Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Meski telah jauh berkembang, namun masih ada sederet tugas yang harus dibenahi di industri musik Indonesia. Sebagai seorang musisi, Muhammad Pradana Budiarto atau yang lebih akrab disapa Dito pun mengungkapkan komentar serta harapannya di Hari Musik Nasional yang jatuh pada 9 Maret ini.
"Terima kasih sudah membuat Hari Musik Nasional. Intinya hari ini gue berharap ke depannya kita punya regulasi yang lebih baik lagi, Pemerintah memperhatikan para musisi, pencipta lagu, dan semua yang terlibat. (Kalau kekurangan soal dunia musik) Mungkin soal royalti ya, terus yang isinya nanti dapat uangnya bagaimana setelah dibeli para label atau sistemnya yang harus diperbaiki dari segi legalitas atau yang lainnya. Per divisinya harus lebih jelas buat nadanya, rekamannya kaya bagaimana," ujar Dito, saat ditemui di bilangan Kuningan City, Jakarta Selatan, Jum'at (9/3).
Sedikit berbeda dengan sang suami, Ayudia Bing Slamet justru memberikan komentarnya dalam segi teknis, seperti regulasi yang ada di era digital ini. Walau begitu Ayudia tetap melihat ada banyak hal positif yang bisa diambil dari era digital meski ada beberapa regulasi yang harus diperjelas dan diperbaiki.
Advertisement
"(Kalau aku) Lebih ke teknis. Selama ini kan Dito selaku musisi bagaimana cuma kan regulasinya harus tetap dibenerin, tapi kita semua digital platform sudah memudahkan sekali. Ibaratnya orang yang suka musik, bikin saja, pasti ada yang dengar jadi selalu bikin karya selalu bikin sesuatu. Sejauh ini sih kita happy banget, apalagi jujur ya, aku kan baru banget terjun ke dunia musik, tapi alhamdulillah responnya bagus banget di offline atau di sosial media. Ya balik lagi, terima kasih banget buat yang sudah dukung musik indonesia," ujarnya.
Sedangkan ketika ditanya mengenai project musik terbarunya, Ayudia pun memberikan sedikit bocoran. Mengerjakan bersama sang suami dan berdasar dari pengalaman berkeliling Indonesia sambil membedah isi buku, Dito dan Ayudia pun berencana untuk menggelar penampilan musik.
"Sudah setahun ini kita ngerjakan musik juga. Yang pasti kita kan biasanya keliling Indonesia buat bedah buku doang, terus kita mikir, 'kayaknya kalau begini terus bosen', jadi setiap kita bedah buku, kita sekalian perform musik, bahkan buku kita belakangnya ada musiknya. Ini pertama kali buku tapi ada soundtrack-nya. Kan biasanya soundtrack buat film, tapi ini buat buku," pungkas Ayudia.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/far/ntn)
Advertisement