorang teman setelah membuka Instagram dan Twitter. Sedikit mewakili hype film yang diangkat dari novel best seller karya Pidi Baiq, DILAN. Saya sendiri lebih tertarik dengan band Pidi Baiq, The Panas Dalam, dibanding mengikuti kisah asmara anak SMA yang diperankan Vanesha Prescilla (Milea) dan Iqbaal Ramadhan (Dilan) dalam filmnya. Awalnya begitu.


Ketika tahu kalau seluruh soundtrack film ditangani langsung oleh Pidi Baiq, baru saya mulai tertarik. Sebabnya, saya membayangkan bagaimana Pidi Baiq membuat lagu-lagu yang menggambarkan romantisme pacaran anak SMA nineties. Tentu saja mengingat kalau Pidi Baiq adalah ahlinya mengemas sindiran sosial dan hal-hal receh secara ringan nan jenaka. Tapi soundtrack DILAN ini menarik.


Nah, dalam film DILAN ini ada 7 track yang dibawa Pidi Baiq. Dalam sekali putar dan tanpa pernah menonton filmnya, lagu-lagu ini terasa kurang maksimal untuk membongkar memori kolektif saya terhadap musik-musik di era 90an. Tapi ketika masuk putaran kedua, saya segera merevisi gugatan pada 7 soundtrack ini setelah teringat dengan semua kelakuan dan gombalan norak saat berada di sekitar perempuan yang disuka di sekolah.


Vanesha Prescilla dan Iqbaal Ramadhan perankan Milea-Dilan, cocok nggak sih? © KapanLagi.com/Budy SantosoVanesha Prescilla dan Iqbaal Ramadhan perankan Milea-Dilan, cocok nggak sih? © KapanLagi.com/Budy Santoso


Jadi, yang membuat saya segera merevisi gugatan subjektif itu adalah lirik dan gaya menyanyi yang ada. Sound memang terasa kurang 90s, tapi cukup biarkan saja ketujuh soundtrack itu melantun, simak liriknya. Tanpa perlu menonton, bisa jadi sisi imajinatif anda pun ikut terstimul lewat track Itu Akan Selalu, Kaulah Ahlinya Bagiku, Dulu Kita Masih SMA, Kamulah Mauku, Kemudian Ini, Yang Aku Mau dan Rindu Sendiri.


Lupakan sound musik 90s yang pernah anda tahu. Ingat saja bagaimana lagu-lagu pop yang mengedepankan kekuatan vokal serta lirik. Mulai dari Menghitung Hari milik Krisdayanti, sampai lagu-lagu Melly Goeslaw. Dinamis, lirik-liriknya pun manis. Selain itu pemilihan kata untuk segi lirik juga sangat puitis. Semuanya pas dengan gaya gombalan anak sekolah zaman dahulu.


Selain itu, kisah-kasih di sekolah seolah jadi benang merah yang merajut seluruh ide di setiap track film DILAN. Bagaimana sikap 'malu-malu mau' seorang gadis SMA terhadap teman pria yang disuka, sampai kebiasaan-kebiasaan konservatif sepulang jam pelajaran seperti mengobrol di sudut sekolah, atau boncengan berdua naik motor. Saya malah ingat dengan catatan kecil yang pernah diselipkan di binder gebetan, di mana isinya berupa ajakan untuk pulang sekolah bersama.


Jadi Dilan dan Milea? Cocok-cocok aja kok © KapanLagi.com/Budy SantosoJadi Dilan dan Milea? Cocok-cocok aja kok © KapanLagi.com/Budy Santoso


Seluruh soundtrack ini bicara tentang masa sekolah, sebuah masa di mana Milea dan Dilan saling menawarkan asmara, juga kasih. Tapi aransemen musik yang ada pun tak bisa dikesampingkan begitu saja. Dalam beberapa kali uji coba dengar, saya baru sadar kalau tidak banyak instrumen musik yang dibenamkan Pidi Baiq dalam tujuh track di film DILAN. Ini yang menarik.


Yap, setelah puas terbuai dengan semua kenangan yang tersimpan dalam memori kolektif, kesederhanaan musik yang ada nyatanya membangun mood tersendiri ketika mendengarkannya. Tidak ada yang cepat, semua disapu rata dengan beat medium. Jika ditambah visual yang ada, musik yang melantun seharusnya sudah cukup untuk memaksa kita mengingat dengan semua kisah asmara yang pernah dilewatkan di masa sekolah.


Secara pribadi, sound yang ditawarkan memang kurang terasa 90s, tapi penyampaian lirik lewat vokal hingga tatanan musik yang ada benar-benar berhasil membawa ingatan lama yang naif di masa sekolah kembali muncul. Tak perlu 'ba-bi-bu', cukup pikirkan, 'apa ya alasan untuk bisa mengajak dia pulang bareng? Kira-kira dia suka nggak ya sama mixtape ini?'.



Tanpa maksud berlebih, harus diakui kalau soundtrack DILAN berhasil memancing rasa penasaran saya untuk menonton filmnya. Tentunya karena semua memori di masa sekolah kembali terbongkar. Jika anda seperti saya, mari segera tonton filmnya. Kalau setelah membaca ini anda masih malas menonton DILAN, dengarkan seluruh soundtrack-nya di YouTube lebih dulu. Masih belum tertarik? Beli dan baca novelnya.


Kalau setelah membaca tulisan remeh ini, mendengarkan soundtrack, membaca novelnya dan anda masih belum tertarik untuk menonton film DILAN, sebenarnya, anda pernah pacaran nggak sih di sekolah?


(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/ntn)

Editor:

Natanael Sepaya

Rekomendasi
Trending